kembalian barang

16 1 0
                                    

Pertemuan kedua kalinya, akankah akan berlanjut untuk ke 3 dan seterusnya? Semoga saja!

#lelakianonim

Karina merapikan jas berwarna hitam dan juga dasi bermotif yang telah ia cuci 2 hari lalu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Karina merapikan jas berwarna hitam dan juga dasi bermotif yang telah ia cuci 2 hari lalu. Kali ini ia hendak mengembalikan barang tersebut kepada pemilikny sesuai dengan ucapannya kemaren tepat setelah pertemuan kedua kalinya itu tiba.

Meski begitu, Karina meruntuki dirinya sendiri, memaki-maki hingga menyebut dirinya bodoh karena lupa menyelipkan kartu nama lelaki tersebut di mana. Sudah beberapakali ia memeriksa tas yang kemaren ia bawa, namun rupanya tidak ada juga bahkan sudah beberapa kali juga ia mengeluarkan isi barang-barangnya yang ada di tasnya tersebut, berharap kartu nama berwana hitam itu muncul di depannya bersamaan dengan beberapa barang make up Karina. Namun rupanya nihil.

"Ah sial, ku taruh di mana sih tuh kartu!" Dengusnya mengacak-cak rambut pirangnya dengan frustasi.

Karina mulai frustasi, tanpa sadar ia sudah beberapa kali mondar-mandir sambil memegangi mengacak pinggang sesekali menutupi wajahnya sambil memejamkan kedua matanya berharap daya ingatannya jernih kembali.

"Ah sial!"

Lagi-lagi ia mendengus kesal, karena handphone nya tetiba berbunyi di saat hatinya masih bergulat dengan kartu nama yang lupa di taruh dimana.

Lamban-lamban Karina berjalan menuju handphone yang terletak tidak jauh dari posisinya berdiri.

"Hallo, ada apa?" Ungkapnya to teh point. Tanpa tau siapa gerangan yang telah menolfon Karina.

"Buk, gak ke restoran hari ini?" Ucap seseorang dari seberang.

"Oh iya Nadya, bentar lagi saya berangkat, ada apa memangnya?"

"Oh ini buk, ada seseorang yang nyariin ibu, Nadya bilang ibuk belum Dateng, eh terus dia nunggu buk., Terus katanya sih namanya pak Haikal" Ucap Nadya rinci menjelaskan perkara barusan.

"Oh iya nad, kalau gitu suruh tunggu saja, saya segera berangkat." Ketus Karina tergesa mematikan sambungan tlpnya lalu bergegas berangkat.

Karina segera menaruh handphone nya ke dalam tas, namun ternyata kartu nama yang sejak dari tadi Karina cari ternyata ia taruh di belakang hp nya.

"Ah sial, ternyata yang aku cari-cari ada di sini." Karina mendengus kesal sambil membuka casing hpnya, lalu mengambil kartu nama tersebut. Sebelum akhirnya ia bergegas memesan gojek online.

Butuh 5 menit akhirnya yang di tunggu-tunggupun datang juga. Dan segera Karina mulai menikmati perjalanan nya meski beberapakali Karina meminta kepada bapak gojeknya untuk sedikit lebih cepat.

"Maaf bapak bisa agak cepat?" Karina menepuk pundak bapak gojek tersebut dengan suara yang sedikit lebih kencang.

Hingga bapak gojeknya pun mulai mempercepat laju kendaraannya.
Dan tak butuh lama, akhirnya tempat yang di tujupun sampai juga.

Karina buru-buru bergegas menuju ke dalam setelah membayar bapak tukang gojek tersebut.

Nafasnya sedikit terpenggal-penggal, mengingat sedari tadi Karina terasa begitu terges-gesa untuk berangkat menuju ke restorannya.

"Ah, maaf Haikal, tadi masih ada kendala di rumah, sudah lama kah nunggunya?." Terang Karina bergegas menuju tempat duduk lelaki yang telah menunggu Karina sedari tadi.

"Ah, santai Rin, lagian saya masih menyantap makanan ini nih." Jawab lelaki itu menunjuk makanan yang baru saja datang di mejanya.

"Ah syukurlah kalau begitu, silahkan nikmati makanannya aja dulu kalau gitu, biar saya masuk dulu." Ucap Karina lagi dengan penuh senyum.

"Oh siap Rin."

Karina mulai menuju ke dapur untuk menyapa karyawannya yang sepertinya sudah sibuk sekali rupanya.

"Pagi Irfan, gimana harinya?"

"Ah, ka..RI ..na, pap..gi, ha..ri in..i Irf...an ba...ik kok." Terang Irfan tersenyum pada Karina sekilas lalu fokus kembali memasak.

Lalu berlanjut Karina menyapa karyawannya yang lain yaitu Nadya yang tengah sibuk menjadi kasir dan juga karyawan yang lain.

Setelah menyapa, Karina mulai menuju Haikal yang sepertinya sudah selesai aktifitas makannya.

"Oh iya kal, ini jas dan juga dasinya, saya balikin sudah saya cuci juga kok, Hem makasih ya sebelumnya dah bantu saya waktu itu" Terang Karina memberikan tas yang berisi jas dan dasi tersebut.

"Santai aja kali, oh iya Rin, saya mau bicara serius nih sama kamu?"

"Hah? Maksudnya bicara serius apa?" Karina mencoba menerka ucapan Haikal yang secara spontan membuat jantung Karina berdetak tak karuan bahkan ia sedikit mulai salah tingkah Karen ulah perkataannya tersebut.

"Hehhehe, iya serius Rin, jadi saya ingin menjadi donatur di bisnis kamu ini."

"Oh jadi bicara seriusnya hanya donatur toh."

"Lah emang menurut mu apa? Hayo?" Jail Haikal tertawa pada Karina. Sedang Karina justru terasa ini hal yang memalukan, bisa-bisanya fikiran nya berfikir hal yang macam-macam begini. Buru-buru Karina memutar otak untuk menjawabnya sebelum ia akan menjadi kepiting rebus karena wajahnya sudah memerah.

"Hah, oh gak apa-apa kok, yah Hem boleh kok dengan senang hati kalau kamu bisa jadi donatur, jadi bisa lebih membantu merek juga." Terang Karina mencoba membeberkan jawabannya meski terlihat gugup dan sempat berfikir sejenak tadi untuk mengatakan hal tersebut

"Wah syukurlah Rin, kalau kamu setuju."

"Justru saya yang seharusnya berterima kasih padamu, karena telah Sudi membantu bisnis ini."

"Santai aja Rin, lagian juga setelah bertemu mereka, rasanya adik saya masih hidup."

"Hem, yang sabar ya kal, adikmu pasti di alam sana merasa bangga deh punya kakak seperti kamu, perhatian."Terang Karina antusias hingga kedua mata Haikal terpaku melihat wajah Karina yang begitu menenangkan sekali.

Menenangkan memang, saat seseorang bisa mengerti dan paham apa yang tengah kita rasakan. Begitulah Karina & Haikal. Sama-sama tersipu malu.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.







Kapten Spektrum (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang