chapter twenty two satu demi persatu

13 2 0
                                    

Penyesalan kini menyelimuti hati Natasya, entah apa yang harus dia lakukan untuk saat ini, mencoba menjadi perempuan yang kuat namun sulit, begitu banyak penderitaan yang dialami olehnya .namun apa yang terjadi sekarang Dimas yang awalnya berniat menjaganya ternyata hanya menjadikannya sebagai pemuas nafsunya itu, sangat disayangkan lagi saat ini Natasya semakin tidak bisa mengontrol dirinya, hingga saat ini dia hanya bisa menangis dan berdoa,. semoga ada keajaiban.

Dimas yang mulai mempersiapkan pesta pernikahannya dengan sekretarisnya itu, membuat sebuah mata tak berkedip sebab pesta kali ini benar-benar berbeda, pernikahan yang sangat mewah .

Hingga pada akhirnya Natasya mulai bangkit akan semua itu, dia mulai bekerja hari ini ditempat laundry yang katanya seharian dia harus stay Natasya mencuci begitu banyak pakaian hingga menyetrika dan melipatnya, begitu perjuangan yang dirasakan Natasya.

Seolah jadi babu, mandiri, mengerjakan semua, dan makan pun seadanya, membuat desakan seakan mati, hingga akhirnya Natasya menyadari bahwa tak ada yang betul-betul menerimanya lagi didunia ini.

Apa yang menjadikan semua nampak seperti terbuang, hingga saat ini Natasya juga kenapa sebodoh itu, dia benar-benar trauma lagi mengenal laki-laki.

Perempuan yang dengan
segala ketidaksempurnaan yang
dimilikinya, akan menyempurnakan
segala sesuatu yang ada pada dirimu
dan semua hal di sekelilingmu.
Ketika kau melihat seorang
perempuan dari masa lalu yang tidak
sempurna, kau tengah melihat seorang
perempuan hebat dengan seluruh
keajaiban yang ada dalam hidupnya."
Sontak tangis kedua setelah dua tahun
yang lalu kutahan kembali
kutunjukkan

Mungkin mudah untuk kalian melihat hidupku dari kaca mata kalian, semua yang ku inginkan selalu terpenuhi apapun itu. Yaa mungkin itulah 1yang selalu aku perlihatkan kepada orang-orang diluar sana, indahnya hidupku, bahagianya menjadi diriku. Tak ada yang mengerti aku selama ini semuanya hanya melihat bahagiaku, melihat aku kuat tanpa tahu betapa rapuhnya aku.

Bertahun-tahun ku menahan ini. Membiarkan rasa benci ini tumbuh besar kepada ayahku yang ku anggap telah menghancurkan hidupku, membiarkanku dalam kesepian yang teramat sakit ku rasakan, disaat teman – teman seusiaku merasakan indahnya jalan – jalan dengan kedua orang tuanya, aku hanya bisa menatapnya dari jauh dan berharap suatu saat itu akan terjadi padaku.

Saat masa-masa kuliah ku berjalan telah merasa jauh dari ayah ku, ku merasa hidup sendirian didunia ini melakukan apapun yang aku suka tanpa pernah takut mengecewakan siapapun, tak pernah perduli akan malunya orang tua jika yang ku lakukan mendapat cemoohan orang. Yaa, kupikir merekapun tak pernah memikirkan aku, tak pernah sekalipun mereka menanyakan aku sehat atau baik-baik saja hari ini, apa yang terjadi pada hidupku hari ini, adakah hal bahagia yang aku dapatkan, mereka hanya perduli hidup mereka.

Ayah dengan istri barunya, ibu yang telah pergi untuk selamanya, mungkin memang mudah disaat mereka berpisah karena saat itu tak sedikitpun aku mengerti akan indahnya kasih sayang, saat itu yang ku pikirkan hanyalah menangis untuk mendapatkan makan meminta pada Ibu, hanya itu yang ku mengerti. Namun saat ini usiaku menginjak 18 tahun bagaimana mungkin aku tak mengerti indahnya kasih sayang yang tak pernah aku rasakan sejak usiaku sekarang ini, disaat Ayah dengan teganya menikah lagi dengan perempuan yang masih muda tanpa memperdulikan bagaimana caraku menjadi dewasa, dan tanpa peduli ibuku.

Namun kusadar Ibuku wanita yang tegar hingga aku sangat mencintainya seperti aku mencintai diriku sendiri, Dia berusaha agar aku mendapatkan cukup kasih sayang hingga aku tumbuh menjadi anak yang pintar dan selalu mendapat peringkat dikelasku, ku sadar beratnya perjuangan Ibu membesarkanku tanpa bantuan ayah, Ibu harus menjadi Ayah sekaligus Ibu untukku.

