•24• Jealous

1.5K 166 16
                                    

"Ck! Masa iya sih gue harus turun lagi di sini? Capek tau jalan kaki mulu!"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Ck! Masa iya sih gue harus turun lagi di sini? Capek tau jalan kaki mulu!"

Dumelan dari bibir tipis Haura terdengar saat Niskala menghentikan motornya di tempat yang agak jauh dari gerbang SMA Magenta. Meskipun bibirnya terus bergerutu, Haura tetap turun dan melepaskan helmnya.

"Gue udah bilang, gak boleh ada yang tau kalo kita pacaran," ucap Niskala.

Memang benar, Niskala sempat mewanti-wanti untuk menyembunyikan status mereka saat ini. Dengan alasan, Niskala tidak ingin Haura dibully mengingat ia sendiri adalah idola semua siswi di sekolahnya, dan lagi, Haura kini tak memiliki teman. Niskala tak bisa sepenuhnya memperhatikan setiap gerak Haura di sekolah.

"Mau sampai kapan?" tanya Haura dengan wajah yang masih dongkol.

Niskala mengedikkan bahunya samar dengan wajah yang seperti biasanya. Ya, datar. Memangnya Niskala bisa memasang senyuman? Kalo bisa pun hanya beberapa detik, dan tidak bisa tahan dalam waktu yang lama.

Haura menghela napasnya kasar. Sudah berhari-hari Haura harus berjalan kaki menuju gerbang sekolah, jaraknya cukup jauh. Jika saja Haura tidak mau dijemput oleh Niskala, ia pasti akan berangkat sekolah dengan taksi saja daripada harus mengerahkan sebagian tenaganya setiap pagi.

Namun, sayang seribu sayang. Haura tak mau menyia-nyiakan kesempatan untuk terus berdekatan dengan Niskala. Pokoknya, tiada hari tanpa bertemu dengan pacar manekinnya itu. Haura menyebutnya manekin karena Niskala jarang sekali berekspresi. Sekali pun perkataan romantis yang keluar dari mulutnya, wajahnya tetap datar.

Satu hal lagi, Haura dibuat aneh oleh Luna yang tiba-tiba tak acuh padanya. Luna tak lagi mencari gara-gara pada Haura. Sering kali Haura memergoki Luna yang tengah memperhatikannya dan dengan cepat cewek itu membuang muka.

Dan lagi, Kiana yang tiba-tiba sering tersenyum pada Haura meskipun mereka tak lagi akrab atau berbincang. Namun, Kiana hanya melakukan hal itu ketika tidak ada Luna dan Salsa. Haura yakin, Kiana itu tak pernah sekali pun berniat menjauhinya, tapi karena adanya Luna dan Salsa, Kiana jadi tak berani untuk mendekati Haura lagi.

Ternyata, sampai saat ini pun predikat badung tak hilang dari hidup Haura. Ia tak bisa menghilangkan kebiasannya yang lupa akan PRnya sendiri. Dan yang lebih sialnya, Haura melupakan tugas dari Bu Tantri- Guru Matematikanya.

Alhasil, Haura harus keluar dari jam pelajaran Bu Tantri. Haura tak diberi hukuman apapun, tapi ia akan mendapatkan poin minus dalam nilai matematikanya. Tapi bukan Haura namanya jika ia peduli akan hal itu.

Yang Haura perdulikan sekarang adalah Niskala. Haura bersyukur karena dikeluarkan dari kelas oleh Bu Tantri. Ia jadi bisa melihat Niskala yang tengah mengikuti pelajaran olahraga di lapangan basket outdoor.

Tak henti-hentinya Haura tersenyum saat Niskala menyugar rambutnya dengan peluh keringat yang memenuhi wajah. Bahkan sampai kapan pun, Niskala tetaplah tampan, bak pangeran di negeri dongeng.

Dark MysteriousTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang