S-02

782 189 43
                                    

🌸 🌸 🌸

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

🌸 🌸 🌸

.

.

.

Jika biasanya aku dipaksa untuk pergi ke gedung fakultas kedokteran, sekarang tidak lagi. Mungkin bisa dibilang aku adalah orang yang paling semangat untuk kesana.

Materi-materi rumit yang baru saja diberikan oleh dosen, serasa hilang tak tahu pergi kemana. Pikiranku hanya tertuju pada satu hal, gadis bercadar hitam yang sukses merebut perhatian ku dari awal mula melihat nya.

Seperti sekarang. Disaat ketiga sahabat ku sedang berkelana kesana kemari, aku hanya tegak termenung didepan pintu ruang kelas bagai patung selamat datang.

Tatapanku hanya terfokus pada dia yang sekarang terlihat sedang membaca bukunya. Aku tersenyum melihat itu. Entah kenapa hanya dengan melihat nya melakukan hal yang sederhana itu saja, hatiku jadi bahagia.

Namun senyumku memudar saat melihat beberapa gadis berpakaian serba mini menghampiri nya dan melempar buku yang sedang dibaca oleh gadis bercadar itu.

"Kau itu tidak pantas menuntut ilmu disini! Seharusnya kau pergi saja!"

"Kau berbeda dengan kami, lalu kenapa kau masih mau belajar disini?!"

"Wow, aku jadi penasaran dengan wajahmu dibalik kain hitam ini. Apakah jelek? Karena itu kau menutupinya."

Yang kulihat, gadis itu tidak beraksi apa-apa. Dia hanya diam dan menunduk.

"Kenapa kau hanya diam? Jawab!" Aku menoleh kesekelilingku untuk mencari keberadaan Lisa. Kemana perginya adik Bambam itu? Kalau dia ada disana setidaknya dia bisa membela Jennie dengan tampang bulldog gilanya itu.

Plakkhh.

Tak bisa kubiarkan saat para gadis itu memegangi Jennie dan menampar pipi Jennie, saat dia memberontak waktu para gadis itu ingin membuka cadarnya.

Saat kulihat sekelilingnya, tiada satupun yang mau membelanya. Seluruh orang, terutama laki-laki terlihat antusias melihat nya.

Ini diluar kendaliku, aku tidak tahu kenapa kaki ku melangkah cepat kearah mereka dan langsung menghentikan tangan gadis yang ingin membuka cadar nya.

Aku langsung menepis tangan Yuki yang hendak membuka cadar Jennie.

"Mau apa kau? Masih belum puas sudah diskors kemaren? Atau mau ulang lagi?" Yang kulihat Yuki tidak takut pada ancaman ku. Sepertinya gadis ini sudah biasa sehingga sudah kebal dengan hal seperti ini.

[✔]SEMESTÁTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang