Hari ini Nara akan pergi ke rumah orang tua Dika.
Akhir-akhir ini Nara menjadi dekat dengan Dika, dia sudah tidak memperdulikan hubungannya dengan Bian yang mulai renggang.
Dan untuk rasanya pada Jeffrey, itu hanya sesaat karna sekarang ia mulai mencintai Dika, cintanya dulu kembali bersemi.
Akhir-akhir ini juga Justin, muridnya itu selalu mendekatinya, di lingkungan sekolah maupun bukan, Justin selalu mencari kesempatan untuk mendekatinya.
"Ayo masuk," ajak Dika, Nara tidak sadar jika sekarang sudah sampai di rumah orang tua Dika.
Nara tersenyum lalu mengekori Dika, jantungnya berdetak tidak karuan karna ingin bertemu orang tua Dika padahal saat akan bertemu orang tua Bian, dia tidak segugup ini.
"Ma, aku bawa mantu nih!" ucap Dika ketika sudah membuka pintu.
Pipi Nara memerah saat mendengar kata mantu. Apakah Dika berniat menjadikannya istri?
"Loh ini anaknya Mahesa kan?" tanya Papa Dika.
"I-iya Om," jawab Nara gugup.
"Yang dulu ketahuan lagi ngintipin Dika itu kan?" tanya Mama Dika.
Kenapa sih masih inget aja! Astaga mau ditaruh mana nih muka? batin Nara.
"Hahaha iya iya, kamu dulu sering banget ngintipin Dika kalo lagi一"
"Udah kali Pa, malu nih anaknya," ucap Dika memotong ucapan Papanya.
"Hahaha maaf maaf, ayo! Ngga usah gugup gitu, anggap kita orang tua kamu," ucap Papa dika sembari tersenyum.
"Dika, kok kamu bisa ketemu sama Nara?" tanya Mama Dika kepada Dika. "Kamu masih tinggal di Bandung kan?" tanyanya lagi namun untuk Nara.
"Dia udah ngga tinggal di Bandung," jawab Dika.
"Loh?"
"Saya kerja di sini, Om, Tan."
"Ouh, kerja apa?"
"Guru di sekolahnya Nanda," jawab Dika.
"Waah iya? Bagus, berarti ada yang bisa ngawasin cucu Papa," ujar Papa Dika.
"Nanda?"
"Iya, dia ponakanku."
Nara membulatkan matanya kaget. "Anaknya Om Andra?"
"Iya."
Nara mulai kembali akrab dengan orang tua Dika, mereka bercerita tentang banyak hal hingga tak terasa jika hari mulai gelap. Setelah makan malam Dika mengantar Nara pulang ke rumah.
.
.
.
.
."Bian, kamu lagi berantem sama Nara?" tanya Mama Bian.
Refleks Bian menoleh ke arah sang Mama, "Nggak tuh!"
"Terus kenapa akhir-akhir ini Nara ngga ke sini?"
"Dia sibuk Ma, dia kan guru. Apalagi sekarang mau semester."
"Bian, pokoknya kamu jangan sampai putus sama Nara. Nara itu sempurna, dia cocok jadi istri idaman. Kamu harus jaga Nara biar ngga ada cowok yang deketin dia," ucap Mama Bian serius.
Hati Bian sedikit mencelos mendengar ucapan sang Mama, bahkan sekarang ia jarang bertemu Nara.
Mengabari saja sangat-sangat jarang sekarang. Nara juga tidak protes ketika ia tidak mengabari, Nara juga bersikap seperti biasa walau ia jarang menemuinya seperti dulu.
Tapi harus bagaimana lagi? Ia sekarang punya tanggung jawab, apa ia harus memutuskan Nara? Tidak, hatinya tidak rela harus melepas Nara yang begitu sempurna dimatanya.
Nara, maafin aku.
.
.
.
.
.PJeffrey
❤️5.924
PJeffrey Kesayangan💚Comments
@Kadeka Alay lo!
@FajarR Buka chat gue! Penting!
@Bbian Tanamannya pasti banyak yang dari @Kadeka
@Kadeka 2jiti untuk anda @Bbian
@Addam Besok sabilah!
@Kadeka Maksud bapak? @Addam
@Addam Nongki, udah lama ngga kumpul kita @Kadeka
And other comments
Tbc...
KAMU SEDANG MEMBACA
Bapak-Anak : First Sight ✔
FanficNgga tau mau seneng apa sedih dicintai sama bapak dan anak. "Masyaallahh! Ini calon Mama baru Justin." "Jodohku fix!"