BURU BURU NIKAH (2)-(OnGoing)

Bab 251. Count Weddleton's Mansion (9)

Sepertinya perasaannya tidak sampai padanya. Leah mencoba yang terbaik, tapi dia sama sekali tidak yakin bisa memuaskan Ishakan.

Mengingat hal-hal yang dia lihat dilakukan wanita lain pada Blain, Leah mencoba menggerakkan bibirnya ke arahnya, tetapi itu sulit. Ishakan tidak akan tinggal diam. Jari-jarinya meluncur ke dalam dirinya tanpa henti dan perasaan dia menjilati klitorisnya membuat wajahnya terbakar semerah tomat.

Dia mencoba untuk fokus pada kejantanan di depannya daripada pria di belakangnya, mencoba mengalihkan perhatiannya. Dia pernah melihat kejantanan Ishakan sebelumnya, tapi sepertinya masih terlalu besar untuknya. Akan sulit bahkan untuk memasukkannya ke dalam mulutnya. Mengumpulkan keberaniannya, dia memasukkannya ke dalam mulutnya sampai menyentuh uvulanya, dan kemudian mengisapnya begitu keras, pipinya mengencang.

“Ahh…” Segera, Ishakan mengeluarkan erangan kasar, dan jari-jari kaki Leah melengkung. Suara itu membuatnya merasakan kesemutan yang aneh di perutnya. Melakukan hal ini membuat Ishakan merasa senang, tetapi mendengar erangan itu memberinya kesenangan yang sama. Dia mengerang, teredam di sekitar rasa dia di mulutnya.

“Ah… hm…”

Saat pahanya gemetar, Ishakan memukulnya dengan tangan satunya, dan tiba-tiba jumlah jari di dalam dirinya bertambah menjadi tiga.

Dia memiliki tangan yang sangat besar. Dia bisa merasakan jari-jarinya yang panjang dan tebal mendorong dinding bagian dalamnya, dan dia menggoyangkannya lebih dalam, membuat suara basah. Leah hampir tidak bisa menyimpan bahkan gl@ns di mulutnya saat dia gemetar, dan air liurnya licin kejantanannya.

Tangan Ishakan yang lain terulur untuk membelai salah satu payudaranya saat jari-jarinya bergerak berirama di dalam dirinya.

"Kamu tidak berencana untuk terus mengisap?" Dia bertanya, suaranya memanas.

Leah berusaha keras untuk menggerakkan kepalanya, hanya untuk patah lagi sesaat kemudian ketika dia melingkarkan jari-jarinya di dalam dirinya seperti kail dan menggosoknya, mengirimkan getaran ke seluruh tubuhnya. Kepalanya miring ke belakang secara otomatis dan giginya menangkap kejantanan pria itu.

Ishakan menghela napas dengan tajam.

“Jari…hm, ahh…” Leah memohon dengan putus asa. “Hentikan lidahmu juga…ahh…”

Tapi Ishakan hanya menjilati klitorisnya, menekannya dengan lidahnya bahkan saat dia membelai payudaranya. Dia tidak bisa mengendalikan dirinya, semua kekuatannya meninggalkannya saat Leah merosot ke perutnya, kejantanannya terlepas dari mulutnya. Mengubur wajahnya di pahanya, Leah mencoba mengatur napas, bibirnya basah oleh air liur.

Dia menggigitnya, keras, tetapi tidak ada bekas gigi di kulitnya. Ketika dia mencoba mendorong dirinya ke atas, jari-jari Ishakan mulai bergerak lebih cepat, seolah-olah dia sudah menduganya, dan Leah mengerang saat dia menggerakkan pinggulnya. Itu adalah upaya naluriah untuk mendorong mereka menjauh, tetapi dia tidak bisa melarikan diri.

Sekali lagi, dia mengulurkan tangan untuk membelai salah satu payudaranya, dan Leah hampir terisak.

“Ahh…kau terus melakukan hal yang sama…hm…aku bahkan tidak bisa…”

"Apa?"

“Hmm…jari…ahh…”

Dia ingin membuatnya merasa baik juga, tapi dia terus mengganggunya. Dia mendorong tangannya menjauh dari payudaranya.

“Jangan gunakan lidahmu juga,” dia menangis. “Aku juga ingin menyenangkanmu…”

Begitu dia berhenti, dia segera mulai mengisap kejantanannya. Menjilati pembuluh darah yang tebal, dia menelusuri celah di ujung kepala penisnya dengan lidahnya, dan kemudian mendorongnya sampai ke pembukaan tenggorokannya, menyentuhnya ke uvulanya saat dia mengisapnya.

Ishakan perlahan-lahan menarik jari-jarinya, licin dengan cairan bening dan kentalnya.

"Aku tidak akan marah, tapi katakan saja," katanya lembut, menggosok klitorisnya. Leah berhenti bergerak, dan jari-jarinya menekan pelan pada klitorisnya. "Di mana kamu mempelajarinya?"

“……”

Sebuah getaran menjalari tubuhnya. Dia menarik kejantanannya dari mulutnya.

“Aku tidak pernah mengajarimu hal-hal ini,” kata Ishakan dengan tenang. "Dari mana istri saya belajar ini?"

Bibir Lea terkatup rapat. Dia tidak tahu harus berkata apa.

"Jelaskan ini, Leah," kata Ishakan lagi.

*****

Terimakasih ya atas  smua Vote nya 🥰 crazy up udah selesei d bab ini ... Nanti kalau versi English nya udh up LG .bakalan aq TL lg.... Thanks to reading and happy weekend 🥰🥰🥰🥰