||
Tes dulu yaa, apakah banyak peminat nya di book ini🙏☺
||
"NA JISUNG!!! SUDAH BERAPA KALI BUNA BILANG JANGAN BERMAIN GAME HINGGA LARUT. INI LAH AKIBAT NYA!!! KAU TERLAMBAT BANGUN!!" Pekik pemuda cantik di ambang pintu kamar sang Putra.
Na Jisung, nama pemuda yang di sebut oleh sang Buna itu menyibak selimut nya dan terduduk dengan mata yang terpejam.
"JISUNG BANGUN!! INI SUDAH SIANG. KAU HARUS BERANGKAT SEKOLAH!!!"
"Na-"
"Tidak Renjunie, jangan memanjakan putra ku. Itu akan membuat nya semakin melunjak!" Sarkas Jaemin Buna Jisung pada Renjun kembaran Jaemin.
Renjun menghela nafas nya. Ia pun menggelengkan kepala nya membawa Minhee di gendongan nya menuju lantai dasar untuk bergabung sarapan pagi bersama keluarga.
"Ji-"
"Ya ya ya Buna, aku akan mandi sekarang. Tolong siapkan seragam sekolah ku" Titah Jisung pada sang Bunda.
Jaemin membulatkan mata nya, apa-apa ini.
"Kau menyuruh Buna mu untuk mempersiapkan seragam sekolah mu disaat kau mengingkari janji mu untuk tidak tidur hingga larut malam? Berhen-"
"Baiklah Buna, Maafkan aku. Sekarang tunggu aku selesai bersiap-siap dan aku akan segera ke meja makan" Ucap sang Putra masuk ke dalam kamar mandi di dalam kamar nya.
Jaemin menghela nafas nya. Mengelus dada nya yang untuk menurunkan amarah nya terhadap sang Putra.
Jaemin segera turun dari lantai dua dan bergabung di meja makan bersama keluarga nya.
"Kau terlalu keras Nana" Ucap Yuta sang Ayah.
Jaemin mendelik pada Yuta dengan ekor mata nya.
"Mengapa kalian selalu memanjakan Jisung? Akibat ulah kalian, Putra ku menjadi semakin tidak mendengarkan ucapanku" Kesal nya.
Mereka terkekeh menatap Jaemin. Pemuda berumur 34 Tahun itu masih terlihat seperti umur 20 Tahunan karena wajah cantik dan imut nya yang menurun dari sang Ibu dan sang Kakak yaitu Renjun.
"Bukan seperti itu Nana. Putra mu sudah berumur 16 Tahun, dia sudah mengerti apa yang benar untuk nya dan apa yang salah untuk nya. Jangan terlalu keras pada cucu ku" Ucap Winwin sang Ibu.
Lagi-lagi Jaemin menghela nafas nya.
"Aku melakukan ini untuk masa depan Jisung. Aku tidak ingin ia tumbuh menjadi anak pembangkang dan tidak tahu aturan. Aku juga tidak ingin di cap sebagai orang tua tunggal yang tidak becus mengurus anak" Jelas Jaemin dengan nada lirih.
Renjun yang berada di samping nya mengelus punggung Jaemin lembut "Kau sudah menjadi orang tua tunggal yang hebat, Nana. Jangan khawatir, kau mempunyai kita"
Jaemin menoleh pada Renjun dengan senyuman lembut nya.
Cup
Sebuah kecupan mendarat di pipi kanan Jaemin. Dan pelaku nya adalah Jisung. Si pemuda berpipi gembil itu duduk di samping Guanlin suami Renjun yang sedang fokus pada tablet nya.
"Papa, jangan di biasakan membawa alat komunikasi saat kita makan bersama. Sangat tidak sopan" Tegur Jisung pada Guanlin.
Guanlin terkekeh, ia pun mematikan tablet nya dan fokus pada Jisung yang sekarang sedang memangku Minhee di paha nya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Unrequited Love
RomancePenyesalan Jeno yang meninggalkan Jaemin 15 Tahun lalu. "Ketika penyesalan berawa dari kesalahan, akan ada masanya dimana kebenaran yang akan membunuh penyesalan dengan perlahan" - Na Jaemin. "Akulah penyebab rasa sakit yang begitu parah di hatimu...