BURU BURU NIKAH (2)-(OnGoing)

Bab 190. Penampilan (2)(18+)

Peringatan: Pelecehan seksual, percobaan penyerangan seksual.

“Ahhh, Yang Mulia, ahh, lagi, lakukan lebih keras…!”

“Hmm, ahh….”

Tubuh telanjang Lady Mirael bersinar dalam cahaya kamar tidur saat dia memeluk leher Blain dengan menggoda. Blain berhenti dalam dorongannya dan menarik napas dalam-dalam, memberi isyarat kepada Leah untuk duduk. Dia basah kuyup oleh keringat.

"Jangan berpaling," perintahnya saat Leah duduk di kursi di samping tempat tidur.

Tangannya mengepal saat dia mengarahkan pandangannya pada pria dan wanita yang terjalin bersama. Lady Mirael mengerang lebih keras saat Blain mendorong lagi, tapi dia memperhatikan Leah saat dia duduk gemetar di kursinya. Pemandangan itu membuatnya tersengat listrik. Secara kasar, dia menarik kejantanannya dan membiarkannya beristirahat di perut Lady Mirael.

Dengan cepat, Leah membuang muka, melepaskan napas yang telah ditahannya.

“……”

Ruangan itu berbau tidak sedap. Meskipun dia ingin meninggalkan ruangan ini sesegera mungkin, Blain tidak pernah membiarkannya pergi dengan mudah. Mendorong Lady Mirael menjauh, dia turun dari tempat tidur, kejantanannya bergoyang di depan Leah, basah dan meneteskan banyak jenis cairan. Tangannya mengacak-acak rambutnya yang basah.

"Siap," perintahnya.

Itu menjijikkan. Itu menjijikkan. Leah mencoba membuka mulutnya dengan patuh, tetapi dengan cepat harus menutupinya dengan tangannya saat dia tersedak dan muntah. Blain menatapnya dengan mata biru yang dingin.

"Kamu bahkan tidak bisa melakukan itu?" Dia bertanya dengan senyum bengkok. Mereka bertunangan dan akan segera menikah, tetapi Leah dan Blain tidak pernah berhubungan seks. Setiap kali dia menyentuhnya, dia mulai menggigil dan merasa mual.

Dia telah mengabaikan protesnya sekali. Dia telah mencoba melakukannya dengan paksa saat dia menangis dan memohon, tetapi setelah dia pingsan, dia menyerah. Sekarang, dia hanya harus melihatnya bercinta dengan selirnya.

Biasanya, dia membiarkannya pergi setelah dia dengan sabar menonton, tetapi hari ini berbeda. Tepat ketika dia berhasil berhenti tersedak dan membuka mulutnya untuk meminta maaf, dia menampar wajahnya, kejutan rasa sakit yang hebat. Bingung, dia menutupi pipinya dengan tangannya, menatapnya.

“Pastinya kau sudah mengisap penisnya. Apakah milikku kotor?”

Kata-kata vulgar yang luar biasa. Leah mengatupkan giginya saat rasa sakit menusuk tengkoraknya. Telinganya berdering. Dia tidak tahan lagi. Sambil berdiri, dia melarikan diri.

“Lea!!!”

Dia bisa mendengar Blain memanggil, tapi dia tidak menoleh ke belakang. Hujan deras membasahinya, dan dia tidak peduli. Untuk menghindari pengejaran oleh para pelayannya, dia menyelinap ke taman istana dan segera datang ke mata air Dewa laki-laki.

Leah mengunjungi tempat ini sesekali ketika dia lelah. Hampir selalu sepi, jadi dia bisa sendirian di sini, dan bahkan dengan air mancur yang meluap dari hujan dan tanah yang berserakan dengan dedaunan basah, dia merasa terhibur.

Saat dia duduk di atas batu lembap di dekat air mancur, air matanya meluap. Sambil memeluk lututnya, dia terisak.

Dia sangat terhina dan malu. Dia belum pernah bersama pria lain, jadi dia tidak mengerti mengapa Blain mengatakan hal seperti itu. Di mana pria yang dicintainya? Rasanya seperti dia menghilang seperti mimpi.

Hujan deras bercampur dengan air matanya. Pipinya terasa sakit. Di antara isak tangisnya dan hujan, dia tidak mendengar suara gemerisik dedaunan, tetapi tiba-tiba hujan berhenti. Dia masih bisa mendengarnya, tapi itu tidak lagi menimpanya. Terkejut, dia melihat ke atas.

Seorang pria besar berdiri di hadapannya, lebih tinggi darinya dan seluruhnya tertutup jubah berkerudung. Dia memegang payung di atasnya.

Merinding muncul di kulitnya saat jantungnya berdebar kencang, sangat sakit hingga rasanya seperti diremukkan. Dia tidak mengerti mengapa ini terjadi.

"Siapa kamu?" Dia bertanya tajam, langsung defensif. "Identifikasi dirimu."

Tapi dia tidak menjawab. Tatapannya menggeser pipinya dan Leah dengan cepat menutupinya, malu. Dia tidak ingin ada orang yang melihatnya terlihat begitu memalukan. Tetapi pria itu telah memperhatikannya selama beberapa waktu, dan dia perlahan-lahan menurunkan tudung jubahnya untuk memperlihatkan mata emasnya.

"Suami Anda."

******

Terimakasih atas kunjungan dan Vote nya ya Kaka 🥰 vote kalian bikin kita makin semangat TL nya 🥰

Semoga Nanti sore aq bisa up LG sisa 3 bab selanjutnya... Tunggu ya say🥰