SPECIAL PART

8K 965 92
                                    

Jam berapa kamu baca part ini?

Seneng gak pas dapat notip?

Happy reading!

Daniel menatap langit luas dengan ribuan bintang yang menghiasi. Garis bibirnya melengkung ke atas, serta tatapan yang terkunci pada salah satu bintang yang paling terang.

Malam ini, hari dimana hubungannya dengan Belvina genap satu tahun. Namun, ia harus merayakannya sendiri. Karena sang kekasih telah pergi ke dunia lain.

"Aku yakin, bintang yang paling terang itu kamu, 'kan?"

Daniel menghela napasnya pelan. Kepalanya ia tundukan, tak terasa air mata perlahan membasahi pipinya. Mengingat gadis itu sama saja membuat luka di hati seorang Daniel. Gadis yang dulu selalu ia dengar teriakannya. Gadis yang selalu menyiapkan bekal untuknya. Gadis yang setia menyatakan cinta, meski Daniel terus menolak.

Namun sekarang semua jadi kenangan. Belvina telah pergi untuk selamanya.

"Andai kamu ada di sini, mungkin malam ini akan jadi malam yang paling indah dalam hidupku, Bel. Enggak ada kamu di sini rasanya gak lengkap. Kamu yang dulu enggak mau jauh-jauh dari aku dan selalu nyuruh aku buat dekat sama kamu, kenapa sekarang kamu yang malah pergi? Kenapa kamu enggak ijinin aku buat liat kamu lagi, Bel ....,"

Daniel meremat dadanya yang terasa sesak. Luka dan rindu beradu menjadi satu. Ia sangat merindukan sosok ceria Belvina. Gadis yang senantiasa menebar senyum manisnya. Namun Daniel sudah tidak bisa melihat itu lagi. Semuanya ... telah sirna.

"Aku nggak sanggup, Bel. Kenapa harus pergi untuk selamanya?"

"Aku nggak pergi, aku tetap ada disisi kamu, Daniel," ujar seseorang di belakang Daniel.

Daniel menoleh. Kedua matanya terpaku pada objek yang ada di hadapannya. Di sana, terdapat seorang gadis cantik dengan senyum manis yang terukir indah di wajahnya. Gadis itu perlahan mendekat ke arahnya.

"Aku nggak pergi. Aku di sini, Daniel. Di hati kamu," ujar gadis itu lembut sembari menunjuk dada Daniel.

Daniel menggeleng tidak percaya. Sosok Belvina kini ada di depannya? Tuhan jika ini mimpi, tolong jangan bangunkan lagi Daniel untuk selamanya. Dan jika ini adalah sebuah kenyataan, hentikan waktu dan biarkan gadis ini tetap ada di hidupnya.

"Ka--kamu masih hidup, Bel?" tanya Daniel memastikan. Cowok itu menangkup pipi Belvina.

Daniel benar-benar tidak menyangka dengan kejadian kali ini. Pasalnya, Daniel melihat bagaimana aksi penusukan itu dan dia tepat berada di samping Belvina kala ia menghembuskan napas terakhirnya. Apa ... itu semua hanya hayalannya?

Apa sebenarnya Belvina memang masih hidup?

Belvina tersenyum lembut. Ia meraih tangan Daniel lalu menggenggamnya erat. "Jiwa dan raga aku mungkin emang udah kembali ke Tuhan. Tapi harus kamu tahu satu hal, hati aku akan tetap singgah di hati kamu. Karena aku percaya, kalau sampai kapanpun kamu akan terus simpan ruang buat aku kan?"

"Aku mau, kamu bahagia. Jangan terus larut dalam kesedihan ini. Kamu berhak bahagia dan nentuin teman hidupmu dikemudian hari, Daniel. Cari cinta baru kamu. Cari orang yang bisa nerima kamu apa adanya. Tuhan, ambil aku karena Tuhan tau ada orang yang jauh lebih baik dari aku buat dampingin kamu," jelas Belvina meyakinkan.

"Gak akan ada orang yang setulus kamu Bel. Cuman kamu yang bisa singgah di hati aku," ujar Daniel.

Belvina menggeleng. "Kamu bilang gini karena kamu belum menemukan dia. Skenario Tuhan itu indah. Jika dulu aku terisksa, maka sekarang aku bahagia. Dan kamu, kamu harus ciptakan kebahagiaan diri kamu sendiri dengan cara, buka mata kamu dan lihat, ada banyak orang yang peduli sama kamu. Dan cobalah untuk terus membuat orang-orang di sekitarmu bahagia. Aku mau, kamu buka hati dan ikhlasin aku ya."

Daniel membawa Belvina ke dalam pelukannya. Pelukan itu benar-benar erat. Daniel tidak akan melepas pelukan ini. Ia tidak ingin kehilangan gadisnya, lagi.

Belvina lagi lagi tersenyum. Waktunya sudah selesai. Ia harus kembali ke asalnya. Ke Sang Pencipta.

Hujan mulai turun membasahi Bumi. Seiring, sosok Belvina perlahan menghilang. Daniel melebarkan kedua bola matanya saat Belvina sudah tidak ada lagi dalam pelukannya.

"Belvina kamu di mana?"

"Jangan tinggalin aku, Bel! Kamu harus tetap ada di sini!"

Daniel terus berteriak sebisanya. Ia yakin, Belvina mendengar teriakannya. Gadis itu hanya bersembunyi dibalik semak-semak.

"Belvina plis keluar! Jangan buat aku gila karena kamu pergi!"

"BELVINAAAAAA!"

Daniel berteriak diiringi dengan suara petir yang menggelegar. Hujan deras tidak mampu mengusir Daniel dari tempat ini.

"Daniel!"

Daniel tersentak. Panggilan itu ...

Dengan cepat cowok itu berdiri. Ia berbalik memandang seseorang yang baru saja memanggilnya.

"Aku tahu dia berharga banget buat kamu. Tapi kamu gak boleh terus terusan kayak gini. Masa depan kamu masih panjang, Daniel,"

Gadis itu tersenyum. Ia meraih tangan Daniel. "Kalau kamu izinin aku, aku mau jadi pengganti dia dalam kehidupan kamu, meskipun harus berbagi tempat. Aku nggak apa-apa. Aku bakal nerima kamu apa adanya. Aku cuman mau liat kamu bahagia, Daniel. Kamu harus bangkit ya ....,"

Kedua mata Daniel mengerjap. Gadis ini .... pahatan wajahnya sedikit mirip dengan Belvina. Dan dia adalah ....

"Clarista, itu nama aku."

Gimana?!

Haha udah ya ... sampe sini aja. Wkwkw

Mampir cerita baruku yaa.

Judulnya Veeresha.

Yg prenjon bakal ngewakilin bgt!

BEDA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang