22. Nightmare

62 7 3
                                    

Haloo
Kalian apa kabar? Semoga selalu dalam keadaan baik yaa💜💜💜

Sudah berapa lama yaa aku gak update cerita ini? Kayaknya ada sekitar dua tahun ya? Maaf banget yaa kelamaan up-nya🙏🏻🙏🏻😭😭

Sudah berapa lama yaa aku gak update cerita ini? Kayaknya ada sekitar dua tahun ya? Maaf banget yaa kelamaan up-nya🙏🏻🙏🏻😭😭

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Happy Reading 💜

Dulu Alga dan Alana hanyalah dua orang asing. Mereka memang pernah beberapa kali berpapasan. Namun mereka tidak pernah saling mengenal. Yang Alana tahu tentang Alga hanyalah sang pentolan sekolah yang selalu membuat onar. Seseorang yang kerap kali mengacaukan kerja keras anak-anak OSIS. Seseorang yang sering berdiri di depan barisan setiap upacara bendera karena melanggar atau terlambat. Intinya Alga adalah seseorang yang harus ia hindari.

Sementara Alga bahkan tidak pernah tahu Alana ada di dunia ini. Dia tidak pernah mengenal seseorang bernama Alana Pramoedya. Bahkan saat kepala sekolah kerap kali menyebut namanya karena berhasil mengharumkan nama sekolah bersama teman-teman marching bandnya Alga tetap tidak peduli. Bahkan saat pertama kali saling menatap tajam, bahkan setelah pertengkaran hebat mereka Alga tetap tidak tahu bahwa gadis itu bernama Alana Pramoedya. Satu-satunya yang ia tahu tentang Alana adalah gadis sialan yang dengan lancang melawannya.

Namun siapa sangka pertengkaran itu mengantar mereka menjadi sedekat denyut dan nadi. Alga pernah begitu takut kehilangan Alana. Alga pernah merasa sakit setiap kali melihat Alana terluka dan bahagia setiap kali melihat Alana bahagia. Hingga suatu hari mereka kembali menjadi sejauh bumi dan matahari. Sesuatu hal menghancurkan ikatan di antara keduanya. Alana yang tak tahu bagaimana harus menjelaskan dan Alga yang terlalu cepat menyimpulkan.

Alana bahkan tidak ingat kapan terakhir kali Alga mengantarnya pulang sejak kejadian itu. Jangankan mengantar pulang, bahkan hanya untuk melihat wajah Alana pun Alga enggan. Dan puncaknya adalah saat laki-laki itu meminta dan memohon agar mereka kembali menjadi asing seperti dulu. Agar tidak saling menatap saat mereka berpapasan. Agar tidak saling menoleh bahkan saat mereka berdiri di tempat yang sama. Namun kejadian hari ini kembali mendekatkan mereka. Alga mengobati lukanya dan bahkan mengantarnya pulang.

Senyum Alana secerah cahaya dari lampu-lampu jalanan yang menerangi perjalanan mereka. Kedua tangannya memegang erat jaket laki-laki di depannya. Tidak pernah ia merasa sebahagia ini sejak kejadian itu. Dia harap semesta mau berbaik hati dan menghentikan waktu untuk sejenak agar ia bisa menikmati saat-saat mendebarkan ini lebih lama lagi.

Dan kebahagiaan yang Alana rasakan untuk beberapa saat itu pun harus lenyap saat mereka telah sampai di depan rumahnya. Ada perasaan tidak rela dalam benaknya karena harus berpisah dengan Alga. Namun dia tidak memiliki kuasa untuk menahan laki-laki itu.

"Makasi ya," ucap Alana setelah turun dari motor hitam milik Alga. Alga menganggukkan kepalanya.

"Alana ...." panggilnya kemudian. Ada hal yang sangat ingin dia sampaikan tapi sulit baginya untuk berucap.

ALGA : As Long As Live Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang