Malam itu lima gadis cantik dengan pakaian super minim sedang berada di sebuah club malam. Mereka terpisah menjadi dua bagian. Tiga orang yang terjun ke dance floor dan sisanya hanya duduk sambil meminum segelas alkohol.
Bosan. Itu kata pertama yang terlintas di pikiran sang gadis berambut merah. Ia hanya memainkan gelas alkoholnya tanpa meminumnya sedikit pun. Begitu juga dengan teman disebelahnya yang bahkan memilih untuk tidur. Tatapan tertarik dari beberapa pria juga tak mereka hiraukan.
"Ji, coba aja ada kejadian seru habis ini. Bosen gue" Ucap gadis yang tadi berniat untuk tidur.
"Kejadian lo digeret sama aki-aki tua bangka ke hotel kan Lis"
"Sialan, gak gitu juga kali. Serius gue. lo sadar gak sih kita sekarang ni mulai dimanfaatin mereka bertiga, apa-apa kita yang bayarin. Padahal duit mereka juga banyak"
Gadis rambut merah yang bernama Jisoo itu pun setuju dengan Lisa. Beberapa bulan terakhir mereka merasa sedang diperas. Dua bulan lalu Della meminjam uang 60 juta untuk membeli tas keluaran terbaru. Sebulan yang lalu Jessi minta tolong untuk ditransfer 50 juta karena daddynya belum memberinya uang bulanan dan terakhir seminggu yang lalu Nancy meminta hadiah ulangtahun sebuah mobil berwarna pink. Dan jangan lupakan jika mereka sedang liburan, yang jelas akan membayar adalah Jisoo dan Lisa.
Jisoo dan Lisa itu teman dari kecil,karena orang tua mereka juga bersahabat sejak SMA. Awalnya mereka kemana-mana hanya berdua tapi saat masuk dunia kuliah,mereka bertiga mulai masuk kedunia Jisoo dan Lisa. Tiga orang itu juga yang membawa arus buruk pada mereka. Tak ingin berlama-lama dimanfaatkan seperti ini, Mereka berdua berinisiatif untuk pergi ke luar negeri beberapa hari lagi. Yah, sekalian berlibur.
Tiba-tiba seorang gadis cantik menghampiri mereka. Oh ternyata itu Della yang tampaknya sudah mabuk." Jis,Lis nanti pulangnya ikut kami dulu ya."
Jisoo dan Lisa hanya mengangguk, sebenarnya mereka ingin pulang sekarang. Tapi melihat ketiganya sudah hampir tak sadarkan diri, mereka menurutinya. Bukan karena bodoh, tapi ini hanya ucapan terimakasih karena mereka mau berteman dengan Jisoo dan Lisa selama tiga tahun ini.
Sekarang mereka sudah berada disebuah gang sempit yang letaknya agak jauh dari club tadi. Lisa bingung, kenapa apa mereka menyuruhnya untuk mengantar kesini, tempat apa ini. Tak lama datang seorang lelaki yang memakai hoodie hitam dengan masker yang membuat wajahnya benar-benar tak terlihat. Nancy, Jessi dan Della pun turun dari sana dan menghampiri lelaki tadi. Saat Nancy mengulurkan tangannya tiba-tiba beberapa orang keluar dari persembunyiannya dengan membawa pistol yang dicondongkan kepada mereka.
Sontak kelima gadis itu menjerit ketakutan. Ada apa ini. Tunggu, apa mereka polisi?
" Kalian kami tangkap atas tuduhan menjalankan transaksi narkoba. Sekarang ikut kami ke kantor."
" Pak,pak,pak! Saya gak ikutan pak, saya cuma nganter. Sumpah" Lisa merengek sambil memohon kepada polisi yang ada dihadapan nya. Sedangkan Jisoo, ia masih terkejut sampai tak sadar jika tangannya sudah diborgol. "Jelaskan nanti dikantor polisi."
Saat ini kantor polisi mendadak ricuh karena datangnya keempat orang tua Lisa dan Jisoo. Terlebih lagi ayah Lisa dan bunda Jisoo yang serentak menjewer telinga anaknya.
"Pa,Sakit!. Lisa gak ikut-ikutan suer"
Rintih Lisa sambil memegang telinganya yang sudah memerah. Jeweran ayahnya ini memang sangat topcer."Ih bunda, Jisoo sama Lisa cuma disuruh nemani. Kira gak tau kalau mereka beli begituan" Ujar Jisoo yang meringis memegang bokongnya karena mendapat tamparan cinta dari sang bunda.
"Karena kedua anak ibu dan bapak tidak terbukti memiliki keterikatan dalam hal ini, kami akan membebaskan mereka dengan jaminan." Tutur polisi yang tadi mengintrogasi mereka berdua.
"Baiklah pak, terimakasih banyak.kalau begitu kami permisi." Ucap papa Jisoo dengan penuh wibawa.
Setelah keluar dari sana,mereka memutuskan untuk kerestoran terdekat bukan untuk makan sepertinya. Tapi melanjutkan ceramah yang sampai saat ini masih ditahan masing-masing orang tua.
" Kalian akan kami kirim ke desa tempat temen papa. Biar kalian berubah menjadi lebih baik." Sebelum mereka ke kantor polisi, papa Jisoo dan Lisa sepakat akan memindahkan kedua anaknya untuk tinggal didesa dan diawasi oleh sahabat mereka yang dulu memutuskan untuk tinggal disana.
"HAH!"
"What the F-"
Plakk. Jisoo tak bisa melanjutkan kalimatnya karena sang bunda sudah menepuk mulutnya lebih dulu." Mau ngomong apa kamu tadi ha!"
Jisoo merengut,mereka memang berencana pergi dari sini tapi bukan ke desa. Bagaimana jika ada orang-orang kampung yang jahil dan menggoda mereka karena kecantikan mereka. Pikir Jisoo dengan sedikit rasa percaya diri.
Lisa masih shock dengan perkataan papanya tadi. Apakah perkataannya saat di club tadi menjadi kenyataan. Tapi kenapa harus ke desa.
" Ma, jangan pindahin kami ya plis" mohon Lisa kepada mamanya yang sekarang sedang menatapnya. Sebenarnya ia tak tega, tapi jika dibiarkan Lisa akan menjadi anak yang kelewat batas. Ia pun menggeleng." Ini hukuman untuk kalian karena udah terlibat hal kayak gini, walaupun awalnya gak tau tapi bisa jadi lama kelamaan bakal mencoba karena circle pertemanan kalian udah buruk."
"Kami hanya ingin kalian tetap menjadi perempuan yang baik sayang." Jika bunda Jisoo sudah berkata selembut ini, Jisoo maupun Lisa tak bisa membantahnya. Akhirnya mereka mengangguk menyetujui.
"Dua hari lagi kalian akan kesana. Persiapkan semua yang kalian butuhkan." Itulah kalimat penutup dari papa Jisoo.
KAMU SEDANG MEMBACA
DOUBLE HELIX | Hunsoo - Liskook [√]
FanfictionJisoo dan Lisa dipaksa tinggal di sebuah desa oleh orangtuanya karena telah melakukan kesalahan fatal. Dibimbing oleh dua anak teman papanya, mereka diharuskan untuk melakukan semua pekerjaan yang biasa dilakukan orang desa.