•35• Yakin dari Keraguan

1K 147 15
                                    

Masih dengan keraguan yang menggerayangi hatinya, Haura masuk ke dalam mobil yang sudah dibukakan pintunya oleh Niskala

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Masih dengan keraguan yang menggerayangi hatinya, Haura masuk ke dalam mobil yang sudah dibukakan pintunya oleh Niskala. Setelah duduk manis di samping kemudi, pintu mobil ditutup kembali, dan Niskala pun ikut masuk dan duduk di kursi kemudi.

Setelah memastikan Haura memakai sabuk pengamannya, barulah Niskala melajukan mobilnya untuk meninggalkan halaman luas rumah itu.

Sementara itu, yang Haura lakukan saat ini adalah pasrah dengan pilihannya sendiri. Ia sudah memilih untuk ikut bersama Niskala, masa bodoh dengan konsekuensi yang akan ia terima nanti. Yang terpenting sekarang Haura berada di dekat cowok itu.

Beberapa menit setelah mobil Tesla hitam Niskala meninggalkan pekarangan rumah, mobil Fortuner dengan warna yang sama berhenti di tempat itu. Keluarlah Nolan dari mobil itu dengan pandangan yang langsung tertuju ke arah pintu rumah.

"Mereka baru saja pergi. Ikuti dan jangan sampai hilang jejak," ucap Nolan pada anak buahnya lewat alat kecil yang terpasang di telinganya.

Dengan pandangan yang belum berpindah, Nolan berdecih, "Gadis ceroboh. Dia memilih tempat berbahaya untuk berlindung."

Ponsel yang berada di saku jaketnya bergetar, tertanda panggilan masuk. Dan yang pertama ia lihat di layar adalah nama Ryu.

"Hallo?"

"Bawa Haura pulang. Jika perlu, habisi saja Niskala. Dia bukan orang baik yang bisa Haura percaya."

"Lo nyuruh gue bunuh saudara kembar gue sendiri?"

"Ch! Saudara? Bukannya kalian sudah lama berpisah?"

"Oke. Habisi Niskala? Itu yang lo mau?"

"Iya. Jangan sampai dia ganggu Haura. Dia juga berlian yang dimiliki Andrew. Hilangkan saja!"

Nolan menarik napasnya dan mengeluarkannya secara perlahan. Dengan berat hati ia mengangguk dan menjawab, "Gue akan selalu melaksanakan tugas."

"Itu harus. Karena kalian adalah alat."

Rahang Nolan mengeras dengan matanya yang memandang nyalang ke depan. Ia juga masih manusia, sebejat apapun dirinya, tetap saja ia bisa marah ketika ada orang yang menyebutnya alat.

Panggilan terputus dari Ryu. Dan Nolan langsung menendang ban mobilnya dengan keras, sehingga menimbulkan alarm peringatan yang begitu nyaring.

"Sialan!"

✴️

Selama berada di dalam mobil, raut wajah Haura terlihat tidak tenang. Banyak hal yang ia cemaskan saat ini. Perkataan Ryu yang menyebutkan Niskala bukan orang baik terus mengganggu pikirannya. Bagaimana jika kakaknya itu benar?

Tiba-tiba saja tangan Haura digenggam oleh tangan lebar Niskala yang hanya meliriknya sekilas, karena ia harus kembali fokus ke jalan raya.

Tangan Haura yang dingin diselimuti oleh tangan yang sering ia rindukan itu. Genggamannya meyakinkan Haura yang hampir ragu terhadap Niskala. Tidak, tidak mungkin jika Niskala jahat seperti pamannya. Haura akan menepis semua pikiran itu. Ia akan menghilangkan ragunya.

Dark MysteriousTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang