Mendengar teriakan kedua gadis tersebut, Sehun dan Jeon segera berlari kearah sumber suara. Panik tentu saja, pikiran mereka kalut saat ini.
Saat akan berbelok di perempatan, Jeon yang berada didepan pun tak sengaja bertabrakan dengan sesuatu yang sangat keras, bahkan Jeon hampir terpental jika tidak bertumpu pada kakinya.
Buggghhh
"Duh kalau jalan liat- liat dong!"
Jeon yang masih meringis kesakitan mendadak termenung. Rasanya ia menabrak sesuatu yang keras seperti tembok tadi, Tapi kenapa bisa bersuara.
"Loh Lis, kamu ngapain tiduran di jalan?" Dengan napas tersengal-sengal Sehun membantu Lisa yang tengah terlentang di tanah untuk berdiri. Oh, Sehun juga melihat Jeon tengah meringkuk kesakitan di sisi yang lain.
"Lisa?" Jeon yang sudah sadar dengan apa yang ditabraknya tadi malah meyakinkan diri jika itu adalah seseorang yang dikenalnya. Huh, saya terpental gara-gara ketabrak cewek . Batin Jeon tak menyangka
" Lo ngapain sih lari-lari! Kalau mau belok tu permisi dulu kek, ketok pintu dulu kek, salam dulu kek. sakit ni badan gue."
"Lis, Jisoo mana?" Omelan Lisa berhenti ketika Sehun mengucapkan satu nama. Lisa mendadak tegang, otaknya memikirkan bagaimana keadaan Jisoo saat ini.
"Gak tau mas, kalau gak salah tadi pas di belokan sana kami mencar. Terus dia bilang gini, gue mau nyari bola G-Dragon untuk ngabulin permintaan ."
Sehun tak mengerti apa yang Lisa bicarakan tapi intinya Jisoo sekarang entah berada dimana. Akhirnya ia memutuskan untuk mencari Jisoo bersama dengan Lisa dan Jeon. Lisa memimpin didepan untuk menunjukkan jalan yang tadi ia lalui.
Sekilas Lisa melihat melirik kearah Jeon, tampaknya siku lelaki itu sedikit terluka. Bukannya kasihan ia malah merasa kesal. Karena dilihat dari manapun Jeon lah yang memiliki badan yang lebih besar daripada dirinya, tapi kenapa dia tak merasakan apa-apa.
Tiga menit menyusuri jalan, akhirnya mereka sampai di pertigaan tempat Jisoo dan Lisa berpisah. Sehun sedikit berlari setelah tau jalan itu terarah ke warung yang biasa para preman kampung gunakan untuk berkumpul. Bukan preman yang sering membawa senjata tajam, tapi lebih seperti perkumpulan lelaki yang merasa hebat karena mereka sering menonton anak *buangan dan juga film gangster lainnya.
*Sensor nama 👍
Entah bagaimana alurnya, kini Lisa dan Jeon berjalan bersebelahan. Canggung tentu saja, tapi entah mengapa tak ada satupun dari mereka yang ingin menjauh.
"Maaf udah nabrak kamu tadi. Saya gak sengaja." Jeon membuka suara.
Lisa hanya mengangguk pelan. Lihatlah wajah yang menahan tawa itu. Lisa sangat suka melihat wajah Jeon yang malu-malu kucing seperti itu. Rasanya semua perasaan kesal dan marah hilang seketika. Tapi ia tak boleh terlalu menunjukkan ketertarikannya. Lisa sudah meyakinkan diri untuk dikejar bukan mengejar.
Wahahaha sekarang waktunya lo bucinin gue baby bunny
"Sebenarnya mas Sehun kenapa panik banget sih pas tau Jisoo kearah sana?" Lisa mencoba mengalihkan pembicaraan, jika terus membahas hal seperti itu bisa-bisa Lisa akan mencubit dan memeluk baby bunny nya ini.
"Disana itu banyak preman kampung, jelas aja mas Sehun takut."
"What! Duh gimana nih Je, gue takut." Lisa mendadak panik mendengar penuturan Jeon.
"Gak apa-apa, ada kawan mas Sehun juga disana kok, pasti kak Jisoo selamat."
" Bukan gitu, nanti kalau Jisoo dijadiin istri kedua gimana, kasihan istri pertamanya, suaminya apalagi. Bisa-bisa mati muda mereka. Mana Jisoo kalau lagi kumat gak ngotak lagi. Ayo buruan kejer mas Sehun!" Akhirnya Lisa berlari mengejar Sehun serta meninggalkan Jeon yang masih memproses kalimat Lisa.
Sesampainya di tempat yang dimaksud, Sehun panik melihat Jisoo dikerumuni para lelaki, terlebih mereka tertawa keras dihadapan sang gadis. Sehun dan Lisa memberanikan diri untuk mendekat. Sekilas mereka mendengar percakapan mereka.
" Jadi gini om, gue itu gak suka teh hijau tapi minuman favorit gue green tea. Kalau sarapan tu gak ada yang namanya telor ceplok, gue lebih sering makan omelet. Terus disana itu makanannya beda sama disini om, ada single meatball, sadness meatball, dan yang paling mewah itu chicken smackdown."
Para lelaki berbagai umur disana hanya mengangguk antusias. Mereka merasa kasta mereka mendekati genk-genk keren seperti yang difilm yang mereka tonton. Mereka merasa beruntung bertemu dengan gadis kota ini.
"Jisoo" panggilan Sehun membuat lima belas orang disana menoleh, Lisa merasa sedikit merinding melihat wajah seram orang-orang disana.
"Eh hun, ngapain lo disini? Loh Lis, anjingnya mana, kok gak diajak?." Tanya Jisoo sambil mendekati mereka berdua.
Pletakkkk
"Sakit heh! Tangan lo lancip banget sih Lis." Gerutu Jisoo sambil memegang kepalanya yang di timpuk oleh Lisa.
"Makannya normal dikit jadi orang. Ayo pulang keburu sore ini, nanti malah gak jadi metik apelnya."
"Om-om, Gue pergi dulu ya. Inget kata-kata gue tadi. Saranghae " tak disangka Jisoo malah berpamitan pada para preman itu, dan yang lebih mengejutkan lagi para preman itu malah menunjukkan finger heart kepada Jisoo sambil mengucapkan kata terakhir yang Jisoo ucapkan tadi.
"Sakit lo Jis, sumpah."
Btw bonus
G-Dragon ball series BB
KAMU SEDANG MEMBACA
DOUBLE HELIX | Hunsoo - Liskook [√]
FanfictionJisoo dan Lisa dipaksa tinggal di sebuah desa oleh orangtuanya karena telah melakukan kesalahan fatal. Dibimbing oleh dua anak teman papanya, mereka diharuskan untuk melakukan semua pekerjaan yang biasa dilakukan orang desa.