9. Married

2.1K 112 4
                                    

*Happy Reading*
.
.
.
.
.

Satu minggu berlalu, tepat hari ini Ara dan Gavra resmi jadi sepasang suami istri.

"Widih bos dah married aja." Ujar kiel tersenyum jail menatap Gavra yang tepat berada dihadapannya. Gavra sudah memberitahu sahabatnya tentang kejadian dimana ia dijebak dan berakhir seperti ini, terkejut itulah yang dialami Kiel dan Azel, mereka juga sudah tau jika dalang dari semua ini adalah vael.

"Iya nih yang unboxing nanti malam." Tambah Azel menggoda Gavra, namun wajah Gavra biasa-biasa saja alias datar, justru Ara yang merasa malu mendengarnya pipinya sudah memerah bak kepiting rebus, ia sangat malu karena bukan cuma mereka yang mendengarnya banyak tamu yang sedang antri untuk menyalami mereka dan pastinya mereka juga mendengar suara Azel yang bisa dibilang keras.

"Diam!" Ucap Gavra dingin membuat Kiel dan Azel yang belum puas untuk menggoda Gavra menjadi ciut.

"Kalo sudah nikah itu jangan dingin-dingin amat nanti bini lo kabur!" ujar Kiel dengan suara yang dipelankan. Gavra sudah jengah mendengar bacotan kedua sahabatnya ini ingin sekali ia menendang mereka dari sini, menghela nafas agar tidak terbawa emosi, Gavra hanya menatap tajam kedua sahabatnya Azel dan Kiel yang melihatnya cepat-cepat turun tak lupa menaru kado mereka untuk Gavra dan Ara.

"Ah sahabat gue udah married." Teriak Divsha tanpa malu banyak orang yang melihatnya dengan tatapan yang berbeda-beda, baru kali ini Divsha malu-maluin biasanya mah sok kalem tapi kenyataannya sama aja kayak Ana pecicilan.
"Selamat ya, ini kado dari gue sama Ana." Lanjutnya sembari memeluk Ara singkat serta memberikan kadonya pada Ara.

"Woy jangan lupa sama gue." Ucap Ana melalui sambungan hp Divsha, Ana tidak bisa menghadiri pernikahan Ara karena kuliahnya tidak bisa ditinggalkan, jadi sekarang dia hanya vidio call di hp Divsha.

"Eh sorry sorry.... gue lupa hehehe." Divsha menunjukkan cengirannya sambil menyodorkan hpnya pada Ara.

"Maaf Ra gue ngak bisa hadir." Ucap Ana dengan suara menahan tangis, ia sangat ingin berada disamping Ara saat ini memberi ucapan selamat secara langsung.

"No problem." Ujar Ara tersenyum.

"Btw selamat buat lo sama Gavra semoga langgeng." Ucap Ana.

"Thanks."

"Udah kan? Ini tamu pada antri." Tanya Divsha.

"Iya." Balas Ana.

"Yaudah Ra gue ke sana dulu." ujar Divsha sembari menunjuk arah pojok hotel yang ditempati saat ini. Sedangkan Ara hanya membalasnya dengan anggukan.

Tidak henti-hentinya tamu bersalaman dengan mereka, kaki Ara sudah sangat ngilu rasanya ingin duduk tapi itu sangat tidak sopan mana ada pengantin duduk sambil bersalaman.

"Kalo capek lo duduk aja dulu!" Gavra akhirnya membuka suara setelah lama bungkam, sedari tadi dia memperhatikan Ara dari wajahnya Gavra tau jika Ara sangat capek, mereka sudah sangat lama berdiri tapi tamu tak habis-habis juga, kebanyakan tamu yang datang adalah teman bisnis ayah mereka sedangkan teman-teman mereka hanya seberapa saja yang hadir.

"Iya." jawab Ara kakinya benar-benar ingin copot rasanya, ditambah lagi  saat ini ia memakai heels yang cukup tinggi.

Jam memunjukkan pukul 08.30 semua tamu sudah pulang terkecuali keluarga dekat mereka, teman-teman mereka pun juga sudah pulang. Malam ini Gavra, Ara dan keluarga Gavra tidak akan langsung pulang karena mereka memutuskan untuk tinggal satu malam di hotel, lagi pula ini adalah hotel milik ayah Gavra, sedangkan Keluarga Ara sudah pulang.

GAV-RA [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang