Senja yang kelabu

468 36 13
                                    

"Tiap-tiap yang terlalui, akan memiliki makna tersendiri meski berawal sulit tuk di pahami."

#karina
_____________________________________

#karina_____________________________________

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

SUASANA jingga tengah berkabut. Angin juga ikut berhembus membawa dedaunan kering melayang-layang menuju arah angin hendak membawanya.

Beberapa kendaraan juga sepertinya tengah saling bertaut membunyikan klaksonnya masing-masing, hingga memekikkan telinga bagi siapa saja yang mendengar.

Sedang Karina, ia tengah menatap nalar pemandangan yang ada di bawahnya. Lebih tepatnya kali ini Karina berada di atas jembatan layang penyeberangan, yang biasa di lalui oleh para pejalan kaki jika hendak menyeberangi jalan raya.

Entah apa bagusnya pemandangan yang ada di bawah sana. Notabennya padat merayap oleh kendaraan yang tidak ada mau mengalah satu sama lain, sehingga bunyi klakson terus saja berbunyi bak bunyian terompet sangkakala.

Namun Karina masih saja tetap menatapnya. Jika di perhatikan dengan lebih rinci, sepertinya tatapannya kosong. Seakan tubuhnya berada di sana, namun fikirannya entah berkelana kemana.

Angin terus saja berhembus sesekali membawa rambut Karina melambai-lambai menari hingga sesekali menutupi wajah datarnya.

Kali ini Karina mencoba memejamkan kedua matanya. Helaan nafas panjang dan kasar juga kerap kali ia keluarkan dengan posisi masih terpejam.

Air mata Karina tetiba mulai menetes begitu saja. Sekelibat orang-orang yang berlalu lalang sepertinya tengah memperhatikan Karina sekilas, meski berakhir meninggalkan Karina sendiri karena mereka buru-buru bergegas pulang.

Mengingat cuaca kali ini sedang kurang bagus untuk senja yang biasanya selalu menawan bagi Karina. Sehingga tak heran, jika dengusan kesal kerap kali ia hembuskan.

Bukan apa-apa, hanya saja, senja kali ini sepertinya sudah tak sudi lagi menampakkan keindahannya. Padahal kali ini Karina tengah ingin menikmati dan merindukan warna biasnya.

"Oh my God, why did this happen to me? Why? Why?"
Karina bertanya-tanya dalam hatinya. karena bagaimanapun skenario hidupnya hancur berantakan.

"Ah, untuk apa berkeluh jika pada akhirnya duniaku akan tetap hancur esok harinya."
Terangnya lagi. Kali ini ia sudah pasrah bahkan sudah lelah dengan semua yang terjadi.

Karina menatap lekat-lekat pemandangan sore berkabut kelabu itu. Fikirannya menelisik jauh entah ke mana. Yang pasti, ia ingin lari bahkan pergi dan tak ingin kembali.

"Indah, namun sayang terlalu berkabung."

Entah apa makna dari perkataannya barusan. Yang jelas, kali ini Karina menatap lebih intens pada warna jingga berkabut pekat itu.

Kapten Spektrum (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang