" Yang tadi itu temennya mas?" Saat dimobil, Lisa selalu bertanya tentang Enu kepada Sehun. Jeon yang bingung hanya diam sedangkan Jisoo masih asik menikmati martabak yang tadi ia beli.
Sebenarnya tadi Jeon mengajak Lisa untuk pulang bersama naik motor Siwon. Tapi saat dihidupkan, motornya malah mengebul dan mengeluarkan banyak asap. Takut jika nanti terjadi hal yang tidak diinginkan, motor bebek tersebut akhirnya dititipkan dirumah kepala desa yang juga pamannya Jeon dan Sehun.
"Dia ada tugas observasi di kampung sebelah, dia minta tolong sama saya karena saya seniornya dulu waktu di kampus. Awalnya mereka berempat, Enu, Taeyong, Taehyung dan Grace. Tapi karena Grace ada urusan jadi dia pulang lebih dulu.
"Berarti si Rahmat gak balik kesini lagi?"
"Rahmat siapa Ji?." Tanya Sehun penasaran. Perasaan dia tak pernah menyebutkan nama Rahmat tadi. Apa Jisoo sedang mengigau sekarang?
"Itu loh si Grace. Grace kan artinya Rahmat. Ngapain nama sok bahasa Inggris gitu kalau tinggal didesa." Jawab Jisoo santai. Jeon menahan tawanya. Sungguh bahkan jika Jisoo hanya bernapas sekalipun mungkin Jeon akan tertawa. Entah mengapa semua hal yang dilakukan Jisoo aneh menurut Jeon. Tapi mungkin saja selera humor lelaki itu memang dilevel terendah.
"Tapi Grace itu perempuan Ji." Sehun melirik sekilas gadis yang duduk dibelakang tersebut.
Jisoo hanya mengendikkan bahu. Jika suatu saat bertemu dengan dirinya Jisoo akan tetap memanggilnya Rahmat.
"Terus-terus Enu umurnya berapa mas?"
" Seumuran sama Jeon dan Kamu Lis, kalau Taeyong dan Taehyung itu seumuran Jisoo."
"Ohh,Terus mas, En-"
"Kalau penasaran tanya aja langsung sama orangnya. Udah malem, gak usah berisik." Jeon memotong ucapan Lisa begitu saja, entah apa yang membuatnya merasa gerah sekarang. Yang jelas celotehan Lisa saat ini membuatnya kesal.
Lisa menaikkan salah satu alisnya. Kenapa lelaki itu terganggu, toh ia berbicara pada Sehun bukan dirinya. Karena kalimat yang terlontar dari bibir Jeon itu berhasil membuat emosi Lisa meningkat, sontak salah satu bungkusan martabak beradu dengan kepala Jeon. Bisa dibilang saat ini Lisa tengah melempari Jeon dengan sebungkus martabak panas.
"Dasar nyebelin." Setelah berkata seperti itu, Lisa langsung mengarahkan pandangannya keluar, wajahnya benar-benar tampak tidak bersahabat.
______________________________________
Karena insiden perdebatan tadi malam, suasana diantara mereka berempat tidak terlalu baik. Lisa berjalan paling belakang dan Jeon berada di depan. Sehun sudah berusaha untuk membuat keduanya saling berbicara. Tapi yang ada hanyalah pertengkaran.
"Dih siapa lo nyuruh- nyuruh gue."
"Saya gak nyuruh, saya cuma minta kamu jalan sedikit lebih cepat. Mas Sehun sama kak Jisoo jadi ikut terlambat gara-gara kamu."
"Itu sama aja nyuruh geblek, lo kelamaan nempel sama dedemit jadi ikut nyebelin gini ya."
"Kamu jangan ngejek Una ya, Una itu lebih menggemaskan daripada kamu. Lagipula kamu tu malah deketan sama lelaki aneh, kamu jadi ikutan aneh."
Jisoo yang awalnya bodo amat jadi ikut pusing. Jisoo berpikir memangnya mereka ada hubungan apa sampai harus melampiaskan rasa cemburu ke orangnya langsung. Jisoo berbalik dan menghampiri Lisa.
"Ayo Lis kita duluan. Pecah kepala gue dengerin ocehan lo sama Jeon."
Jisoo menarik tangan Lisa dan berlari dengan kencang, meninggalkan Sehun dan Jeon yang cengo melihat kecepatan lari kedua gadis itu. Tapi tak lama Sehun sadar akan sesuatu.
"Dek, Emang mereka tau letak kebun apelnya dimana?" Tanya Sehun kepada Jeon. Jeon menggeleng ragu, ia juga berusaha mengingat kembali apakah ia sudah memberitahukan letak kebunnya apa belum.
"Belum deh kayaknya mas"
"Ayo kita susul sebelum mereka kesasar, bahaya daerah sini kan rawan preman kampung."
Disisi lain, Jisoo dan Lisa sudah berjalan seperti biasa. Lisa sadar jika Jisoo hanya ingin Lisa tidak kelewatan mengatai seseorang. Lisa tau betul apa yang Jisoo maksudkan. Walaupun tampang dan sifatnya tidak meyakinkan, tapi Jisoo selalu berperan seperti seorang kakak yang menjaga sang adik.
"Lo ngapa sih Lis sensi amat sama Jeon, biasanya bucin level dewa."
"Dia ngomelin gue waktu cerita tentang Enu, sedangkan dia bodoamat kalau gue protes tentang Una. Gimana gak nyebelin coba"
"Itu tandanya dia tertarik sama lo."
"Walaupun gitu, masak gue terus yang ngejar. Sekali-kali gue juga pengen dikejar gitu lo Jisooooo."
Tiba-tiba Jisoo terdiam sambil mengarahkan pandangan kesamping. Terdapat dua ekor anjing yang sedang tertidur dibawah pohon. Ia memandangi nya lama, sampai membuat Lisa bingung.
"Lo napa Jis? Kesambet? Heh!"
"Tenang aja Lis, bentar lagi lo bakalan ngerasain yang namanya dikejer."
Lisa yang masih bingung hanya memandang Jisoo yang sedang mengumpulkan batu. Saat Jisoo berancang-ancang akan melempar, Lisa baru sadar apa yang akan dilakukan Jisoo.
"BANGKE! GAK DIKEJER ANJING JUGA BEGO!"
"LARI LIS!"
Guk guk
Nyeongan plend-deul
Apa kabs!!!????Berasa jadi orang sibuk beberapa hari ini jadi baru sempat up. Double chap kokk!!!!
Happy reading 💚💚💚💚
KAMU SEDANG MEMBACA
DOUBLE HELIX | Hunsoo - Liskook [√]
FanfictionJisoo dan Lisa dipaksa tinggal di sebuah desa oleh orangtuanya karena telah melakukan kesalahan fatal. Dibimbing oleh dua anak teman papanya, mereka diharuskan untuk melakukan semua pekerjaan yang biasa dilakukan orang desa.