Jaemin, Haechan, Mark dan Jungwoo sudah sampai di bandara Singapore. Keempat nya mencari tempat penginapan lebih dulu karena merasa lelah sudah menempuh penerbangan yang cukup lama."Kita pesan hotel di Holland Village" Ucap Mark.
Ketiga nya mengangguk setuju dan memesan taxi untuk mengantarkan mereka kesana. Sesudah sampai di hotel mereka memesan dua kamar tidur.
"Aku bersama Haechan, Jaemin bersama Jungwoo" Ucap Mark.
Mereka menyetujui nya dan masuk ke dalam kamar hotel masing-masing.
"Apakah Lucas sudah memberikan kabar?" Tanya Jaemin.
Jungwoo menggelengkan kepala nya "Sepertinya mereka belum sampai. Suami ku belum mengabariku apapun".
Jaemin menatap ponsel nya. Ayah dan ibu nya pun juga belum mengabari nya.
"Yasudah kalau begitu aku mandi lebih dulu setelah itu mau langsung istirahat" Ucap Jaemin berlalu masuk ke dalam kamar mandi.
Sedangkan Jungwoo menatap pesan yang Lucas kirim sebelum takeoff.
" **** itu alamat tempat tinggal nya. Jangan berani mencoba mendekat. Pantau dari kejauhan. Mereka mempunyai bodyguard yang terlatih dan kejam".
Jungwoo membuka aplikasi maps dan menyalin alamat yang diberikan oleh suami nya itu.
"Di belakang hotel ini?" Lirih Jungwoo melangkah ke dekat jendela dan melihat kesekitar luar.
Jungwoo melihat sebuah rumah yang lumayan megah di belakang gedung hotel ini.
"Apakah itu yang di maksud Lucas?".
Lama Jungwoo menatap kearah rumah megah itu. Jaemin sudah menyelesaikan mandi nya.
"Jungwoo hyung, apa yang sedang kau lakukan?" Tanya Jaemin mengeringkan rambut nya menggunakan handuk.
"Nana, kemari".
Jaemin menghampiri Jeno.
" Ini alamat yang Lucas berikan padaku. Aku mengecek nya lewat maps dan ternyata lokasi nya di belakang gedung ini. Apakah kau curiga pada rumah megah di sana?" Jelas Jungwoo menunjuk rumah itu.
Jaemin memicingkan mata nya.
"Kau yakin hyung?".
Jungwoo mengangguk "Aku yakin, Nana. Lucas tidak mungkin salah memberikan alamat".
"Kalau begitu malam ini kita berunding untuk rencana besok" Ucap Jaemin.
Jungwoo mengangguk.
••••••
Malam hari nya, Lami melangkah melewati balkon ingin menuju ke lantai dasar. Di balkon itu ada Karina yang sedang menelepon seseorang.
"Baiklah. Urus semua nya. Aku hanya ingin menerima beres" Ucap Karina.
".....".
" Tidak! Jangan! Baiklah, aku saja yang menemui mu. Berikan alamat butik nya padaku. Besok aku kan pergi ke tempatmu" Ucap Karina.
Lami menajamkan pendengaran nya bersembunyi di balik gorden tinggi yang menutupi tubuh nya.
"Dasar menyusahkan. Padahal aku sudah memberikan ukuran tubuh ku dan Jeno! Butik murahan! Jika karena tidak sedang seperti ini keadaan nya. Aku sangat tidak mau menggunakan design murahan dari butik mu" Racau Karina di depan ponsel nya.
"Hahh, aku harus menyewa lagi bodyguard untuk berjaga-jaga saat aku pergi" Ucap Karina masuk ke dalam rumah dan entah pergi kemana.
Lami keluar dari persembunyian nya. Menatap kearah kamar yang Jeno tempati. Ada sesuatu yang Lami rencanakan di otak nya sekarang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Unrequited Love
RomancePenyesalan Jeno yang meninggalkan Jaemin 15 Tahun lalu. "Ketika penyesalan berawa dari kesalahan, akan ada masanya dimana kebenaran yang akan membunuh penyesalan dengan perlahan" - Na Jaemin. "Akulah penyebab rasa sakit yang begitu parah di hatimu...