chapter two : Aku ini siapa ?

38 7 0
                                    


Menyakitkan sama halnya jika kita tertata pada dunia yang keras ini, seorang diri pula.

🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁

Tidak lama kemudian saat aku sedang aktif-aktifnya dikampus, aku pulang ke kos, rebahan seakan-akan aku sedang baik- baik saja.banyak masalah yang aku lalui, banyak orang yang selalu membuat ku merasa, aku ini anak yang membawa kehancuran, orang yang aku sayang kini cerai hanya karena itu aku sudah tidak bisa bersemangat lagi .

Triiiiinngggggggtriiiingggggggggggg
..
Ternyata telpon dari ibu.
Ibu berteriaak dengan histeris, sambil menangis, dan mengengam telpon yang terhubung dengan ku

"halo nak, kamu dimana? Tolong ibu, bantu ibu, ibu nggak kuat Natasya, ibu rasanya mau bunuh diri, kata ibu sambil menangis, berteriaakkkk

Aku mulai bingung dan ikutan menangis, aku mencoba menenangkan ibu, dan begitupun dengan tetangga yang aku kenal dekat mencoba untuk menenangkan ibu.

Tidak lama kemudian ibu Rt berbicara dengan ku, dan berkata
" Ibu mu sudah resmi berpisah dengan ayahmu, dikarenakan ayahmu jatuh cinta dengan wanita yang ia kenal dalam waktu seminggu" kamu yang sabar yah, ibu mu akan ibu RT jaga.

Tuuuuttutttutuuuututtttu ( telponnya terputus)

Aku hanya diam membisu tak tahu membuka dan membela ibu.
Tak tahu lagi harus membalas telpon ibu seperti apa, aku gugup dan juga keringat dingin.

Lalu aku naik ke atas balkon yang ada di kos ku, aku ingin sekali berteriak, ingin sekali, lalu mengatakan.

Mengapa aku tuhaaaan, mengapa harus aku, mengapa orang yang dulu manis, dan janji tidak akan pergi, ternyata bohongggggggg! orang yang begitu aku sayang ternyata bohong, semua pembohong ..( meneteskan air mata ku)
Ayah yang dulu memanjakan putri satu-satunya ini, kini telah nafsu dengan perempuan lain, dengan perempuan yang tidak pernah aku bayangkan.bagaimana bisa aku membayangkan ibu? Ibu yang mati-matian, nangis tak tertahankan.

"Ambil aku tuhaaaaaaaaaann, ambil saja akuuuuuu" mengapa harus aku yang kehilangan?mengapa tuhaaaan?tidak cukupkah dengan teman-teman yang selalu menginjak aku?tidak cukupkah itu tuhaaaannnnn?"(dengan menangis histeris).

Capek juga yah, hem, :) benar-benar capek dengan keadaan .

Aku akhirnya sadar dan ikhlas atas semuanya, aku belajar memulai kehidupan dengan sendiri, belajar menerima keadaan yang membuatnya yakin, yakin bahwa setiap Masalah tuhan selalu punya jalan terbaik.

Semenjak kejadian itu, Natasya tak lagi seperti dulu, Natasya yang selalu ramah, murah senyum, dan selalu bikin onar kini dia pendiam, tidak lagi senyum sapa, ia lebih suka sendiri, bahkan Erik yang sahabatnya masih bingung dengan tingkahnya, karena itu, Erik mencari tau apa yang terjadi sebenarnya.

Erik menghampiri Natasya yang duduk di balsid atau kantin kampus, ia bertanya

" kamu kenapa Natasya?,kamu selalu menyembunyikan masalah mu, aku ini sahabatmu seharusnya kamu menceritakan semua yang terjadi kepada ku"

"Aku ini siapa Erik?ada apa dengan dunia ku?aku ini anak siapa?aku tidak tahu aku harus mengadu ke siapa" ucapan ku ke erik

Erik dengan ciri khasnya yang suka bercanda lalu mengatakan
" Kamu anak calon ibu mertua aku " haha.
Natasya langsung angkat kaki meninggalkan Erik, lalu erik terus mengejar Natasya untuk meminta maaf.

Tak lama kemudian Natasya menceritakan semua yang terjadi kepada Erik, lalu erik mulai memahami Natasya, Erik kemudian menghibur Natasya dan mengajak Natasya ke suatu tempat.

"Kita mau kemana erik??" Kata Natasya
Sambil menarik tangan Natasya erik tak lupa untuk menunjukkan jalan agar Natasya tidak salah paham.

Sesampai diatas lantai 16 gedung iqra di universitas swasta ini, Natasya melihat pemandangan yang begitu indah, Natasya mulai menikmati angin, dan juga ia melihat pemandangan yang luar biasa.mereka berdua duduk diantara gedung-gedung yang ada dikota itu, dengan cuaca yang bersahabat, dan juga keadaan yang duka menjadi suka.

