•7• Ganti Hukuman

2.2K 232 10
                                    

•Happy Reading•
✴️

Beberapa hari Haura tidak masuk sekolah. Dan sekalinya masuk, ia menghebohkan satu sekolah dengan aksinya yang tidak terduga. Berlutut di depan Niskala.

Demi melindungi kakinya yang hampir lumpuh karena hukuman lari 1000 putaran, Haura rela merendahkan harga dirinya.

"Plisssss... Gue mohon... Kurangi hukuman gue. Gue gak bisa lari 1000 putaran!" Haura memohon dengan kedua tangan terkatup di depan wajah.

Banyak mata yang tertuju pada aksinya pagi ini. Sampai-sampai jam perlajaran terhambat gara-gara Haura.

Sementara itu, Niskala berdiri dengan kedua tangan yang dimasukan ke dalam saku celananya. Niskala tak membuka suaranya sejak tadi, hingga membuat seluruh siswa-siswi Magenta menasaran dengan apa yang akan ketua OSIS killer itu lakukan.

"Plisss...." Bahkan Haura sudah memasang wajah memelasnya.

Banyak bisikan-bisikan yang meremehkan dan merendahkannya. Tapi, Haura menghiraukan semua itu, soal harga dirinya yang jatuh, itu urusannya. Bukan urusan orang lain.

"Kal," bisik Rozan. "Udahlah lo turutin maunya dia!"

Niskala mendengus dengan satu sudut bibir terangkat. "Kalo pengurangan gak ada, tapi kalo pergantian, gue bisa pertimbangkan."

Haura langsung mengangguk dengan antusias. "Apapun itu, asalkan jangan suruh gue lari. Mau lo skors gue seminggu, sebulan, setahun-- Eh, engga setahun! Maksud gue mau berapa hari pun lo skors gue, atau suruh gue tulis permintaan maaf sebanyak apapun juga boleh!"

"Oke. Gue bakalan ganti lari 1000 putaran dengan hukuman lain."

Wajah Haura seketika berbinar. "Apapun, ganti sama hukuman apapun. Gue bakalan terima."

"Apapun?" tanya Niskala dengan wajah tenangnya.

"Apapun!" jawab Haura dengan pasti dan penuh keyakinan serta kebodohannya.

"Oke." Niskala melirik seluruh siswa yang memandanginya, kemudian ia menunduk dan melirik Haura lagi. "Semua orang di sini jadi saksi omongan lo tadi. Dan jangan pernah lagi lo tarik omongan lo."

Haura mengerutkan keningnya. Perasaannya tiba-tiba jadi tak enak. Firasatnya mengatakan kalo Niskala akan memberikannya hukuman yang lebih parah dari sebelumnya.

"Eee... Oke!" Meskipun ragu, tapi Haura tetap saja mengangguk.

"Mulai jam istirahat dan sampai masa jabatan gue sebagai ketua OSIS berhenti, lo harus turuti semua apa yang gue suruh dan apa yang gue mau."

Haura membulatkan matanya dengan kaget. Lalu, matanya bergulir ke atas untuk melirik kembali Niskala dengan jelas dari posisinya yang masih berlutut. Mulutnya hendak terbuka untuk protes, tapi sudah didahului oleh cowok itu.

"Itu sebagai ganti hukuman sebelumnya. Gue tunggu kedatangan lo di ruang OSIS, di jam istirahat pertama," tambahnya sebelum berjalan melewati Haura.

Seketika itu juga, Haura langsung terduduk lunglai di tempatnya. Bahunya meluruh begitu saja setelah Niskala hilang dari pandangannya. Alih-alih selamat dari hukuman, pada akhirnya, Haura malah semakin terpental jauh menuju kesengsaraan yang lebih buruk lagi.

Luna dan Kiana yang sedari tadi menyaksikan kelakuan Haura lantas mendekat. Mereka menyadarkan Haura dari keterdiamannya. Bersamaan dengan itu, semua siswi dan siswa bubar.

"Ra! Lu gila ya? Lo lakuin hal kayak gini malah nambah beban tau gak?" omel Luna.

"Gue salah ya?" cetus Haura lesu.

Dark MysteriousTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang