S-16

453 123 39
                                    

🌸 🌸 🌸

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

🌸 🌸 🌸

.

.

.

Flashback

Wanita muda nan cantik itu bergetar ketakutan saat melihat sesosok serba putih melangkah lunglai kearahnya. Ingin berlari, tapi otak dan kaki nya gagal loading yang membuat nya tetap membeku ditempat menunggu sosok itu menghampiri nya.

Wanita yang berprofesi sebagai wartawan itu tersentak saat tahu ternyata yang menghampiri nya adalah seorang wanita muda.

"To-tolong kami." Wanita itu -Harumi Airin tidak bisa berkutik saat wanita dengan pakaian serba putih itu mendekat kearah nya.

"Tolong selamatkan anak ku. Bawa dia pergi jauh dari sini." Ujar wanita itu sambil memberikan seorang gadis kecil berusia sekitar 6 tahun itu ketangan Airin.

"T-tapi-"

"Kumohon, hanya kau satu-satunya harapanku agar anak ku tetap hidup." Airin merasa tidak tega melihat wanita bercadar didepan nya yang menangkupkan kedua tangan sambil memohon pada nya.

Wanita itu sungguh kacau. Pakaian putih nya berlumuran darah dan lumpur dimana-mana. Dan jangan lupakan air mata yang mengalir deras dari mata sipit nya.

"Cepatlah! Kau harus bersembunyi dan menyelamatkan putriku. Kumohon jaga dia." Wanita itu menghampiri Airin dan mencium sekilas kening putri kecil nya itu sekilas dengan air mata mengalir.

"Namanya Jennieta Athaya Zahran. Jaga dia untukku, kumohon." Setelah mengatakan itu, wanita itu langsung berlari kearah lain.

Airin yang melihat itu hendak berteriak. Namun, dia mengurungkan niat nya saat melihat gerombolan laki-laki yang tampak menyeramkan tak jauh disana.

Lekas saja Airin bersembunyi di semak semak. Dia memeluk erat tubuh gadis kecil itu sambil membekap mulut nya sendiri agar tidak berteriak saat melihat wanita tadi dibunuh secara sadis.

Air mata nya mengalir semakin kencang saat melihat pelaku pembunuhan itu justru tertawa kencang sambil menendang-nendang tubuh wanita tadi. Seorang nya lagi, melemparkan mayat laki-laki yang Airin tebak adalah suami dari wanita itu.

Airin sama sekali tidak menyangka. Dia yang terpisah dari rombongan sesama wartawan nya saat saat dalam perjalanan pulang ketenda tempat mereka kemping, justru terdampar disini dan menyaksikan adegan pembunuhan itu secara live. Dia tidak bisa melihat jelas pelaku pembunuhan itu karena kegelapan malam didalam hutan ini.

"Tunggu! Bukan nya tadi kedua dokter ini bersama anak nya? Tapi dimana anak nya itu?" Airin tersentak. Dia semakin memeluk erat gadis dipelukan nya.

Tubuh nya bergetar ketakutan. Dia menahan nafas nya saat gerombolan laki-laki itu berjalan sambil memeriksa sekitar nya dan menyinari sekitar nya dengan senter.

[✔]SEMESTÁTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang