15

868 76 4
                                    

"Bu Nara!"

Refleks Nara membalikkan badannya saat ada yang memanggil namanya.

"Ada apa Jus?"

"Yang ini saya belum paham Bu," ucap Justin sembari menunjuk buku yang ia bawa.

"Oh, ayo," ajak Nara kepada Justin untuk belajar bersama di ruangan Nara.

Ini, ini yang Justin inginkan. Berduaan dengan sang guru tercinta. Sebenarnya pada materi yang diberikan Nara kali ini, dia sangat paham.

Tidak, bukan hanya kali ini, Justin itu pintar, dia hanya mencari kesempatan untuk berdekatan dengan sang guru tercinta.

Sesampainya di ruangan Nara, Justin duduk di sofa dan di ikuti Nara yang duduk di sebelahnya.

"Bu?"

"Ya? Mana yang kurang paham?"

"Eum...Bu Nara?"

"Ada apa Jus?" tanya Nara sembari menatap Justin.

"Kalau ada murid yang suka sama gurunya itu wajar ngga sih?"

"Wajar aja sih, memangnya kenapa?"

"Kalau saya suka sama ibu wajarkan?"

"Hah?"

"Bu, kasih saya kesempatan buat milikin ibu."

"Kamu ngomong apa sih Jus?"

"Seenggaknya 1 minggu."

"Jus, kamu kenapa sih? Katanya tadi belum paham sama materinya?"

Justin menggenggam tangan Nara erat. "Aku suka sama ibu," ucapnya sembari menatap mata Nara dalam.

Nara mencoba melepas genggaman Justin, namun yang ada genggaman itu malah semakin erat.

"Y-ya, terserah kamu," ucap Nara karna tidak kuat merasakan sakit di tangannya yang serasa di peras.

Justin tersenyum cerah lalu mengecup bibir Nara. "Makasih Bu, jadi mulai hari ini kita pacaran," ucapnya senang.

Mata Nara melebar saat bibir Justin mengecupnya, tambah kaget lagi dengan ucapan Justin.

Ia bilang terserah itu untuk Justin yang menyukainya bukan untuk yang memberi kesempatan.

Justin melepaskan genggamannya, lalu memeluk Nara erat.

.
.
.
.
.

"Lo harus gerak cepat Jeff," ucap Fajar kepada Jeffrey yang sedang mengerjakan urusan kantornya.

"Jar, mending lu pulang deh! Lo udah bilang itu dari tadi," ujar Adam.

"Lo udah ngga waras deh kayaknya," ujar Deka kepada Fajar.

"Enak aja lo, masih waras walafiat."

"Ya elu! Orang temennya mau nikung malah lu dukung!"

"Eh! Lu juga mikir kali, si Jepri udah punya istri goblok!"

"Ya kalo udah punya istri tapi ngga bahagia ya sama aja. Kita harus dukung Jeffrey!"

"Gue aduin istri lo ye!" ancam Adam.

"Janganlah anjing, mati gue kalo ketauan!" ujar Fajar panik.

"Udah deh! Yang punya istri itu matanya ngga usah jelalatan! Yang bisa cuma gue sama Adam!"

"Eh eh! Tapi gue denger-denger nih ye. Si Bian hamilin anak orang!" ucap Fajar seraya membenarkan duduknya.

"Weeh! Jangan ngadi-ngadi lo!"

Jeffrey mendengus melihat teman temannya yang ribut, ia juga memikirkan perasaannya untuk Nara.

Apakah perasaan ini beneran atau hanya sesaat. Namun ketika melihat Nara bersama pria lain ia selalu menjadi uring uringan.






___

Ini nih yang jadi rebutan :D

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ini nih yang jadi rebutan :D

Tbc...

Bapak-Anak : First Sight ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang