28. Memalukan

1.7K 95 8
                                    

SEBELUM MEMBACA JANGAN LUPA VOTENYA YA:)

*HAPPY READING*
.
.
.
.
.

"Hmmppp," Ara memberontak dengan bersusah payah melepas bekapan dimulutnya. Karena sudah terlanjur jengkel, tanpa perasaan ia menggigit tangan Gavra dengan keras meninggalkan bekas kemerahan disana.

Refleks Gavra melepas bekapannya, ia tidak menyangka jika Ara akan menggigit tangannya tadi, sungguh rasanya sangat sakit. Ia meringis melihat bekas gigitan istri galaknya itu.

"Tangan kamu bau tai kucing," dengus Ara sambil mengusap-ngusap hidung dan bibirnya.

Gavra memutar bola matanya malas, tangan kekarnya menyentil bibir Ara. "Sembarangan," ucapnya.

"Cium sendiri kalo gak percaya!!" sinis Ara. Dengan bodohnya Gavra mencium tangannya, setelah sudah, ia mengernyitkan dahinya ia merasa tangannya tidak bau tai kucing, matanya membelalak saat tau dirinya dibodohi, sedangkan Ara dengan mati-matian menahan tawanya.

"Makan tuh tai kucing." Gavra melemparkan sesuatu ke wajah Ara, dengan sigap Ara menangkapnya, namun setelah itu matanya langsung memejam menahan malu, sekarang wajahnya pasti sudah memerah, bisa-bisanya suaminya itu memberikannya sebuah hadiah lingerie, itu sangat memalukan pikirnya. Yap, hadiah terakhirnya adalah lingerie😂.

Gavra mengernyitkan dahinya saat melihat Ara yang tidak juga membuka matanya, senyuman jahil terbit dibibirnya saat menyadari jika istrinya itu sedang salting, lihat, wajahnya saja sudah memerah bak kepiting rebus.

Tawa Gavra pecah seketika, cowok itu tidak lagi mementingkan jika suaranya akan terdengar sampai keluar, bodoamat pikirnya.

Mendengar tawa Gavra, Ara langsung membuka matanya, wanita itu menatap kesal suaminya yang masih menertawai dirinya, apanya yang lucu coba? Bagi Ara tidak ada yang lucu, justru hal itu sangat memalukan baginya.

"Aduh duh duh," tiba-tiba Gavra mengaduh kesakitan. Ara, wanita itu menjewer telinga suaminya dengan keras bahkan saking gemasnya ia menarik sambil memutar telinga suaminya, kebayang gak sih sakitnya. Kasian banget bapak Gavra hu hu hu.

"Ar lepasin dong sakit ini, kamu kdrt mula sama aku!" ucapnya sembari meringis, alih-alih melepaskannya Ara malah semakin keras menjewer telinga suaminya.

"Rasain siapa suruh beli hadiah kayak gitu." Desisnya tajam sambil melototkan matanya pada Gavra, sedangkan Gavra cowok itu menatap Ara dengan wajah memelas, telinganya terasa sangat perih, tidak lagi ia membeli hadiah seperti itu untuk istrinya, sebenarnya ia hanya iseng membeli lingerie itu karena ia ingin mengerjai Ara yang setiap hari membuatnya kesal.

Ceklek
Tiba-tiba pintu kamar mereka terbuka. Mira, dialah yang membuka pintu itu, sedari tadi ia penasaran apa yang membuat kakak dan kakak iparnya itu ribut di malam hari.

Ara dan Gavra dibuat terkejut, tapi setelahnya mereka bernapas lega bersyukur karena Mira yang membuka pintu bukan orang tua mereka.

Ara yang menyadari jika tatapan Mira mengarah pada lingerie yang ada di pangkuannya itu langsung menyembunyikannya, oh astaga ia yakin pasti Mira sudah berpikiran macam-macam sekarang. Ingatkan dirinya untuk nanti memberi pelajaran pada suami cerobohnya ini.

"Eh maaf ganggu ya, aku saranin nih kalo mau ehem-eheman jangan ribut banget, karena di sini lagi banyak tamu heheheh." Hanya itu yang ia ucapkan setelah itu ia kembali menutup pintu. Mendengar hal itu,  Gavra dan Ara menjadi cengoh dibuatnya, wajah kedua pasutri itu sudah memerah seperti tomat masak.

Dengan bruntal Ara memukul Gavra tanpa ampun, ia sangat malu, mau ditaru dimana wajahnya besok pagi, ia yakin Mira tidak akan tinggal diam. Pasti besok dirinya akan menjadi bahan ledekan.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 21, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

GAV-RA [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang