BURU BURU NIKAH (2)-(OnGoing)

Bab 187. Penipuan

Di Estia, persiapan sedang dilakukan untuk pernikahan Raja. Hanya beberapa bulan telah berlalu sejak pemakaman Raja sebelumnya, tetapi Blain tetap bertekad untuk mengadakan pernikahan.

Dia akan menikahi saudara tirinya, Putri Leah, dan meskipun itu adalah pernikahan inses, para bangsawan Estia menerimanya tanpa keberatan.

Di negara lain, pernikahan seperti itu dianggap menjijikkan. Tapi mereka tidak bisa mengatakannya secara terbuka. Itu adalah masalah internal negara lain, jadi mereka hanya membisikkannya di belakang layar.

Raja Blain yang baru memutuskan akan ada pernikahan yang megah. Dia tidak sabar, tetapi dia menginginkan pernikahan publik. Undangan dikirim ke seluruh benua, mengundang pejabat dari negara lain dan bahkan orang Kurkan dari gurun barat. Itu aneh, mengingat mereka biasanya diabaikan dan dihina sebagai orang barbar.

“Kita harus mengadakan perjamuan untuk menyambut para pejabat yang menghadiri pernikahan. Anggaran yang besar akan diperlukan.”

Suara Leah terdengar di Dewan Kabinet dan kemudian terdiam saat dia menatap para bangsawan yang berkumpul. Biasanya, seseorang akan keberatan, dengan alasan bahwa pernikahan tidak perlu terlalu mewah. Tapi tidak ada yang tidak setuju sekarang. Semua dari mereka berbicara dan setuju dengan suara bulat. Dewan Kabinet berjalan seperti sandiwara panggung.

Tampaknya hanya Leah yang merasakan keganjilan.

Apakah para bangsawan selalu begitu setia kepada keluarga kerajaan? Dia pikir di masa lalu itu berbeda. Itu terasa sangat aneh baginya. Saat dia bertanya-tanya, dia dengan sengaja mengangkat masalah yang dibenci para bangsawan. Reformasi pajak.

Dia telah memikirkannya sejak lama, tetapi tidak pernah berani mencobanya. Tapi kali ini, ketakutannya tidak berdasar. Para bangsawan menerimanya dengan lemah lembut. Dan setelah mendapatkan apa yang diinginkannya, Leah merasa seolah-olah semua orang di sekitarnya entah bagaimana menipunya.

Setelah dewan lain yang tidak berarti berakhir, beberapa bangsawan tetap tinggal. Leah mendekati Count Valtein dan Menteri Keuangan Laurent.

“Terima kasih atas kerja kerasmu hari ini. Rapat berakhir dengan lancar.”

“Tidak, ini berkat Anda,” jawab Menteri Laurent, tersenyum. Count Valtein mengangguk setuju.

Leah menutup mulutnya atas sikap patuh mereka. Di masa lalu, ketika mereka berbicara tentang urusan negara, orang-orang ini tidak menahan diri. Mereka berdua selalu memiliki banyak hal untuk dikatakan, dari mana para bangsawan mungkin dapat dibujuk untuk masalah apa yang harus didahulukan.

Sekarang setiap bangsawan tunduk pada keluarga kerajaan dalam segala hal, dan Pangeran dan Menteri Keuangan tidak terkecuali. Mereka tidak punya pendapat. Seperti semua bangsawan lainnya, mereka hanya mengangguk.

Dia ingin mereka berdebat tentang beberapa masalah, tetapi tidak ada gunanya sekarang. Mereka akan setuju dengan apa pun yang dia katakan. Leah dengan sopan mengucapkan selamat tinggal dan meninggalkan ruang konferensi, diikuti oleh dayang-dayangnya.

"Yang Mulia telah kembali," kata seorang petugas, mendekatinya dengan tergesa-gesa.

Blain sesekali pergi berburu, dan dia selalu sangat marah jika Leah tidak menyapanya ketika dia kembali ke istana. Leah segera mengikuti petugas itu. Blain selalu melampiaskan amarahnya pada staf istana.

Ketika dia tiba di aula masuk, Blain masuk, ditemani oleh para ksatria dan pengawal. Ada juga seorang wanita di sisinya dengan rambut pirang bergelombang, tampak cantik dalam pakaian berburu dan tersenyum manis.

Itu adalah Lady Mirael, yang merupakan permaisuri favorit Blain saat ini. Begitu dia melihat Leah, awan menutupi wajahnya, tetapi kemudian dia tersenyum tipis. Memegang lengannya di tangan Blain, dia membisikkan sesuatu padanya. Blain tidak bereaksi terhadap kata-katanya, tetapi dia juga tidak mendorongnya.

Lea menundukkan kepalanya. Dia tahu dia harus disalahkan untuk ini. Tubuhnya cacat, dan dia tidak dapat memenuhi kewajiban seorang istri. Meskipun Blain telah bermurah hati padanya sejauh ini, dia tahu dia akan berada dalam bahaya setelah dia secara resmi menjadi Ratu Estia jika dia adalah wanita yang cacat.

Dia tidak ingin diusir. Yang dia inginkan hanyalah memenuhi tugasnya sebagai anggota keluarga kerajaan Estia.

*****

Hai reader... Maaf ya telat lg TL nya
Saat ini aku lagi bener-bener sibuk karena lg opening tempat usaha yang baru, doain usahaku  lancar ya..🥰
Aku usahain disela-sela waktu senggang pasti aku coba buat TL.
Dan semoga yg baca TL-an aku jg selalu diberi kelancaran oleh Tuhan YME baik dalam kerjaan, sekolah maupun jodoh yaa🤲Amin.

_jangan lupa vote jg ya Kaka🥰