Rawon kebahagiaan

91 7 4
                                    

Bahagia itu, ketika kamu berhenti mengeluh, berhenti insecure, berhenti menyalahkan diri sendiri. Karena kamu adalah sumber dari kebahagian itu sendiri.

#karina

______________________________

KARINA, mencoba menghembuskan nafasnya dengan begitu lega

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

KARINA, mencoba menghembuskan nafasnya dengan begitu lega. Perasaan gelisah bahkan berkecamuk, kini telah sedikit menghilang dari hatinya.

"Ya sudah, ayo minum dulu ke dalam, sepertinya kamu tengah shock tadi."  Terang sang ibu membawa Karina menuju ke ruang makan yang memang di desain untuk autisme.

"Tunggu di sini dulu ya, ibu mau ngambil air minum dulu ke dapur." Ucap sang ibu yang langsung di setujui oleh Karina.

Bukan Karina tidak ingin mengambil minumannya sendiri, hanya saja, meski Karina tau bahwa jarak antara meja makan dan dapur cukup dekat. Namun Karina tak cukup nyali bertemu seseorang kembali di tempat ini. Mengingat sepertinya, di dapur juga tengah ada seseorang yang memasak. Terlihat aroma masakan yang tengah masuk pada indra penciuman Karina.

Hingga tanpa sepatah katapun Karina hanya memberi isyarat anggukan pada sang ibu.

Sambil menunggu sang ibu datang menghampirinya, kedua bola mata karina mulai menelisik sudut-sudut ruangan ini. Banyak sekali simbol-simbol yang di pajang di dinding tersebut, salah satinya simbol ekspresi wajah.

Bahkan dengan nuansa tenang dan  nyaman telah mampu membuat Karina sedikit terenyuh.

Bukan apa-apa, hanya saja, ini pertama kalinya Karina menemukan suasana ruang makan yang tenang bahkan di desain khusus sepertinya.

Hingga tak lama, ibu Medina menghampiri Karina dengan membawa segelas air mineral beserta makanan ringan yang telah ibu Medina bawa dari dalam dapur tersebut.

"Karina, ini minum dulu nak." Terang ibu Medina menyodorkan segelas air yang telah berisi air mineral tersebut.

Spontan Karina menjulurkan tangan kanannya untuk menerima gelas berisi air tersebut. tak lupa ia mengucapkan terima kasih terlebih dahulu sebelum ia mencoba meneguknya.

"Ah lega rasanya." Karina tersenyum setelah berhasil menghabiskan air mineral tersebut dengan beberapa tegukan saja.

"Kurang ya airnya, bentar ibu ambilkan dulu." Spontan ibu Medina bergegas menuju ke dapur, namun Karina mencoba mencegahnya dengan cepat.

"Tidak bu, Karina sudah tidak ngelak lagi kok."

"Ah, ya sudah nih cobain kue keringnya, baru dibuat oleh anak-anak di sini lo." Kbu Medina mencoba membuka toples berbentuk kotak kaca itu.

"Ah gak usah bu, Karina lagi gak kepengen." Terang Karina mencoba menutup kembali toples yang baru saja ibunya buka.
Bukan tidak menghargai, hanya saja Karina lagi tidak menginginkan. Apalagi kue keringnya sama persis dengan kue kering di toko miliknya dulu. Sehingga Karina sedikit sedih jika memakannya.

Kapten Spektrum (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang