아홉

16.9K 2.3K 152
                                    

||

Maaf kalau banyak typo huhu

||

"Kau yakin tidak ingin ayah antar ke restaurant buna mu?" Tanya Hyunjin pada Jisung.

"Tidak ayah, restaurant buna sudah dekat. Ji jalan kaki saja. Terima kasih sudah menjemput Ji ayah" Ucap Jisung membungkuk.

Hyunjin mengusap rambut Jisung.

"Sama-sama. Titip salam pada buna mu, ayah tidak bisa mampir karena masih ada urusan".

Jisung keluar dari mobil Hyunjin lalu melambaikan tangan nya saat mobil Hyunjin beranjak pergi.

Jisung membalikan tubuh nya melangkah menuju restaurant sang buna. Bersenandung kecil sambil mengeratkan mantel nya. Hidung nya memerah karena cuaca yang dingin.

Mata Jisung menyipit saat melihat seseorang yang ia kenal berjalan cepat dengan genangan air mata di kedua mata nya.

Jisung mengikuti orang tersebut diam-diam.

"Apa yang Jeno sajangnim lakukan di daerah sini?" Lirih Jisung sambil menatap pergerakan Jeno.

Jeno menghentikan langkah nya di jembatan yang tidak terlalu ramai orang-orang. Jisung menghentikan langkah nya sedikit berjarak dengan tempat Jeno berdiri.

"AAAARRGGGHH BAJINGAN KAU JUNG JENO!!!" Teriak Jeno melepaskan semua kekesalan nya di samping jembatan.

Jisung speechlees mendengar teriakan Jeno. Seperti Jeno sedang ada masalah.

Jeno memukul kepala nya menggunakan kedua tangan nya. Begitu bodoh karena sudah menyakiti orang yang di cintai nya. Juga tanpa sadar jika diri nya juga ikut membunuh calon buah hati nya.

"Brengsek kau Jung Jeno. Brengsek!!!".

Jisung hendak menghampiri Jeno namun mengurungkan nya karena tidak ingin mengganggu Jeno. Namun mata Jisung langsung membelak saat melihat Jeno menaikan satu kaki nya pada pagar besi jembatan.

Jisung segera berlari dan menarik tubuh Jeno.

"Sajangnim! Apa yang anda lakukan?!!" Ucap Jisung mencoba menarik mantel Jeno.

Jeno menghempaskan tangan Jisung dan mencoba untuk melompat dari pembatas jembatan.

Jisung menggelengkan kepala nya. Ia mencoba menarik tangan Jeno dengan susah payah. Terjadi tarik menarik di antara kedua nya. Jisung yang mencoba menyelamatkan Jeno dan Jeno yang mencoba melompat dari pembatas jembatan. Tidak ada orang disana karena sedikit demi sedikit salju mulai turun.

"SAJANGNIM JANGAN PENDEK AKAL. JANGAN MELAKUKAN HAL YANG AKAN MERUGIKAN MU. JIKA ADA MASALAH SELESAIKAN LAH!!! BUKAN MALAH LARI DARI MASALAH!!!" Teriak Jisung mencoba menahan tubuh Jeno.

"Untuk apa? AKU SUDAH MENGHANCURKAN NYA!! TANPA SADAR AKU SUDAH MEMBUNUH BAYI KAMI!!" Teriak Jeno menangis.

Jisung tercengang dengan apa yang Jeno katakan. Namun tangan nya masih mencoba menahan tubuh Jeno.

Saat Jeno melemah, Jisung segera menarik tubuh Jeno. Dan mereka terjatuh di trotoar yang sudah bertumpuk salju.

Jeno terkulai di samping Jisung.

Jisung segera duduk dan membantu Jeno untuk duduk. Setelah Jeno terduduk, Jisung membersihkan mantel Jeno yang terkena serbuk salju.

"Kenapa kau menolongku?" Tanya Jeno.

Jisung selesai membersihkan mentel Jeno lalu menatap Jeno yang sudah berlinang air mata.

"Tidak semua masalah di selesai kan dengan bunuh diri sajangnim" Jawab Jisung.

Unrequited LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang