Rasa memang tidak bisa di tebak, tidak bisa di setting, apalagi di restart ulang!
Salahkah jika aku jatuh cinta?
Nampak jalanan basah akibat hujan tadi pagi membuat suasana menjadi sedikit lebih sejuk dari biasanya. Hem udan angin juga telah membuat embun hujan berjatuhan ke tanah bersamaan dengan berapa dedaunan kering tergeletak di sana.Sedang nampak dari dalam restoran beberapa karyawan sepertinya tengah kelimpungan akibat pelayan yang secara bersamaan mengantri dengan sekejap.
Maklum hujan memang terkadang membuat beberapa orang senang. Ya, seperti Karina saat ini yang tengah tersenyum sekilas sebelum akhirnya ia mencoba membantu para karyawannya itu.
Iya, meski para pelanggan tersebut awalnya hanya berniat ingin meneduh dari tetesan hujan, dan mungkin hanya tempat ini yang terlihat dari beberapa kiyos memilih tutup karena hari Minggu.Jadi tidak heran mereka malah memilih untuk datang ke sini sekalian ingin menyantap kaldu sup buntut yang sepertinya cocok sekali dengan keadaan cuaca dingin ini.
"Mbak, tolong tambahkan 1 sup buntutnya ya mbak." Teriak pelanggan memanggil salah satu karyawan Karina.
"Oh baik buk." Terang Karina segera, mengingat beberapa karyawan yang lain sepertinya tengah melayani pembeli yang lain.
Meski terlihat kewalahan, namun Karina malah bersyukur, bersyukur karena restoran yang ia damba-dambakan akhirnya bisa terealisasikan di tambah bantuan donatur dari Haikal.
Karina buru-buru menuju ke dapur meminta Irfan untuk segera membuatkan pesanan pembeli tersebut.
"Fan, sup buntut 1 lagi ya." Karina menunjukkan jari telunjuknya pada Irfan.
Irfan yang mengetahuinya segera mengangguk lalu mencoba menuangkan SOP buntut masakannya."In..i Ka..ri..na.."
"Oh udah siap ya, ok makasih ya fan, kerja bagus." Jawab Karina tersenyum lalu berlalu sambil membawa sup buntut tersebut.
Setelah agak lenggang dari pelanggan, akhirnya Karina mencoba beristirahat sejenak.
"Ah capek juga ternyata." Gerutu Karina. Smabil duduk di kursi pembeli.
"Capek ya?" Suara dari belakang mengagetkan Karina. Spontan Karina menengok ke arah belakang.
"Ah, Haikal, saya pikir siapa?" Sarkas Karina ternyum padanya.
"Hem, emang kamu pikir siapa?'
"Ah pembeli."
"Lah emang saya ke sini mau pesan makan."
"Oh iya, sekarang kan sudah waktunya jam akan siang, ok mau pesan apa btw?" Karina buru-buru berdiri sambil menyodorkan buku menu pada Haikal.
"Hem, saya pesan SOP buntut aja deh, kayaknya enak nih, makan yang segar-segar dalam suasana dingin."
"Hem, setuju sih, ok tunggu ya, saya ke dapur dulu."
"Ok siap."
Karinapun akhirnya melangkahkan kaki menuju ke dapur kembali.
"Fan?" Lah kemana dia?" Ungkap Karina bergumam setelah melihat dapur tanpa Irfan.
"Eh Luqman lihat Irfan?" Tanya Karina pada Luqman yang kebetulan baru nongol dari gudang makanan.
"Ti...da..ok tau..Bu." mung...kin.. ada di dep..an k..asir" jawab Luqman enteng lalu berlalu meninggalkan Karina, mengingat ia harus mengantarkan makanan pada pembeli online.
"Ya sudah Bu, Luqman permisi dulu."
"Oh iya, jati-hati ya di jalannya, jangan ngebut-ngebut." Ucap Karina pun ikut berlalu untuk mencari Irfan.
Langkah Karina sedikit melebar, untuk mencari irfan, mengingat pesanan Haikal belum juga di buat. Hingga tatapan Karina tertuju ke tempat kasir.
"Irfan." Sarkas Karina setelah sampai di tempat kaisar.
"Ngapain?" Tanya Karina lagi.
Sedang Irfan spontan sedikit menggaruk-garukkan kepalanya, ah lebih tepatnya sepertinya ia tengah kebingungan tidak jelas. Atau mungkin Karina yang belum paham situasi ini.
"In..i say..a bua..tkan Na...dya minu..man." jawabnya cepat lalu berlalu meninggalkan Karina.
Ah lebih tepatnya"Ada apa Nadya?"
Semua terasa amat janggal, namun juga Karina tidak bisa mengartikan situasi ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kapten Spektrum (Tamat)
RomanceHari ini kami umumkan proyek perdana dari program ISP Initiative. Seperti yang sudah kami umumkan sebelumnya bahwa program ISP Initiative telah memilih 4 penulis muda untuk bersama-sama mengembangkan cerita untuk dipublikasikan di Wattpad secara ber...