"Makasih yah Erik, kamu adalah sahabat yang baik" kata Natasya.
Erik hanya bisa mengangguk-anggukan kepalanya sambil tersenyum ..

#######

Fix ini yang di Namakan cowo idaman wkwk.
Dalam keadaan begini masih bisa bercanda Ferguson haha..

Tak lama kemudian mereka kembali, Natasya yang diantar pulang oleh Erik tersenyum sambil menatap jalan, dia bukan jatuh cinta, tapi malah bersyukur punya sahabat seperti erik, dia yang selalu ada dalam keadaan apapun.

Lega rasanya mengeluarkan semua masalah yang ada didalam hati, meskipun pikiran tak lagi bersua, acak-acakan tapi aku bersyukur masih ada orang yang mau menguatkan ku.

tuhan ku.

Ajari aku cara bersabar dan kuat menjadi orang tua untuk anak-anaku kelak
Ajari aku bagaimana caranya menyampingkan keegoisan ini.
Tunjukan kebahagiaan didalam keluarga kecilku kelak nanti
ini hanya sedikit dari banyak nya hal yg ingin ku katakan lewat sebuah tulisan
Ajari aku tetap tenang ketika amarah menyelimuti kehidupan ku
Bagiku tak mudah namun kuharap tuhan mengabulkan sedikit banyaknya doa yg tersirat lewat sebuah tulisan lapuk ini, tergores akan luka, duka yang selalu menerpa, hati yang tak lagi berhati.

Sesampai drumah aku hanya bisa menatap dinding kos ku, yang penuh dengan lumut yang hijau, seakan mati tanpa tersentuh.

Ibu masih di tempat kerjanya, kasian ibu, yang terus-menerus kerja demi sesuap nasi.

Tak tak tak tak tak tak tak tak tak tak tak tak tak tak tak tak tak tak tak..
(Suara hentakan sepatu) tanda ibu sudah pulang.

"Assalamualaikum sayang, kamu sudah makan belum?" Kata ibu

Aku dengan suara kecil menjawab
" Iya ibu sudah kok" padahal aku belum makan karena tidak nafsu makan memikirkan semua hal yang ada dalam hidup ku.

Aku ini sebenarnya siapa? Husss berhenti Natasya kamu harus kuat.

Ibu membuka penutup beras dan ternyata beras ibu sudah habis, mana ibu belum gajian, untung ibu mempunyai sedikit sisa uang kemarin, aku langsung ke warung untuk membeli beras, perjalanan yang cukup jauh, dengan kaki yang masih berjalan, membuat ku semakin mengerti kata SABAR .

Sesampainya di warung aku langsung membeli beras.

Kehidupan yang dulu, adalah kehidupan yang aku rindukan, dimana aku tidak pernah kehabisan bahan makanan, dan juga apapun, sekarang begitu menderitanya aku tuhaaaannnn, sampe sekarang ini secukupnya kubiarkan tenggorokan ku menikmati apa yang ada.

"Assalamualaikum ibu, aku pulang" ucapan ku.
" Iya nak, sini berasnya biar ibu masak" kata ibu dengan ucapan yang paling merdu..

Kok ibu kelihatan pucat tidak seperti biasa ada apa ini, Batin ku seakan memaksakan untuk bertanya ke ibu, akan tetapi aku juga tidak ingin membuat ibu, merasa tertekan, aku memberanikan diri

"Ibu sakit yah? Kok ibu kelihatan pucat sih" ucapan ku kepada ibu.
Ibu hanya bisa diam dan berkali-kali tersenyum ke arah ku.

Aku membantu ibu memasak, dengan nasi dan 2 telur ayam, yang aku masak, dan beberapa menit kemudian akhirnya semua selesai, dengan muka gembira aku langsung menyantapnya bersama ibu, alangkah bahagianya aku melihat ibu makan dengan lahapnya walaupun keadaaan sekarang begini, ibu tidak terlihat kehilangan, padahal rapuhnya aku saat ini .

Selesai makan aku dan ibu lalu beres-beres, aku membereskan sisa makanan dan ibu mulai mencuci tangannya.

Paaaaaaaaaaaakkkkkkkkkkkkkkkkkkkk
(Suara yang cukup terdengar dari ruang dapurku)

"Ibu
"Ibu
"Ibu..........
Aku memanggilnya berkali kali tapi tidak ada sapaannya kembali.

Aku meninggalkan meja makan yang Masih kotor untuk melihat ibu di dapur.








#######

Est . Lanjut yah di part 3 yang penasaran spa hayoooooo heheheeeee



.jangan lupa baca terus, ikuti keseruan membaca.
Vote
Komentar

-
-
-
-

Broken HomeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang