semua sibuk

19 1 0
                                    

Dunia terlalu besar jika hanya dibuat untuk mengeluh & bersedih saja. Lantas selama ini mana Alhamdulillah mu yang telah kau sembunyikan?
@Karina

Pagi ini benar-benar diluar dugaan karina, bagaimana tidak, ketika kakinya sudah sampai di lokasi, beberapa pembeli sudah banyak yang mengantri hingga membentuk antrian panjang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Pagi ini benar-benar diluar dugaan karina, bagaimana tidak, ketika kakinya sudah sampai di lokasi, beberapa pembeli sudah banyak yang mengantri hingga membentuk antrian panjang. Lagi-lagi karina masih belum percaya. Bahwa impiannya kini telah menjadi sbeuah kenyataan. Hingga tetesan bening keluar begitu saja daru kelopak matanya.

‘’selamat pagi ibu karina.’’ Iya suara itu berasal dari karyawan ku, namanya nadya. Dia yang kemaren telah mengirim surat lamaran kerja.
Aku hanya menjawab dnegan lambaian tangan sambil tersenyum kearahnya. Mengingat dia sepertinya tengah sibuk mencatat pembelian orang.

Sedang beberapa dari karyawan lain juga tengah mempersiapkan pesanan yang akan siap diantar.

"Wah sepertinya banyak juga yang pesen online?" Terang Karina mengajak bicara seseorang yang sedari tadi sibuk menghitung kotak makanan yang siap di kirim.

"Iy...a Bukk..., Pesa..nan..nya membel..udak." jawabnya masih sibuk merapikan kotak makanan itu.

Lagi-lagi Karina tersenyum sendiri, restoran yang ia idam-idamkan kini terwujud sudah. Bahkan banyak sekali pembeli baik melalui online maupun offline.

Karina segera melangkah menuju ke dalam, setelah beberapa karyawannya merasa kewalahan akibat pembukaan restoran yang sudah berlangsung 2 Minggu ini.

"Hem sini saya bantu pekegingin." Pungkas Karina langsung bergerak membantu mereka.

"He mi...nta...ca..be." suara Irfan sedikit berteriak sambil terus memasak. Dan dengan sigap Karina langsung mengambilkan cabai yang Irfan maksud di kulkas penyimpanan.

"Mak..asih." jawab Irfan singkat lalu secepat mungkin mencincang cabai tersebut hingga kecil. Tentu dengan kecepatan yang cukup hebat sampai-sampai Karina sedikit tertegun melihat kepiawaian irfan.

Berselang dari itu, setelah dirasa irfan sedikit mulai terkontrol, Karina beralih membantu yang lain.

"Yah, si Zaky dan si Akmal, yang tengah kewalahan juga rupanya untuk mencuci piring, sehingga mau tidak mau Karina segera membantunya.

"Biar ..in ka...mi..saja.. yang cu..ciin Bu?" Terang mereka

Namun Karina tetap lah Karina, ia malah lebih suka jika tetap membantu meski dirinya sendiri telah menjadi bos.

"Sudah, tidak apa-apa ayo ." Karina mulai membantu mereka mencuci piring hingga setelah di rasa sudah lumayan bisa di atasi Karina mulai berhenti lalu beralih  untuk beristirahat sejenak, mengingat juga beberapa pelanggan sudah mulai sedikit berkurang.

"Capek ya buk?"

"Eh Nadya, hehehe lumayan." Terang ku terkekeh.

"Buk, hasil hari ini luar biasa buk, setiap hari sepertinya bertambah terus?"

"Wah syukurlah kalau begitu."

"Iya buk, Alhamdulillah banget."

"Oh iya, si Luqman sudah datang belum nganter paket makanannya?"

"Sudah buk, baru aja Dateng."

"Sekarang dia dimana?"

"Lagi makan di dalam buk."

"Oh baguslah kalau begitu" Karina mengakhiri lalu mencoba memejamkan matanya sebentar di Shofa.

Namun tiba-tiba saja, Irfan datang menghampirinya dengan begitu terbata-bata.

"Kar..in..a, ga..wa...t, kar..Ina.. gawat.. Kar..ina ga..wat" sontak saja Karina segera terbangun dari tidurnya, lalu bergegas menuju ke dapur bersamaan dengan karyawan yang lain.

"Ada apa fan?" Ucap Karina dengan penuh khawatir. Takut jika terjadi sesuatu yang tidak terduga.

"It..u-i..tu,it..u.... " Belum juga Irfan mengatakannya sehingga Karina mulai sedikit esmosi. Ah lebih tepatnya benar-benar takut.

"Itu apa fan?" Nada Karina sedikit meninggi, membuat nadya langsung menatap wajah Karina datar sedang  Irfan dan beberapa karyawan yang langsung menunduk tak mampu menatap.

"Maa...f, it...u stok tim..un un..tuk a..car ha...bis, la..lu bagaim...ana in...i?

"Waduh gawat ini, soalnya ini ada yang order 10 makanan?" Seketika Nadya menyela.

Sedang Karina, malah kebingungan. Bisa-bisanya ia tidak menyetok barang, padahal bisanya ia selalu mengabsen setiap bahan keperluan restoran.

"Ah sial, bisa-bisanya coba tadi malam tidak ngecek dulu bahan makanannya." Karina mendengus kesal.

Hingga tanpa pikir panjang ia mulai membanting setir otaknya berharap ide cemerlangnya bisa datang tiba-tiba, namun tetap saja tidak menemukan ide apapun.

"Hem gimana kalau timun nya kita ganti wortel saja?"  Kebetulan ini wortel masih ada." Seketika ide cemerlang Nadya keluar.

"Ah bol.eh-bol..eh, Nad..ya ka...mu he...bat." seketika Irfan tersenyum simpul pada Nadya. Ah lebih tepatnya ia tengah sumringah. Bahkan kedua pipinya pun terlihat memerah seperti tengah memakai blus on.

Tanpa pikir panjang Zaky berserta Luqman segera membantu mengupas wortel. Sedang Irfan segera bergegas membuat bumbu yang lain.

"Ya sudah buk, saya ke tempat kasir dulu." Ucap Nadya berlalu meninggalkan Karina.
Dan tanpa pikir panjang Karinapun segera bergegas menuju tempat duduk di dekat cendela.

"Ah leganya." Terang Karina melepas penat. Sambil menatap suasana jingga yang sebentar lagi akan berkemas berganti dengan malam.

"Buk, orderan terakhir tadi sudah berhasil di antar oleh Luqman dan ini rekapan terakhir penjualan hari ini." Terang Karina memberikan catatan di laptop yang telah Karina sediakan.

"Oh iya, makasih ya Nad, Hem kalau sudah selesai semua pekerjaannya hari ini, langsung pulang saja Nad, bilang ke yang lain."

"Siap buk."

Hari yang melelahkan, namun juga membahagiakan. Sudah lama rasanya Karina tidak sibuk seperti ini. Ah lebih tepatnya panik mungkin.

"Kar..ina, Irfan dan tem..an-tem..an pu..lang du...lu ya?"

"Oh iya, hati-hati di jalan ya, sampai ketemu besok."

"Siap."

"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Kapten Spektrum (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang