Arumi pulang lebih awal dari dugaan Dewo. Dia sudah pulang ke rumah tepat setelah Dewo akan berangkat ke studio.
"Kok cepet?"
"Iya. Mama gak bolehin lama-lama." Arumi pergi ke dapur untuk mengambil minum. Namun tiba-tiba sepatunya terpeleset yang membuat ia hampir jatuh. Hampir jatuh kalau saja Dewo tidak sedang berada di belakangnya.
Dewo memegangi pinggang Arumi, sambil matanya melihat ke arah lantai yang ternyata masih licin walau sudah ia pel. "Hati-hati, semalem ada perang."
"Ya ampun, Mas, semalam kamu apain dapurnya sampai licin semua gini?" Arumi segera memeriksa seluruh lantai dan meja dapur setelah lepas dari pelukan Dewo.
"Gue mau masak semalam, tapi ternyata gak segampang yang gue bayangin. So, gini, deh."
Arumi memperhatikan penjelasan yang keluar dari mulut suaminya. Menatapnya dengan tatapan tajam.
"Tapi tadi pagi gue udah pel lantai sama lap mejanya. Kompor udah gue lap juga, dan wajannya juga gue cuci, lo boleh kok periksain. Kalo masih licin, ya maaf kalo jadi nambah kerjaan."
Arumi menghela napas. "Iya, nanti aku periksa. Mas mau ke studio, kan? Jalan gih nanti telat."
Gue gak sedang diusir, kan? Pikir lelaki itu.
"O-okay. Gue berangkat."
Arumi mengangguk-angguk. "Oh ya, Mas."
Dewo menoleh kembali menatap Arumi.
"Udah sarapan?"
Dewo mengibas tangannya, "gampang itu, sarapan di studio."
Arumi mengangguk lagi. Sedangkan Dewo berancang-ancang untuk pergi. "Gue pamit."
"Mas?" Panggil Arumi lagi.
Dewo balik badan dengan malas. "Apa lagi?"
"Hati-hati?"
Dewo menatap Arumi sekilas, "hm." Kemudian melangkahkan kaki keluar rumah.
Arumi terdiam cukup lama sambil memperhatikan kepergian suaminya itu. Setelahnya segera dia ke atas untuk menaruh beberapa barang bawaannya sekalian berganti pakaian yang lebih santai.
.
..
.
Dewo pulang cepat hari ini. Tepat pukul empat sore lelaki itu sudah merebahkan dirinya di kasur. "Anjir enak banget." Gumamnya.
Matanya menatap plafon kamar, hingga menelusur ke keranjang pakaian kotornya. Seketika Dewo bangun teringat sesuatu.
Gue belum nyuci daleman kemarin
Kakinya beranjak menuju keranjang kotor yang ternyata sudah kosong.
Panik.
Dia kelabakan sendiri melihat keranjangnya yang sudah kosong tidak menyisakan satu helai pakaian satu pun. "Daleman gue di mana anjing!" Umpatnya.
...
..
.
KAMU SEDANG MEMBACA
Marriage Life | Yoon Dowoon
Fanfiction[slow...] Katanya menikah adalah menghabiskan sisa hidup bersama pasangan yang kita cintai. Namun, bagaimana jika menikah dan menghabiskan sisa hidup bersama seseorang yang tidak kita cintai? Bahkan tidak mengenalnya? ©dadancow