•Happy Reading•
✴️Pagi yang cerah ini disertai oleh kicauan burung dan suara napas ngos-ngosan dari Haura. Pagi ini, Haura memulai kembali hukumannya. Ia tak peduli mau selelah apa, yang penting rasa takutnya teralihkan.
Ya, dari semalam sampai pagi ini, Haura masih diserang oleh rasa takut. Dan ternyata obat tidur itu hanya meredakan ketakutannya saat tidur saja. Setelah ia bangun, ia malah makin takut dan panik.
Hukuman Haura diawasi langsung oleh Niskala yang sekarang tengah berdiri di pinggir lapang. Hanya sendirian karena Rozan ada urusan penting dengan wali kelasnya.
Sementara di jarak beberapa meter dari Niskala, Luna dan Kiana terus memantau pergerakan Haura. Mereka berdua merasa aneh terhadap sikap Haura yang tiba-tiba menjadi penurut.
Tambah aneh saat Haura sama sekali tak menyapa mereka. Saat tiba di sekolah, Haura langsung berlari di lapangan tanpa henti. Setelah Luna hitung, Haura sudah berlari 20 putaran. Dan itu dalam waktu setengah jam. Saking niatnya, ia sampai memakai pakaian olah raga.
"Liat kearah sana deh, Lun," Kiana menyenggol bahu Luna dan menunjuk jauh kearah samping Luna.
Luna mengikuti arah pandang Kiana. "Mana, Ki?"
"Itu yang cowok. Dia dari tadi kayak merhatiin Haura terus deh. Siapa sih?"
"Gue baru liat wujud dia. Kayaknya dia murid baru," terka Luna.
Kebetulan sekali Rozan melewati mereka dan Luna langsung menahan langkah Rozan. "Eh, bentar dulu. Gue mau nanya."
"Kenapa?" sahut Rozan.
"Itu yang berdiri di sana murid baru?" tanya Luna.
Sekilas Rozan melirik siswa yang ditunjuk oleh Luna. "Oh itu, dia baru masuk hari ini. Dan dia kebetulan ada di kelas 12 IPS 8."
"Kelas gue dong?" kaget Luna.
"Kelas gue juga, Lun," celetuk Kiana.
"Iya maksud gue kelas kita." Sekilas Luna menoleh pada Kiana, lalu beralih lagi pada Rozan. "Dia pindahan dari mana?"
Rozan mengedikkan bahunya. "Gue gak tau."
"Dia di kelas kita juga gak papa, Lun. Ganteng soalnya, hehe...."
Luna melirik pada Kiana yang sudah cengengesan seraya melihat kearah siswa baru itu. "Nah'kan? Sama cogan aja lo doyan. Makanya jangan polos-polos banget jadi orang."
"Ya maap, kan bawaan dari lahir," cetus Kiana dengan wajah cemberut.
"Yaudah deh, terserah."
Niskala yang mendengarkan percakapan mereka lantas ikut menoleh pada siswa yang dimaksud. Dan saat itu juga siswa itu membalas tatapannya dengan seringaian di wajahnya, kemudian berlalu menjauhi area itu.
"Tumben tuh cewek hari ini gak banyak tingkah," ujar Rozan yang sudah berada di sampingnya.
Niskala hanya menggelengkan kepalanya dengan ringan. Kemudian ia menoleh pada Rozan. "Dia baru lari 21 putaran. Lo bisa awasi dia bentar? Gue mau ke toilet."
Rozan mengangguk mengiyakan. "Oke. Gue bisa awasi dia bentar."
"Thanks."
Tanpa berkata-kata lagi, Niskala pergi dari tempatnya berdiri. Yang sekarang ia tuju bukanlah toilet atau apapun. Langkahnya malah berbelok ke halaman belakang sekolah yang tersedia tempat gudang penyimpanan barang bekas di sana.
Ia menoleh kesana-kemari, mencari orang yang hendak ia temui. Untuk apa kesini jika tidak ada niat? Tentu saja Niskala akan menemui seseorang di tempat ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dark Mysterious
Fiction généralegenre : romance-thriller -highest rank- #1 - thriller [07-03-2022] #1 - remaja [07-03-2022] #1 - badboy [13-03-2022] #1 - brokenhome [13-03-2022] #1 - badgirl [21-03-2023] #1 - badgirl [21-07-2023] #1 - school [21-03-2023] #3 - romance [21-03-2023] ...