13. Dewasa Itu Sakit

241 22 53
                                    

"Jangan dewasa dulu, ya. Dewasa itu sakit."

~Irenia Alsyara~

~Irenia Alsyara~

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Happy Reading💜

Kini sudah lewat tengah malam dan Alsyara masih setia terjaga. Gadis cantik itu menatap lurus pada brankar di hadapannya di mana seorang laki-laki bernama Alga tengah terbaring dengan tubuh penuh luka. Sudah beberapa jam berlalu dan laki-laki itu belum juga membuka matanya. Entah apa yang terjadi padanya hingga ia pingsan di jalan dengan keadaan yang begitu mengenaskan. Syukurlah, Alsyara yang saat itu kebetulan lewat dengan segera mencari bantuan dan membawanya ke rumah sakit. Luka Alga cukup parah, apalagi bekas cambukan di punggungnya.

Gadis dengan kulit putih pucat itu memperhatikan Alga lekat-lekat. Tak lama kemudian senyum cerah merekah di bibirnya. Sungguh, dia tidak bisa memungkiri bahwa laki-laki itu memang sangat tampan. Wajahnya seindah fajar, tubuhnya setegap ksatria, dan bibirnya punya bentuk yang unik. Belum pernah ia melihat seseorang dengan bentuk bibir seperti itu. Dan sekarang ia bertanya-tanya, seperti apakah senyum laki-laki itu? Apakah semanis madu? Atau secerah matahari? Atau semengerikan lolongan serigala di bawah cahaya purnama?

"Mama ...." Senyum indah di bibir Alsyara lenyap kala ia melihat wajah gelisah Alga yang tampak nyata dalam tidurnya. Kedua tangan laki-laki itu yang penuh luka bergetar dan keringat dingin membasahi wajahnya. Apa yang terjadi pada Alga? Apa dia sedang bermimpi? Dan apa yang dia lihat di dalam mimpinya hingga dia tampak ketakutan dan terluka di saat yang bersamaan?

"Mama ...." Tangan kanan Alga yang bergetar mulai bergerak gelisah. Laki-laki itu seakan-akan sedang mencari uluran tangan seseorang untuk menariknya keluar dari dimensi mengerikan yang ia tempati kala ini. Dimensi mengerikan di mana luka berkuasa atas dirinya.

"Mama ...." Suara Alga terdengar begitu pilu dan menyayat hati. Tangan kanannya masih bergerak gelisah dan napasnya memburu. Alsyara menangkap tangan itu dan menggenggamnya dengan hati-hati seraya berharap bahwa itu cukup untuk menenangkan Alga. Dan benar saja, Alga tampak lebih tenang kini. Wajahnya tidak lagi terlihat gelisah, kedua tangannya tidak lagi bergetar, dan dia berhenti mengigau tentang mamanya.

"Jangan takut. Ada aku di sisi kamu. Segelap dan semengerikan apa pun tempat kamu berada saat ini ada aku di sana. Aku tidak akan pergi. Tidak akan pernah," bisiknya seraya masih setia menggenggam tangan Alga. Pandangannya lurus pada wajah tampan laki-laki itu. Kegelisahan yang tadi bersamanya telah pergi seiring dengan genggaman tangan gadis itu.

Kamu pasti kangen sama mama kamu, ya.

♡As Long As Live♡

Hal yang pertama kali Alga lihat saat membuka mata adalah langit-langit sebuah ruangan yang berwarna putih. Tanpa bertanya pun dia sudah tahu bahwa kini dia tengah berada di rumah sakit. Laki-laki itu meringis kesakitan saat berusaha bangkit dari tidurnya. Namun tidak! Tubuhnya begitu ringkih. Dia tidak mampu bangkit meskipun dia ingin. Pada akhirnya Alga menyerah. Lalu laki-laki itu segera menyadari bahwa kini dia tidak lagi memakai kaus hitamnya. Dan sebuah perban membebat tubuhnya yang penuh luka.

ALGA : As Long As Live Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang