"Huaaammmhh...."
Gadis dengan rambut yang sudah acak-acakan dan badan yang sudah terlentang asal di atas ranjang king size itu menguap lebar dan menggeliat.
Tangan Haura meraba-raba ponsel di setiap dasar kasur miliknya dengan mata yang masih rapat. Namun, ponselnya tak kunjung ia temukan. Ternyata, benda pipih itu ia rasakan keberadaannya di saku sweater.
Tunggu dulu! Kenapa ia tidur memakai sweater yang ia pakai semalam? Apa Huara masih berada di alam mimpi? Dan kakinya juga masih terbungkus oleh sepatu.
Saat otaknya memutar ingatan semalam, Haura spontan membuka matanya dengan lebar. Ia langsung bangkit dan melihat tubuhnya sendiri.
Haura membuka mulutnya kaget. Ia tak percaya pada dirinya sendiri kenapa bisa ketiduran dalam gendongan Niskala. Cowok itu tidak dapat dipercaya, bisa saja Niskala melakukan sesuatu terhadapnya.
"Jadi, Niskala yang bawa gue ke kamar ini? Bentar! Tapi kenapa dia tau rumah gue? Aneh, gue bahkan gak pernah ngasih tau sedikit pun di mana gue tinggal." Haura harus memutar otaknya berkali-kali akan hal itu.
Ada yang lebih parah dan mengejutkan dari ini. Ketika Haura melirik jam dinding, ia terperangah karena waktu sudah menunjukkan pukul tujuh pagi. Dan sudah pasti Haura akan terlambat datang ke sekolah.
✴️
"Aduh! Pak Bambang lagi yang jaga." Haura menepuk jidatnya saat ia sudah mendekati gerbang sekolah.
Sudah bersyukur bukan OSIS yang jaga, tapi pak juga Bambang tidak kalah killer-nya. Soal bentak membentaknya itu lho... Agak sawan kalo ada di depan pria paruh baya tanpa rambut itu. Beliau adalah guru kesiswaan.
Haura hendak putar balik. Tapi, suara teriakan keras membuatnya spontan berhenti bergerak saat itu juga.
"HEH! MURID BADUNG! SINI KAMU! MAU KEMANA? HAH?"
Haura menengok ragu dengan ringisan di wajahnya. Dengan berat hati ia melangkahkan kakinya untuk memasuki area sekolah. Ia ikut berbaris bersama murid-murid yang terlambat. Ada 10 orang termasuk Haura.
"Apa ini? Pakaian ketat? Kamu ke sekolah mau ngelonte? Hah? Mau jual diri?" sengor Pak Bambang sambil menunjuk pakaian yang Haura kenakan dengan tongkat saktinya.
"Terlambat setengah jam, lalu datang ke sekolah memakai pakaian ketat! Doubel sekali ketidakdisiplinan kamu! Ini nih yang rajin merusak nama sekolah! Siapa nama kamu?"
"Haura, Pak," cicit Haura tanpa berani memperlihatkan wajahnya, alias sedari tadi ia menunduk.
"Bukannya kamu sedang dalam masa hukuman ketua OSIS?" tanya Pak Bambang dengan nada masih tak selow.
"Iya, Pak."
"Nama kamu sudah penuh dalam buku catatan hitam siswa. Poin minus kamu juga sudah banyak. Kamu yakin akan lulus sekolah tahun ini?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Dark Mysterious
Fiksi Umumgenre : romance-thriller -highest rank- #1 - thriller [07-03-2022] #1 - remaja [07-03-2022] #1 - badboy [13-03-2022] #1 - brokenhome [13-03-2022] #1 - badgirl [21-03-2023] #1 - badgirl [21-07-2023] #1 - school [21-03-2023] #3 - romance [21-03-2023] ...