Manusia hanya berencana,
Selebihnya tuhan yang mengatur semua.Udara pagi terasa begitu dingin, mungkin karena sehabis hujan sejak kemaren sore hingga sekarangpun masih menetes walau tidak sebegitu deras. Namun cukup membuat tubuh Karina menggigil hebat.
Iya, saking gembiranya karina telah menemukan tempat penjual gelas itu berada, hingga tidak menyadari bahwa hujan tengah mengguyur kota dengan begitu derasnya.
Tangan Karina mencoba menarik selimut dengan begitu pelan, karena semakin bergerak, tubuhnya akan semakin menggigil.
Di selimuti lah tubuhnya hingga di ujung kepalanya.Namun meski ia telah menutupi semua tubuhnya dari ujung rambut sampai ujung kaki, tetap saja, suhu di tubuhnya masih terasa menggigil.
Bahkan sesekali ia bersin dan batuk. Karena merasa seperti tidak enak badan, segera Karina meraba dahinya.
"Panas tapi kenapa terasa dingin " gumamnya sendiri dengan begitu penasaran.
"Karina ayo makan dulu." Suara ibu Medina rupanya telah membuat Karina ingin terbangun karena bagaimanapun pagi ini dia akan bertemu dengan si Irfan.
Namun lagi-lagi kekuatan daya tubuhnya sepertinya belum cukup kuat, sehingga ia hanya menjawab tanggapan sang ibu dengan suara yang begitu pelan."Iya Bu, nanti Karina makan." Suaranya parau bahkan serak.
Mendengar jawaban dari Karina, sontak saja ibu Medina sedikit merasa khawatir.
"Karina kenapa?"
Hingga setelah Karina mulai batuk dan bersin bersamaan, akhirnya ibu medina menyadari bahwa anaknya tengah demam rupanya.Segera snag ibu langsung membuka pintu kamarnya dengan begitu pelan, takut saja dia tengah tertidur. Karena bagaimanapun ibu Medina merasa tidak tega jika ia harus terbangun gara-gara mendnegar gaduh pintu terbuka oleh sang ibu. Ibu Medina berjalan menuju ranjang Karina yang tengah berbaring dengan menutupi seluruh tubuhnya dengan selimut bermotif hello Kitty itu.
Hampir 5 menit ibu Medina menatap Karina, tanpa ingin membangunkannya. Hingga Karina mulai bersin kembali.
"Haccim." Spontan ia mencoba membuka selimut yang telah menutupi wajahnya.
"Ibu." Terang Karina berusaha bangun, namun ibu Medina segera mencegahnya.
"Sudah, berbaring saja." Pungkas ibu Medina sambil memegang dahi anaknya.
"Karina demam ini, bentar ibu buatin teh jahe dulu sama bubur, biar tubuhnya sedikit hangat." Segera ibu Medina bergegas pergi, namun Karina mencoba memegang tangannya
KAMU SEDANG MEMBACA
Kapten Spektrum (Tamat)
RomanceHari ini kami umumkan proyek perdana dari program ISP Initiative. Seperti yang sudah kami umumkan sebelumnya bahwa program ISP Initiative telah memilih 4 penulis muda untuk bersama-sama mengembangkan cerita untuk dipublikasikan di Wattpad secara ber...