tragedi

23 1 0
                                    

Tenanglah dulu, karena kita perlu untuk menyikapinya dengan santai. Agar tidak terjadi sesuatu hal yang tak di inginkan.

Cukup tenang, agar pikiranmu bisa terang!


Beberapa pelanggan telah menunggu pesanan yang telah di pesan di meja makan yang telah di sediakan oleh kedai simpati

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Beberapa pelanggan telah menunggu pesanan yang telah di pesan di meja makan yang telah di sediakan oleh kedai simpati.
Sedang beberapa karyawan termasuk Irfan juga tengah sibuk mempersiapkan pesanan para pembeli agar sebisa mungkin untuk tidak mengantri terlalu lama.

Karina tentu tidak tinggal diam, dia juga tengah membantu Nadya yang juga kewalahan rupanya.

Saking ramainya kedai ini di hari Senin hingga tanpa sadar salah satu karyawan yang tengah bergegas mengantar makanan tetiba terjatuh akibat tersandung kakinya sendiri.

"Prakkkkk..." Suara beberapa piring dan juga gelas berjatuhan bersamaan dengan karyawan tersebut.

Sontak saja, beberapa pembeli mulai mencari letak suara kegaduhan termasuk Karina. Segera mungkin Karina bergegas menuju ke arah karyawan lelaki itu.

"Luqman." Teriak Karina histeris.

"Ma....af-ma...af Bu, Luqman salah, Lukman Salha luk...man mi..nta m..aaf." kalimat itu terus saja ia lafalkan dengan nada suara pelan dan gugup. Dengan kawah menunduk dan menggeleng-geleng ia terus berbicara.

Sedang Darah segar mulai mengalir dari lengannya. Bagaimana tidak, saat karyawan tersebut terjatuh lengan tangannya mengenai pecahan gelas tersebut sehingga menyebabkan goresan di sana.

Ia meringis kesakitan, sambil berusaha duduk dengan memegang lengan yang tergores tadi.

"Luqman gak papa kan?" Karina mulai khawatir, raut pucat telah tergambar jelas di wajahnya.

Sedang karyawan lelaki itu hanya meringis tetap memegangi lengannya. Sambil terus melafalkan permintaan maafnya pada Karina.

Karina mulai kebingungan, Beberapa pembeli juga ada yang bergegas pergi ke kasir namun ada juga yang masih menonton membuat Karina semakin setres rupanya. Bukan apa-apa hanya saja, Karina takut jika terjadi apa-apa dengan Luqman. Mengingat Luqman sensitif terhadap tatapan orang-orang. Apalagi dengan kerumunan seperti ini. Namun lagi-lagi Karina juga kebingungan harus berbuat apa, mengingat Luqman juga masih terus saja melafalkan perkataan itu, bahkan kali ini ia mulai memukul-mukul kepalanya. Membuat Karina semakin ketakutan.

"Luqman-liqman tenang ya, gak papa kok, Luqman tenang ya." Karina mencoba menepuk-nepuk pundaknya luqman, namun naas, bukannya sedikit tenang, Luqman malah semakin histeris memukuli kepalanya sambil menunduk hingga beberapa darah mulai berhamburan ke baju Karina.

"Luqman, tenang, hei Luqman tenang, gak papa." Nada Karina pun mulai sedikit berteriak. Karina mulai depresi menangani ini semua.

Andai ibunya ada didekatnya sekarang, mungkin ini bisa membantu Karina untuk menenangkan Luqman.

Hingga tak lama kemudian seseorang yang tak di kenal segera melepaskan jas hitam yang ia kenakan, lalu tanpa ragu ia mulai menutupi tubuh Luqman lalu memeluknya sebentar sambil menepuk-nepuk pundaknya.

"Tidak apa-apa." Bisiknya pada Luqman sambil terus memeluknya. Tak peduli baju putih yang ia kenakan telah terkena darah segar begitupun jas yang telah ia tutupkan pada Luqman sebagai selimut.

Bahkan dengan sigapnya si lelaki itu juga segera Membuka dasinya lalu mengikatkannya pada lengan Luqman. Agar darah yang keluar tidak terlalu banyak.

"Aw, sa..kit." Luqman meringis kesakitan.

"Ah maaf ya," terang si lelaki itu dengan sedikit memelas.

"Ada tempat yang sekiranya tidak terlalu ramai?" Tanya seseorang itu pada Karina.

Sontak saja Karina langsung menunjuk ruangan kerja Karina yang memang Karina sediakan.

"Ada di sana." Terang Karina menujuk ruangan yang ia maksud.

"Boleh saya pinjam dulu, buat nenangin karyawan ini?"

"Ah iya boleh."

Dengan penuh perhatian, lelaki itu segera mengajak Luqman untuk menuju ruangan itu. Dengan masih memakai jas sebagai penutup kepalanya.

Hingga Nadya mulai melakukan tindakan untuk menutup kedai sementara hari ini saja. Alhasil para pembelipun pergi berlalu.

Sedang beberapa karyawan yang lain, sengaja untuk dipulangkan. Agar tidak terjadi sesuatu yang Tidak terduga kembali.

Karina mulai mengikuti lelaki itu ke dalam bersama Luqman. Hampir 5 menit lelaki itu terus menenangkannya.
Dan setelah di rasa cukup tenang, Luqman sudah tidak lagi melafalkan ucapan itu. Iya mulai tenang.

Sedang Karina, tentu Karina hanya menatapnya. Ah mungkin lebih dari itu. Karina sepertinya amat merasa Bersyukur, karena lelaki itu telah banyak membantunya menangani hal semacam ini.

Entah bagaimana akhirnya, jika lelaki itu tidak muncul. Mungkin Karina akan benar-benar setres.

"Hem, ada obat P3K?" seketika lelaki itu mulai menanyakan kembali pada Karina.

Dan dengan sigapnya Karina segera mengambil kotak P3K itu tanpa berniat ingin menjawab pertanyaan si lelaki tersebut.

"Ini." Pungkasnya sambil memberikan kotak yang berhasil ia bawa.

Si lelaki itu dengan segera membuka balutan dasinya yang ia taruh di lengan Luqman, lalu ia tangani dengan beberapa obat yang ada di kotak P3K tersebut.

Stay safe semuanya, tetap prokes jangan kendor ❤️

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Stay safe semuanya, tetap prokes jangan kendor ❤️

Kapten Spektrum (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang