25. Kecebong

1.5K 70 4
                                    

JANGAN LUPA FOLLOW PENULIS
DAN JANGAN LUPA JUGA VOTE TERLEBIH DAHULU!!!!

*Happy Reading*
.
.
.
.
.

Ceklek
Suara pintu terbuka mengalihkan atensi Gavra yang semula menatap berkas-berkas berganti menjadi menatap wanita di depan pintu ruang kerjanya dengan menggendong Albert.

"Maaf...aku ganggu kamu ya?" ucap Ara meringis saat melihat tumpukan berkas di atas meja kerja Gavra, ia jadi merasa bersalah sekarang sudah mengganggu suaminya bekerja. Perempuan itu berniat kembali menutup pintu namun suara Gavra mencegahnya terlebih dahulu.

"Kamu mau apa?" tanya cowok itu dengan lembut, ia berjalan dan berhenti tepat di hadapan Ara. Sesibuk-sibuknya dirinya ia tidak akan pernah lupa akan waktunya bersama keluarga. Melihat wajah Ara tadi, ia tau jika wanita itu membutuhkan sesuatu darinya.

"Ngak jadi, kamu selesain tugas dulu sana!" Ara mendorong bahu Gavra dengan pelan untuk kembali ketempat duduknya dan menyelesaikan pekerjaannya.

Gavra menggelengkan kepalanya tanda tidak mau. "Bilang aja!!" desaknya.

"Aku cuma mau titip Al tadinya, tapi ngak jadi."

"Emangnya kamu mau kemana?"

"Masak doang,"

"Yaudah Al sekarang sama daddy, mommy mau masak dulu..oke," ucap Gavra sembari mengambil Al dalam gendongan Ara. Bayi itu sekarang sudah berumur 11 bulan lebih seminggu dan sedang aktif-aktifnya. Semakin besar wajah bayi itu semakin mirip dengan wajahnya.

"Gak papa emang?" tanya Ara.

"Udah sana kamu masak aja!" Gavra memberikan kecupan singkat di pipi Ara sebelum ia berlalu dari sana. Membawa anaknya keruang bermain yang telah ia buatkan khusus untuk tempat anaknya bermain.

Ara tersenyum melihat itu. Tidak ingin membuang-buang waktu, segera ia menuju dapur dan membuat makan siang untuknya dan untuk Gavra.

"Sayang ini Al kenapa gak berhenti nangis dari tadi?" Gavra baru saja datang dan mengadukan tentang Al yang tak kunjung berhenti menangis, bayi itu seperti menginginkan sesuatu. Ia sudah membujuk dengan segala caranya namun bukannya berhenti, tangisan anaknya itu semakin besar.

"Mungkin mau makan," ucap Ara, perempuan itu mengambil alih Albert. Ia lalu mengambil semangkuk bubur dan membuatkannya untuk Albert. Seakan tau bayi laki-laki itu tertawa riang ketika melihat Ara membuatkannya bubur.

"Al sama daddy ya, mom mau masak dulu," ucap Ara, namun direspon gelengan lucu oleh anaknya, wajah Al menekuk ke bawah dengan wajah cemberutnya, pipi temben anak itu menjadi semakin penuh karna di tekuk membuat Ara menjadi gemas terhadapnya.

"Kenapa ngak mau?" tanya Ara lagi, Al kembali menggeleng lucu, entah apa yang membuat bayi itu tidak ingin bersama ayahnya. Sedangkan Gavra yang melihat itu menjadi kesal anakanya ini sudah pintar memilih-milih pikirnya.

"Aut," hanya itu yang keluar dari mulut Albert, bayi itu menatap polos wajah ibunya.

"Aut?" beo Ara, dan anaknya itu mengangguk membenarkan. Ara nampak berpikir apa itu aut?, bahasa bayi memang sulit untuk ia mengerti dan ini bukan untuk pertama kalinya.

"Aut, aut, aut," gumam Ara berkali-kali untuk bisa tau kata jelas dari ucapan anaknya itu yang kelewat sulit di mengerti. Gavra juga ikut berpikir apa itu aut?

Setelah lama berpikir Ara tiba-tiba mendapatkan pencerahan. "Al takut sama daddy?" tanyanya pada Al yang ada dalam gendongannya. Bayi itu merempos dengan anggukan polos, ia sedikit mengerti apa yang dimaksud ibunyanya tadi makanya ia mengangguk. Wajahnya ia tenggelamkan pada dada Ara karna takut di ambil ayahnya dan jari-jari mungilnnya juga mencengkram baju Ara dengan kencang.

GAV-RA [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang