7

1.6K 300 39
                                    

Matahari mulai menunjukkan eksistensinya membuat kedua gadis itu kini tengah merengek manja memohon untuk menyudahi semua kegiatan. Mereka sudah menyelesaikan tugas mereka dengan baik dengan iming-iming akan dibawakan se baskom tutut kuah kuning buatan Yoona.

"Baby, udah yuk. Udah siang ni panas banget. Nanti kalau gue pingsan gimana?" Ujar Lisa seraya mengibaskan caping yang kini ada ditangannya.

"Kelezatan tutut yang gue makan tadi hilang seketika karena capek." Gumam Jisoo. Ia sekarang menghampiri Sehun yang masih sibuk menanam di bagian akhir. Sepertinya Sehun tidak sadar jika ada Jisoo dibelakang. Maka dari itu Jisoo mencoba menarik kaos Sehun dan mengayunkannya kekiri dan kekanan seperti anak yang memanggil ayahnya.

"Eh, ada apa Jis?"

"Udahan yuk, panas banget."

Sehun kini malah menatap Jeon seperti berusaha berunding dengan telepati. Merasa mengerti apa yang dikatakan Sehun, Jeon hanya mengangguk pelan.

"Kalian beneran pengen dimasakin tutut kan?" Tanya Jeon yang dibalas anggukan semangat oleh kedua gadis ini.

"Kita cari tutut nya dulu yuk. Biasanya ada di daerah sana." Lanjut Sehun dengan menunjuk area persawahan yang berada di dekat sungai.

"Yah, masak harus nyari sih. Gak bisa beli gitu?. Capek gue." Lisa berjongkok dan merengut kesal. Ia tak pernah merasa se lelah ini selama hidupnya. Kakinya kebas dan sangat pegal, mungkin jika tadi dia tidak makan banyak bisa-bisa dia pingsan di tempat.

"Biar saya sama Jeon yang nyari, kalian duduk aja sekalian istirahat dibawah pohon sana."

Lisa menahan tangan Jeon dan membuat lelaki itu menaikkan satu alisnya. Tanpa berkata apapun, Lisa kemudian memakaikan caping kepada Jeon. Lelaki itu mematung sejenak berusaha menetralkan detak jantungnya lalu berbalik menuju tempat Sehun berada.

Sesampainya disana Lisa dan Jisoo segera duduk di tempat yang teduh, sementara Sehun dan Jeon kembali memasuki lumpur dengan sebuah tempat dari bambu anyam di pinggang yang biasa disebut kepis.

Sudah sepuluh menit berlalu, Jeon berdiri untuk meregangkan otot karena sejak tadi selalu berjongkok. Ia melihat kearah dua gadis yang ternyata sedang memasukkan kaki mereka kedalam aliran sungai sambil tertawa. Tawa lepas gadis itu adalah hal yang membuat Jeon tersenyum samar. Lelah yang melanda seakan terangkat, ia kembali mencari keong sawah tersebut dan berniat untuk segera menghampiri keduanya.

 Lelah yang melanda seakan terangkat, ia kembali mencari keong sawah tersebut dan berniat untuk segera menghampiri keduanya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Jisoo dan Lisa kini asik merendamkan kaki ke sungai. Airnya sangat sejuk dan itu berhasil membuat mereka tidak lagi kepanasan.

"Menurut lo, kita bisa bertahan gak sih disini?"Tanya Lisa.

"Entahlah, baru juga sehari disini. Setidaknya di hari pertama gak seburuk yang kita bayangkan"

"Iya sih. Gue aja awalnya gak nyangka bisa betah disini barang sehari aja. Gue malah udah punya rencana kabur ke Thailand waktu pertama kali disuruh kesini." Jisoo dan Lisa lantas tertawa mengingat hal-hal aneh yang dulu terlintas di otak mereka.

Tak lama dari arah hulu datang sekumpulan anak-anak yang tengah berlari ria. Satu persatu mulai melepaskan pakaian dan berangsur masuk ke sungai, dilihat dari alat-alat yang dibawa, sepertinya mereka akan menangkap ikan.

"Jis, liat noh. Bocil bocil pada nyari ikan." Lisa memanggil Jisoo dan mengarahkan telunjuknya ke anak-anak tadi. Terlihat sangat menyenangkan dimana mereka asyik bermain dan itu cukup untuk membuat Lisa dan Jisoo ikut tersenyum. Andai saja masa kecil mereka bisa selalu bahagia seperti itu.

Kita beralih ke dua saudara yang tampaknya sudah menyelesaikan tugasnya. Masing-masing kepis yang mereka bawa sudah hampir penuh dengan keong sawah. Mereka berdua segera menyusul kearah pinggiran sungai.

"Loh Jisoo mana Lis?" Tanya Sehun yang kini melihat kesana kemari karena satu orang hilang dari pandangannya. Begitu pula Jeon yang ikut mengamati sekitar. Jika memang hilang, kenapa Lisa santai-santai saja.

"Noh, ikut nyari ikan sama bocah-bocah." Lisa mengangkat dagunya guna menunjukkan keberadaan Jisoo. Dari sana terlihat Jisoo yang tengah bersorak ria bersama anak-anak dengan sebuah ikan besar ditangannya.

"JISOO! AYO BALIK!" Teriak Lisa yang membuat Jeon dan Sehun reflek menutup telinga. Teriakan Lisa mungkin bisa membuat telinga mereka tuli seketika.

Jisoo yang mendengar namanya dipanggil lantas berlari kearah ketiga orang disana, tak lupa ia melambaikan tangan ke pada anak-anak itu sebagai ucapan perpisahan.

"Liat, gue dapet ikan besar banget. Mungkin dia raja sungai." Setelah sampai, Jisoo langsung menunjukkan ikan yang sejak tadi ia peluk erat agar tidak jatuh.

"Kalau gue sayang-sayang mungkin sisiknya bisa berubah jadi emas kayak di film-film." Lanjut Jisoo

"Inilah bunda pentingnya melahirkan anak di rumah sakit bukan dirumah uya." Gumam Lisa, membuat Jeon yang mendengarnya terkekeh geli.

"Nanti kita masak dirumah ya, biasanya ikan ini enak kalau dibakar." Spontan Sehun mengelus puncak kepala Jisoo lembut. Jisoo hanya mengangguk senang, akhirnya ia bisa memasak sesuatu dari hasil tangkapannya sendiri.

 Jisoo hanya mengangguk senang, akhirnya ia bisa memasak sesuatu dari hasil tangkapannya sendiri

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


DOUBLE HELIX | Hunsoo - Liskook [√]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang