"Aku sudah berusaha membenci, tapi nyatanya aku masih peduli. Aku sudah berusaha pergi, tapi hatiku tetap ingin kembali."
~Algarish Prawiranegara~
Happy Reading💜
Kini sudah tengah malam. Kebanyakan orang sudah terlelap di peraduan malam, menyelami mimpi masing-masing yang entah bagaimana indahnya. Namun Alga masih setia terjaga. Tidak mampu memejamkan mata bahkan hanya untuk sejenak. Dan dia tahu bahwa bahwa di luar sana ada banyak orang yang juga tidak bisa tertidur dengan alasan yang berbeda-beda. Ada yang karena sibuk bekerja, ada yang karena sibuk overthinking tentang pacarnya, ada juga yang karena ketakutan sepertinya. Ya, Alga ketakutan. Karena dia tahu bahwa saat dia memejamkan mata maka mimpi buruk itu akan kembali menghantuinya. Dan itu sangat mengerikan. Alga belum siap menghadapi mimpi buruk itu, lagi.
Menariknya napasnya dalam-dalam. Alga lalu memegang dadanya. Entah kenapa semakin hari sakit di dadanya semakin menjadi. Dan itu lebih menyebalkan daripada apa pun. Namun suara dering ponselnya mengalihkan fokusnya. Mengabaikan rasa sakitnya, Alga segera mengambil benda pipih itu dan mendapati panggilan dari Baron."Kenapa?" tanyanya tanpa basa-basi.
"Beberapa anggota geng kita ditangkap polisi dalam penyerangan tadi siang," jawab Baron di seberang sana yang membuat Alga menegang di tempat. Kebersamaannya dengan Alsyara membuatnya lupa akan keberadaan anggota gengnya. Alga merasa gagal seketika. Sudah puluhan kali mereka tawuran dan baru kali ini ada anggotanya yang tertangkap polisi.
"Sial!" Alga mengumpat. Demi apa pun dia merasa gagal. Dan setelah ini dia pasti tidak bisa berhenti untuk menyalahkan dirinya sendiri.
"Sekarang gimana?" Baron bertanya di seberang sana.
"Kita akan segera membebaskan mereka!" Alga segera memutuskan panggilan itu. Tangannya yang perkasa meremas kuat ponselnya. Namun luka yang bertahta di hatinya jauh lebih kuat dari itu.
Ini semua gara-gara Catherine! Dasar jalang sialan!
♡As Long As Live♡
Matematika adalah pelajaran yang harus dihadapi oleh kelas Alana pagi ini. Dan itu sangat mengerikan. Tentu saja! Karena matematika adalah musuh hampir setiap siswa di dunia ini. Padahal sebenarnya dia ilmu yang cukup sederhana. Kita hanya perlu memahami konsepnya dan semua masalah akan selesai. Jika diibaratkan dengan perang maka kita hanya perlu memahami musuh kita dan akan mudah bagi kita untuk mengalahkan mereka. Namun masalah terbesarnya adalah sulit untuk memahami mereka.
Di depan sana Bu Siska sedang menjelaskan dengan begitu semangat seakan-akan matematika adalah pelajaran paling menyenangkan sepanjang masa. Hanya dia yang tampak benar-benar menikmati pelajaran pagi ini. Dan beberapa siswa ambis plus caper tentunya. Sementara siswa yang lain hanya mampu menganggukkan kepala padahal sebenarnya mereka sama sekali tidak mengerti. Ya, matematika memang selalu menyebalkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALGA : As Long As Live
RomanceKepercayaan adalah dasar dari sebuah hubungan. Namun bagaimana jika kepercayaanmu dihancurkan, diluluhlantakkan oleh dia yang begitu kau percaya? Akankah kau memberinya kesempatan kedua? Ini tentang Alga, seorang ketua geng para berandalan bernamak...