19. Manja

2.1K 83 17
                                    

Sebelum baca jangan lupa vote terlebih dahulu yah:)

🥥Happy Reading🥥
💖💖💖
.
.
.
.
.

Gavra baru saja pulang dari kantor, ia melangkah masuk kedalam rumah sembari menenteng sebuah kantung yang bertulisan indomaret di tangannya.

Gavra melirik sekelilingnya, mencari seseorang yang membuatnya pulang lebih cepat dari biasanya.
"Ara?" panggil Gavra saat tidak melihat istrinya di ruang tamu ataupun di ruang keluarga, Gavra meletakkan kresek yang berisi keperluan Ara setelah itu ia melangkah menaiki tangga satu persatu.

"Ara." panggilnya lagi sambil membuka pintu dan masuk kedalam kamar. Kosong, itu yang ia dapat istrinya dan anaknya tidak ada dikamar, lalu di mana mereka? Ia lalu berjalan kearah balkom, mungkin istrinya ada di sana, namun sama disana juga tidak ada orang.

Gavra mengganti bajunya terlebih dahulu sebelum lanjut mencari istrinya yang entah dimana sekarang.

"Ara." Teriak Gavra sembari menuruni tangga dengan sedikit mempercepat jalannya.

"Ar----" Ucapannya terhenti begitu saja saat melihat pemandangan yang membuatnya meneguk ludahnya dengan kasar. Di depan sana ada Ara yang hanya menggunakan sports bra dan legging pendek yang memperlihatkan paha mulusnya.

"Eh... Kamu udah pulang?" tanya Ara yang baru saja selesai melakukan yoga, karna merasa haus ia mengambil segelas air yang sudah ia sediakan dan meneguknya sampai tandas. Saat ini mereka berada di taman belakang.

Gavra masih memperhatikan Ara, ia menolehkan kepalanya melirik anaknya yang sangat anteng di stroller.

Gavra melangkah kearah Ara, dia memeluk pinggang Ara erat dengan tangan kirinya, sedangkan tangan kanannya menyelipkan anak rambut Ara yang keluar dari ikatan.

Gavra mencium tengkuk Ara dalam dan beralih mengecup bahu Ara yang terekpos serta menggigitnya dengan gemas.

Ara mengernyitkan dahinya heran dengan sikap Gavra yang lebih manja sekarang. " Gavra ih, kamu kenapa si?" tegur Ara, Gavra malah semakin menjadi-jadi, sekarang tangannya sudah lari kemana-mana, Ara menggigit bibir bawah menahan sesuatu.

"Lepas dulu aku bau keringat tau." Ucapnya lagi mendorong dada Gavra agar sedikit lebih menjauh darinya.

"Ngak mau." Ucap Gavra dengan suara beratnya. Ia kembali mengeratkan pelukannya.

"Ahhkkk, Gavra turunin!" Ara memekik kaget saat Gavra menggendong tubuhnya seperti koala.

Gavra melangkah mendekati bangku disamping stroller anaknya.
Ara setengah mati menahan kegugupannya, ia melirik kanan kiri asalkan tidak menatap Gavra yang saat ini menatapnya intens.

"Kamu kenapa si jadi aneh kayak gini?" tanyanya.

"Aneh gimana?" tanya Gavra yang masih mengecup bahu Ara yang mulus, ia bahkan sudah mengisapnya dan membuat tanda keunguan disana.

"Gavra!" tegur Ara saat Gavra tidak berhenti mengisap bahunya.

"Hmm." Balas Gavra dengan suara serak.

"Ak---" Ucapan Ara terpotong oleh tangisan Albert. Dia baranjak dari pangkuan Gavra, lalu menjauh, membuat cowok itu mendengus kasar

GAV-RA [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang