Titik Terang

324 35 4
                                    

Dewo maupun Arumi sama-sama terdiam. Hening di antara suara jangkrik dan jarum jam yang berdetak. Arumi mencuri-curi pandang kepada Dewo di depannya, bertanya-tanya apa yang ingin suaminya ini biacarakan.

"Kamu mau jelasin apa, Mas?" Tanya Arumi. "Udah 15 menit loh, kita diem-dieman."

Dewo mendongak, menatap Arumi dengan sendu. Matanya seolah-olah memancarkan kesedihan dan keraguan dalam dirinya. Hal itu membuat Arumi terkesiap dan membeku.

Apa yang sebenarnya terjadi? Batin Arumi.

"Malam ini," ujar Dewo belum selesai. Dengan pasti matanya menatap Arumi lekat. "Malam ini boleh gue tidur ... sambil meluk lo?"

Arumi diam seribu kata. Entah ia ingin bahagia atau sedih. Apa yang telah suaminya lalui sampai terlihat sangat putus asa dan bersalah. Tatapan dan raut wajahnya, Arumi tidak dapat dibohongi oleh semua itu.

Banyak pertanyaan yang ingin Arumi tanyakan, banyak jawaban yang ingin Arumi ketahui. Banyak yang ingin Arumi ketahui, tanpa harus dirinya yang bertanya. Namun saat itu yang keluar hanya, "boleh. Dengan senang hati."  Sambil tersenyum kecil.

Saat waktu malam tiba, Dewo dan Arumi menjadi canggung. Keduanya sama-sama menatap langit kamar tanpa bicara satu sama lain.

"Selamat tidur, Mas." Ucap Arumi. Ia tahu Dewo masih belum bisa untuk mencintainya. Bahkan jika memeluk Arumi masih sulit, tidak apa. Tidak perlu terburu-buru. Arumi pun menutup matanya untuk pergi tidur.

Dewo berdeham. "Gue gak kayak yang lo pikirin."

Arumi tetap diam sambil memejamkan mata.

"Gue percaya sama lo, makanya lo juga harus percaya sama gue. Sorry, gue gak bisa jelasin sepenuhnya." Ungkap Dewo dengan suara yang sedikit gemetar. "Gue bakal usahain untuk ngabarin lo mulai dari sekarang."

Dewo terdiam. Hening lama, sampai akhirnya Arumi berbalik badan ke arah Dewo dan mulai memeluknya dengan mata yang masih terpejam. Seolah-olah Arumi masih terlelap. Dewo yang terkejut hanya tersenyum simpul, sambil membalas pelukan itu dan membawa Arumi lebih dekat.

"Sorry kalo gue terlalu brengsek." Ucap Dewo pelan.

.

.
.

Dewo POV

Gue bangun, tapi Arumi udah gak ada di kamar. Dengan setengah sadar gue pergi ke ruang tamu dan liat Arumi lagi makan buah sambil nonton film animasi favoritnya.

Eh tunggu, sejak kapan gue tau animasi favoritnya??

Langkah gue bikin dia noleh dan nawarin gue buah. Tentu aja gue nolak, dan mutusin untuk minum air dingin aja.

"Hari ini bunda ngajakin pergi, Mas mau ikut atau di rumah aja?" Tanya Arumi. "Atau mau pergi?"

Nyindirnya dalem banget emang. Tapi gue nolak untuk keduanya. Gue gak mau Arumi tiap hari ketemu nyokap, bisa-bisa terhasut dia.

"Gaklah. Hari ini kita aja yang pergi." Ujar gue. "Lo tuh jangan tiap hari ketemu bunda, gue tau kalo lo gak nyaman sama topik pembicaraan yang bunda bahas. Kalo gak nyaman atau gak suka mending tolak. Kenyamanan diri lo yang terpenting." Kata gue bijak. Emang gue hebat banget bikin kata-kata mutiara boba.

"Nggak, kok. Aku gak terpaksa. Terus aku nyaman kalo di samping bunda. Lagin di rumah juga gak ada siapa-siapa, jadi daripada di rumah mending keluar cari hiburan." Yaellaahh ini cewek nyindir mulu. Pas banget lagi, gue yang denger cuma planga-plongo kek keong.

"Hari ini lo keluarnya bareng gue. Nanti agak siangan kita pergi."

Gue emang posisinya dibelakangin sama Arumi yang masih asik nonton. Tapi gue tahu dia lagi seneng denger kalo gue ngajak dia pergi.

"Mau kemana?" Tanyanya acuh.

Gue mikir dulu, terus jalan ke arah Arumi dan berdiri tepat di belakang dia. "Tempat yang biasa, tapi luar biasa? Seenggaknya tempat itu bisa memperbaiki hubungan gue sama lo."

Ya, Arumi gue tau kalo lo lagi senyam-senyum sendiri. Gue di belakang lo, nih. Gue pun yang tanpa diketahui Arumi, langsung ngambil garpu dari tangannya dan makan buah yang tertusuk di garpu itu.

"Eh, Mas!!"

Nyam... Nyam... Nyam....

Gara-gara itu Arumi jadi tertawa kecil.

Tapi tunggu dulu, dia ketawa karena gue ambil garpu dia atau gue yang makan buah dengan ganas?? Bodolah, persetan dengan itu semua karena setelahnya gue sadar kalo senyum Arumi ternyata cantik juga, ya.

.

.
.

Kembali lagi..., membawa alur yang sedikit lebih adem. Wkwkk

Hi, guys!!

Marriage Life | Yoon DowoonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang