BURU BURU NIKAH (2)-(OnGoing)

Bab 125. Leah Melayani Cerdina

Bunga sedap malam di taman Istana Putri mekar penuh. Pemandangan bunga-bunga putih kecil yang bergoyang tertiup angin menyenangkan, tetapi Leah hanya menatap mereka dengan pandangan kosong sebelum dia memerintahkan dengan suara datar.

“Bawa mereka semua keluar. Akan lebih baik untuk menanam bunga lain.”

Dialah yang meminta mereka menanam umbi-umbian. Para dayangnya bingung dengan urutan yang aneh, tetapi semua orang tahu perasaan pengantin wanita sebelum pernikahannya tidak stabil.

"Putri!"

Lea menoleh saat mendengar suara itu. Itu adalah Byun Gyeongbaek dari Oberde. Itu lebih awal dari waktu mereka sepakat untuk bertemu, tetapi karena Leah tidak ada di istana, dia datang ke taman.

Untuk beberapa alasan, dia terdiam setelah dia memanggilnya, dan mendekat perlahan ketika dia melihat Leah, yang berdiri di depan taman bunga seputih salju. Dia bertindak cukup sopan, yang langka baginya.

"Apakah kamu suka tuberose?" Dia bertanya.

"…Tidak." bisik Leah, menatap bunga-bunga itu. "Aku tidak suka mereka."

Bersama-sama, mereka berjalan di sekitar taman. Byun Gyeongbaek berencana untuk pergi ke perbatasan barat malam itu, dan berbicara dengannya tentang beberapa hal, kebanyakan hal yang berhubungan dengan pernikahan. Dia juga berbicara tentang gaun pengantin seperti apa yang akan terlihat bagus untuknya dan bagaimana aula pernikahan harus didekorasi.

Leah mendengarkan dengan tenang, sesekali mengangguk, dan dia mengerutkan kening pada ekspresi tanpa ekspresinya.

"Setidaknya kamu bisa berpura-pura tersenyum," katanya. "Kamu sangat kaku."

Ketika dia memaksakan sudut mulutnya ke atas, itu memuaskannya. Dia mengambil tangannya dan dia tidak melakukan apa-apa. Dia tidak memiliki keinginan untuk menarik diri. Dia hampir tidak memperhatikan berlalunya waktu. Dia tenggelam dalam pikirannya saat mereka berjalan, dan ketika itu berakhir dan dia pergi, dia kembali ke Istana Putri. Cerdina sudah menunggunya.

Duduk di sofa di ruang tamu, Cerdina ditunggu oleh Countess Melissa, yang matanya tidak fokus. Sama seperti wanita di istana Ratu, dia bergerak tanpa ekspresi, seperti boneka hidup.

Leah mengamati tempat kejadian, lalu mendekati Cerdina dan menundukkan kepalanya.

“Saya telah bertemu Byun Gyeongbaek dari Oberde,” katanya.

"Saya melihat." Cerdina mengangguk dan menunjuk ke kamar di sampingnya. Leah duduk dengan patuh, mengosongkan teh dingin dari cangkirnya, lalu mengambil teko untuk menuangkan teh segar. Bagi Cerdina, ini hal biasa. Dia tidak lagi mengenakan topeng di depan Leah. Dia menunjukkan sifat aslinya.

Dia sering mengunjungi Istana Putri seolah-olah itu miliknya sendiri, dan sering memanggil Leah ke Istana Ratu untuk melayaninya. Cerdina tampak senang dengan penampilan Leah sebagai dayang.

Saat jumlah waktu yang dia habiskan dengan Cerdina meningkat, jumlah makanan yang dia makan turun drastis. Cerdina menanggalkan pakaian Leah setiap hari dan membuatnya berdiri di depan cermin, menunjukkan setiap area yang cacat tanpa melewatkan detail apa pun, untuk membuktikan bahwa dia harus menyesuaikan pola makannya.

Hari ini dia melakukan hal yang sama. Cerdina berdiri Leah di depan cermin besar untuk memeriksa tubuh telanjang, lalu mengambil pita pengukur untuk memastikan bahwa pinggangnya sedikit lebih kecil dari sebelumnya.

“Kita tidak bisa membiarkan Bunga Estia menunjukkan kekurangannya, kan?”

"…Iya." jawab Lea. Matanya gelap dan kusam. Cerdina membelai pipinya dengan penuh kasih sayang, seolah-olah dia sedang menghadiahi hewan peliharaan karena kepatuhannya.

"Kemarilah. Aku akan menata rambutmu."

Mengambil sisir kayu yang diberikan Countess Melissa, Cerdina mulai menyisir rambut Leah secara pribadi. Dia menatap rambut keperakan, lembut seperti sutra, dan membelainya. Leah berdiri diam dan memandang Countess Melissa, yang berdiri seperti boneka di sudut ruangan. Dia pikir jantungnya mati rasa, tapi rasanya geli lagi.

"Jika saya berperilaku lemah lembut ..."

Dia membuka mulutnya untuk berbicara dengan Cerdina.

"Tolong jangan lupa untuk melepaskannya."

“Tentu saja, Lea. Saya akan membebaskan mereka pada hari Anda pergi ke wilayah Byun Gyeongbaek untuk pernikahan. Saya membuat janji atas nama saya, ”kata Cerdina dengan murah hati. "Dan ketika waktunya tepat, aku akan membawamu kembali ke istana kerajaan."

"…Ya ibu."

***

TERIMAKASIH ATAS KUNJUNGAN DAN VOTE NYA 🙏