•3• Bermain-main Rupanya

2.6K 270 11
                                    

•Happy Reading•
✴️

Bel masuk berbunyi sekitar sepuluh menit yang lalu. Dan Niskala masih berdiri di gerbang sekolah untuk menunggu kedatangan Haura. Romantis sekali Niskala menunggu Haura, saking romantisnya Niskala sudah menyiapkan hukuman yang akan diberikan pada cewek itu lebih dari lari 600 putaran.

"Kal, kapan mau ditutup gerbangnya? Kayaknya yang telat cuma 10 orang. Udahlah, biarin aja Haura jadi urusan Pak Yudis," ucap Rozan yang setia menemaninya. Dia wakil ketua OSIS Magenta, dia satu-satu orang yang tak segan pada diamnya Niskala.

"Bu Mariah yang suruh gue urusin cewek itu," jawab Niskala.

"Gak ada siswa-siswi yang berani telat sampe sepuluh menit, Kal. Haura kayaknya udah ada di kelas deh."

Niskala menyunggingkan senyuman miringnya. "Dia lagi main-main sama gue."

Rozan menghela napas dan akhirnya ia pun menyerah untuk membujuk Niskala. Perlu kalian tahu, jika siswi atau siswa nakal sudah di spesialkan seperti ini oleh Niskala, itu artinya tak ada ampun untuk siswa atau siswi tersebut. Dan hebatnya, Haura malah mempermainkan Niskala.

Tak berselang waktu lama, sebuah taksi berhenti tepat di depan gerbang SMA Magenta. Dia Haura, gadis itu memandang takjub sekolahnya. Bagaimana tidak takjub, dia sengaja menerlambatkan dirinya, tapi gerbang sekolah masih terbuka lebar.

Dengan santainya Haura masuk melewati Niskala dan Rozan yang sejak tadi memperhatikannya. Rozan sampai melongo di tempatnya melihat Haura yang hanya lewat begitu saja.

"Kal, lo gak ambil tindakkan?" tanya Rozan.

Niskala yang masih tenang dengan pandangannya lantas mengambil langkah tanpa menjawab pertanyaan dari Rozan. Ia langsung menghampiri cewek itu lalu manarik tas ranselnya tiba-tiba.

Mendapat perlakuan semena-mena itu, Haura berjengit kaget dan hendak protes, tapi tak tersampaikan karena Niskala menariknya dengan langkah lebar hingga Haura harus berusaha menyeimbangkan langkahnya agar tidak tersungkur.

"LO APA-APAAN SIH?!" pekik Haura saat ia sudah berada di pinggir lapangan.

Dengan santainya Niskala menjawab, "Lari 600 putaran."

Haura melipat kedua tangannya di depan dada dengan wajah angkuh. Kakinya berjalan mundur satu langkah untuk antipasi jika saja Niskala melakukan aksi seperti kemarin.

"Gue gak mau!" tentangnya.

"650 putaran."

"Ch! Lo pikir gue bakalan takut? Enggak ya, gue gak bakalan mau nerima hukuman dari lo. Gue gak berurusan sama lo! Urusan gue cuma sama Bu Mariah!"

"700 putaran."

Haura malah tertawa hambar. Rupanya Niskala sedang menakut-nakutinya. Sayang sekali, Haura bukan cewek penakut. Namun, gerakan tubuhnya malah mengkhianati. Haura meneguk air ludahnya dengan susah payah saat tatapan Niskala terus tertuju padanya.

"Gue gak bakalan laksanain hukuman dari lo!" tunjuk Haura pada wajah Niskala. Ia sedang mengalihkan rasa takutnya itu.

"750 putaran."

Haura menghela napas kasarnya dengan wajah dongkol. "Terserah lo mau ngomong apa-"

"800 putaran."

Dalam hatinya Haura sudah ketar-ketir. Apa ini saatnya ia kabur dari Niskala? Ah ya, dia hampir lupa. Semalam, ia merekam Niskala yang tengah berada di Club malam. Apa ia jadikan ancaman saja?

Dark MysteriousTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang