열다섯

16.3K 2K 258
                                    


||

Nih double up nihh. Ayok bantu ramein lagi🤭

||

Hyunjin masuk ke dalam ruangan Jaemin dan membantu Jaemin untuk duduk di sofa. Jaemin langsung memeluk Hyunjin, menyembunyikan wajah nya di dada bidang milik laki-laki keturunan China itu. Hyunjin mengusap punggung Jaemin memberikan ketenangan pada orang yang di cintai nya.

"Aku.. Aku takut. Aku takut terjadi sesuatu pada Jisung" Ucap Jaemin bergetar.

"Sssttt hilangkan fikiran negatif mu Nana. Jisung akan baik-baik saja. Laki-laki itu tidak mungkin bertindak cepat untuk memberitahu Jisung tentang diri nya" Ucap Hyunjin.

"Aku khawatir Hwang. Ternyata selama ini, Jeno dan Jisung sering bertemu tanpa aku tau".

"Kau mengetahui ini darimana Jaemin?" Tanya Hyunjin.

"Jeno... Tadi dia bilang jika dia sering bertemu dengan Jisung".

Hyunjin terdiam mencari sebuah solusi untuk keadaan masalah yang kini menyergap Jaemin dan Jisung.

"Aku akan mencari jalan keluar nya" Ucap Hyunjin.

Jaemin mengangguk di dekapan Hyunjin.

••••••

Jeno berjalan lesu menyusuri jalanan kota Seoul. Semua kejadian tadi terekam jelas di otak nya. Bahkan rasa senang dan sesak itu masih di rasakan oleh nya. Jeno senang mengetahui jika selama ini ternyata Jisung adalah putra nya, pemuda yang Jeno bahkan pernah menginginkan nya menjadi putra nya dan ternyata takdir memberikan kenyataan yang sesuai Jeno inginkan. Namun, kembali lagi pada kejadian masalalu. Dimana Jeno meninggalkan Jaemin yang tengah mengandung. Terpisah selama belasan tahun dan tanpa ada nya kabar.

"Anak mu membenci ayah kandung nya. Ia bahkan tidak akan pernah menerima ayah kandung nya".

Air mata Jeno tiba-tiba menetes.

Langkah nya terhenti. Jeno mengedarkan pandangan nya. Jeno kini berdiri di depan gerbang sekolah Jisung. Masih sepi karena belum saat nya jam pulang.

Jeno tersenyum miris. Bahkan tubuh nya pun bergerak sesuai yang Jeno inginkan tanpa meminta.

Jeno sedikit menjauh dari gerbang sekolah Jisung dan lebih memilih duduk di bawah kursi besi di bawah pohon.

Jeno menundukan tubuh nya bertumpu pada kedua tangan nya yang diatas paha nya.

"Takdir selucu itu, ketika aku berharap Jisung menjadi putra ku. Tuhan langsung memberikan kenyataan yang bahkan tidak pernah ku sangka sebelum nya" Lirih Jeno tertawa hambar.

"Sekarang apa yang harus aku lakukan? Memberitahu pada Jisung jika aku ayah nya. Atau memilih diam seolah semua nya tidak pernah terjadi?"

"Haha tapi apa mungkin!!! Anak ku di hadapan ku!! Mana mungkin aku diam saja!!" Pekik Jeno tertahan.

Situasi macam apa ini? Sungguh Jeno membenci diri nya sendiri. Ingin rasa nya Jeno memutar waktu dan lebih bertanggung jawab atas Jaemin. Mungkin sekarang ia sedang berbahagia bersama Jaemin dan Jisung. Bahkan Lami juga tidak akan lahir.

Unrequited LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang