''Bukan cinta yang salah, apalagi sampai memandang diri terlalu hina. simpelnya seperti ini, mungkin dia bukan yang terbaik untuk mu. karena yang terbaik akan selalu menerima apapun kurangnya kamu. dengan selalu melihat kelebihan yang kamu miliki.''
Sebelum kejadian itu terjadi, memang perasaan irfan sedikit aneh, sudah 1 minggu dadanya terasa berdegup kencang ketika tak sengaja bertemu atau perpapasan dengan nadya. hingga di detik ini. perasaan aneh menyeruak di hati irfan dan akhirnya meluap. tepat ketika semua kegelisahan irfan utarakan kepada nadya di ruang dapur. dan kebetulan pada waktu itu, masih jam istirahat.
''nad...ya?''
''iya? ada apa fan?''
''mbak nadya, irfan cinta sama mbak?''
''hah? gaks alah denger fan? lo cinta sama gue? gak ada ya fan, lo sama gue itu beda fan, lagian gue sudah punya cowok juga. jadi gak usah bahas ini lagi, gue gak mau ada yang ngomongin kita ya, ingat fan gue dan lo gak bisa jadi pasangan, jadi lupain cinta itu.''
''jad...i nadya gak cinta irfan, nadya gak cinta irfan...'' kali ini irfan mulai terus menerus mengatakan hal semacam itu, hingga berucung memukuli kepalanya sendiri sambil sesekali menggingit kuku-kuku jarinya.
irfan terus saja histeris hingga tak lama kemudian karina menghampiri karena terdengar suara gaduh di dapur. melihat hal semacam itu, segera karina mencoba menenagkan irfan. namun untungnya haikal tetiba datang menghampiri dengan sigap.
dan satu hal kenyataan lagi bahwasanya haikal sangat begitu perhatian terhadap karwayannya itu. bahkan haikal tau cara menenagkan irfan yang menurut karina sedikit kewalahan. karena karina belum sepenuhnya paham bagaimana cara untuk menenangkannya.
hingga setelah kejadian itu, karina mencoba untuk menutup kedai 3 hari lamanya berharap irfan akan kembali pulih kembali.
namun untungnya juga, ada ibu medina yang selalu membantu karina bahkan irfan yang sepertinya telah emmebutuhkan ibunya itu. iya, karena bagaimanapun, ibu medina adalah ibu yang paling pengertiannya luar biasa. bahkan tidak hanya kepada karina, namun kepada anak-anak di yayasan tersebut, ibu medina selalu perhatian tidak pandang bulu. dan itulah yang membuat karina sangat bersyukur memiliki ibu yang super duper amat sabarnya luar biasa itu.
''ibu, gimana keadaan irfan?.'' ucap karina yang kali ini tengah menjenguk irfan. meski keadaannya sudah membaik, namun karina memilih masih menutup kedainya. karena bagaimanapun bagi karina selama irfan belum speenuhnya benar-benar pulh, karina tetap akan emmperpanjang penutupan kedainya itu. karena bagaimanapun tujuan awal kedai ini di bangun demi mereka.
''hem dia udah membaik kok nak, jadi jangan terlalu cemas ya, oh iya btw mau ketemu irfan kan kesini> sampek lupa ibu?''
''hah, boleh ketemu ya bu?''
''boleh dong, ayo masuk.'' terang ibu medina menggandeng tangan karina sambil sesekali tersenyum melihat wajah cantik karina.
''hai irfan?'' sapa karina setelah melihat sosok ifran yang tengah membaca buku resep masakan indonesia itu.
seketika namanya di panggil, irfan segera melihat, dan ia langsung tersenyum dnegan ciri khasnya.
''hai.. ju..ga ..kari..na.'' terangnya masih tersenyum simpul tanpa kepura-puraan.
''irfan gimana keadaannya?'' tanya karina lanjut.
sedang irfan segera menutup buku resep makanan itu lalu mencoba menjawab pertanyaan karian dengan begitu antusias.
''irf...an ba...ik-ba...ik sa...ja k..ok.'' terangnya tanpa kepalsuan.
''wah syukurlah kalau begitu, karina lega akhirnya.'' terang karina memegangi dadanya. taukah hal yang paling karina sykuri karena telah bertemu dnegan irfan adalah, dia akan mengutarakan appaun yang di rasa tanpa perlu menahan ataupun perlu berpura-pura. apalagi pura-pura untuk terlihat baik-baik saja. sedang karina, jangan di tanya, banyak tidak-baik-baik sajanya yang terus ia tanggung untuk terlihat baik-baik saja. entah bukan tidak mau berbagi pundaknya pada siapapun, hanya saja, cukup menikmati tanpa di ecritakan pada orang lain apalagi pada sang ibu, sepertinya sudah cukup.
''ha..i kari...na, itu ba...wa a...pa?'' ucap irfan segera, karena melihat karina yang tetiba termenung melihat cendela.
''oh, iya, sampai lupa, ini lo, karina bawain buku resep masakan khas indonesia edisi terbaru lo, dan ini masakannya di kemas dengan era modern. keren kan, so irfan wajib baca dan praktekin enak kali ya, tapi kalau sudah sembuh nanti.''
''wah, makasih ya kar, irfan happy banget.'' kali ini senyuman irfan semakin merekah begitupun ibu medina yang juga ikuan tersenyum menatap irfan sekilas lalu berfokus pada karina.
''karina, ibu bangga saja kamu.'' ucap ibu medina tiba-tiba dis ela-sela irfan masih antusias mebuka lembar demi lembar buku baru yang karina bawa.
''karina juga bangga terlahir dari rahim ibu, makasih ya bu.'' jawab karina segera lalu berpelukan satu sama lain.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kapten Spektrum (Tamat)
RomanceHari ini kami umumkan proyek perdana dari program ISP Initiative. Seperti yang sudah kami umumkan sebelumnya bahwa program ISP Initiative telah memilih 4 penulis muda untuk bersama-sama mengembangkan cerita untuk dipublikasikan di Wattpad secara ber...