Ibu bekerja dari pagi sampai sore hanya agar aku bisa seperti anak – anak lain, aku ingat saat kami makan bersama tanpa adanya lauk dan ketika aku kecil aku hanya merengek kepada ibu aku menangis minta dibelikan sepeda dan Ibu dengan berusaha membelikannya, walaupun itu uang ayah.

Saat aku kuliah dia bekerja mati – matian hanya untuk membiayai kuliah ku padahal saat itu spp ku begitu mahal betapa besar kasih sayang Ibu saat itu padaku.

Ibu tahu aku hobi membaca dan apabila TK akhir tahun banyak buku yang akan dibuang Ibu selalu mengambilkannya untukku. Aku kangen saat-saat itu. Aku rindu saat Ibu memelukku ketika aku tidur dan aku lepas pelukan itu karena aku merasa risih dengan pelukannya, saat aku ketakutan dan dia ada untuk menenangkanku, saat dia mengajariku membaca dan menghapal ayat – ayat pendek, aku rindu masa – masa itu. Seandainya aku sadar dulu betapa berharganya pelukan itu aku takkan pernah melepaskannya, aku ingin dipeluk Ibu selamanya, namun kini semuanya terlambat.

Saat teman – temanku menjauhiku Ibu ada untuk menghiburku, Ibu andai saja kau tahu betapa aku merindukan saat itu, saat hangatnya dekapanmu dipagi yang dingin., saat engkau tanpa memperdulikan rasa malumu bekerja sebagai pesuruh saat itu perjuanganmu hanya hanya demi membiayai kuliah ku.
hanya untuk melihat aku kuat menjadi anak yang sukses, namun apa aku menyia-nyiakan diriku demi secuil rasa tanpa trauma

Ayah memanglah sosok yang pernah ada waktu aku masih kecil dia juga bekerja keras Hanya untuk membelikanku susu agar aku tidak kurang gizi. Namun semuanya berakhir saat usiaku menginjak 20 tahun, saat seorang lelaki perempuan memasuki hidup Ibuku dan membuat Ibu melupakan kasih sayangnya padaku.

Selesai pekerjaan ku, bosku disini begitu baik, memberikan Natasya makanan, hingga sampai dikos Natasya lalu memakan makanan itu .

Dia selalu menangis jika membayangkan betapa kejamnya Dimas kepada dia, dia saat ini hanya mengandalkan tuhan untuk menyelesaikan itu semua.

Bagiku Ayah adalah orang yang paling berjasa menghancurkan hidupku. Yaa dia dengan teganya menikah lagi saat aku baru bisa mengucapkan kata ayah. Aku ingat saat itu aku sangat sangat mengingatnya saat ayah pergi dan Ibu mengejarnya hingga pintu depan. Aku tak mengerti kenapa aku mengingatnya. Tanpa memberiku pelukan ayah pergi dan tak pernah kembali lagi. Aku tak pernah mengerti kenapa ayah menikah lagi, apa dia tak pernah menyayangiku sehingga dengan mudahnya dia meninggalkanku dan Ibu.

Ayah, kuharap nanti kamu mengerti betapa sakitnya aku terlahir sebagai anakmu. Sebagai anak yang mungkin tak pernah kamu inginkan hingga kamu dengan teganya meninggalkanku.

Apa sih mau kamu ? Aku tak pernah mengenalmu tapi kenapa kamu punya andil dalam menghancurkan hidupku ? Kenapa kamu mengambil ayahku ? Aku tak pernah mengenalmu ? Apa salahku padamu ? Kenapa kamu tega menghancurkan hidupku ? menghancurkan hati seorang anak perempuan yang rapuh ini.

Aku akan bahagia jika melihatmu menderita. Jika ku mampu aku akan membuat hidupmu menderita ..

Kenapa aku tega kepada sesama manusia ?? Sadar diri aku tak pernah menganggapmu manusia, bagiku kamu lebih rendah dari hewan dan pantas dibasmi. Karena manusia tak mungkin tega menghancurkan hidup anak usia seperti ku, anak perempuan seperti ku, kita sama-sama perempuan yang punya perasaan, lantas mengapa engkau tega masuk kedalam rumah tangga yang dimana ayah dan ibuku telah lama membangunnya bertahun- tahun.

Kamu akan sadar anak perempuan yang hanya bisa menangis ketika kamu mengambil ayahnya membahayakan hidupnya. Aku akan menjadi apa yang ku inginkan untukmu PEREMPUAN TAK TAHU DIRI.

Namun sekarang aku hanya menunggu keajaiban, Natasya hanya bisa menunggu itu semua, dan dia ingin semua orang yang membuangnya menderita.

Lanjut yah dipart selanjutnya..

Broken HomeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang