•19• Kenekatan

1.4K 186 24
                                    

Semenjak hubungan pertemanan Haura dan Luna rusak, Haura jadi lebih sering sendiri

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Semenjak hubungan pertemanan Haura dan Luna rusak, Haura jadi lebih sering sendiri. Dengan kata lain, ia dikucilkan. Bahkan di dalam kelas pun tak ada satu pun orang yang menyapanya. Cowok culun yang dulunya menyukai Haura, kini jadi sering menghindar dari pandangannya.

Ketika di kantin pun, Haura duduk sendirian di meja. Semua orang sudah mengira Haura benar-benar penderita penyakit mental. Buktinya, seluruh orang memandangnya aneh dengan berbisik-bisik.

Haura dengan beraninya membalas pandangan mereka. Lalu, matanya jatuh pada Luna yang hendak melewati mejanya bersama Kiana dan Salsa, tapi langkah mereka terhenti saat melihat keberadaan Haura.

Haura tersenyum kaku pada Luna. Dengan bodohnya, ia mengajak Luna duduk bersamanya. "Sini, Lun. Duduk di sini aja."

Tanpa membalas ajakan Haura, Luna lewat begitu saja sambil membuang muka dengan sinis. Haura melupakan kenyataan bahwa Luna sekarang sudah membencinya.

Haura mengarahkan wajahnya lurus ke depan tanpa ekspresi. Sendok yang ada dalam genggamannya mengerat. Haura harus menahan dirinya kuat-kuat agar tidak hilang kendali di tempat ini. Marah? Tentu saja. Ia marah pada dirinya, kenapa ia harus menyapa Luna yang sudah tak mau lagi diganggu?

Tiba-tiba saja, seseorang duduk di depan Haura dengan santainya. "Kenapa lo gak makan?" tanya Niskala.

Haura menghela napas panjang seraya melepaskan sendoknya. "Gak nafsu."

Lalu, Rozan yang entah datang dari mana ikut duduk di samping Niskala sambil membawa minumannya. "Numpang duduk sama orang gila," ujarnya diakhiri kekehan.

Niat awalnya Rozan hanya bercanda. Namun, wajah Haura sekarang tidak sedang berada dalam mode santai. Haura sudah menatap nyalang pada Rozan dengan tangan berlipat di depan dada.

Niskala yang menyadari itu, lantas menyenggol tangan Rozan. "Minta maaf."

Rozan hanya kedip-kedip melongo pada Niskala. Kemudian, pandangannya terarah pada wajah Haura yang sudah menampakkan aura menyeramkan. "Hehe... Sorry gue bercanda. Jangan salah, gue gak percaya sama gosip itu."

"Bener kok. Gue pernah di rawat di rumah sakit jiwa," cetus Haura enteng.

Dari wajahnya, Rozan jelas terlihat tegang. Sesaat kemudian, ia melirik Niskala, meminta jawaban pada cowok itu lewat alisnya yang bergerak samar. Sedangkan Niskala mengedikkan bahu hanya untuk memberi jawaban yang tidak jelas.

"Cepet makan. Makanan lo masih banyak." Niskala menggeser piring berisi nasi goreng lebih dekat pada Haura.

"Gue bilang, gue gak nafsu!" tekan Haura.

Niskala melemparkan tatapan tajamnya dan membuat Haura berdecak kesal. "Lo kok rese banget sih jadi orang!"

Rozan yang duduk di tempatnya, bingung melihat tingkah Niskala yang terkesan perhatian pada Haura. "Kal, lo kok... Maksa banget nyuruh dia makan?"

Dark MysteriousTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang