12. Party

1.8K 97 1
                                    

*Happy Reading*
.
.
.
.
.

"Kok pulangnya cepat banget sih Gav," Ujar Ara dengan wajah yang ditekuk.
"Aku bosan tau kalo dirumah mulu." Lanjutnya.

"Kalo bosan lo boleh keluar asalkan ada yang temani atau----" Gavra menggantungkan ucapannya membuat Ara menjadi penasaran saja.

"Atau apa?"

"Atau keluar sama gue juga boleh." Ucap Gavra.
"Ra?" panggil Gavra menolehkan kepalanya sebentar kesamping untuk melihat Ara dan kembali lagi fokos menyetir.

"Apa?" balas Ara yang juga melihat kearah Gavra yang fokus menyetir.

"Lo tetap mau kuliah?" tanya Gavra dengan ragu-ragu, ia takut jika nanti Ara merasa tersinggung dengan perkataannya barusan.

"Emm gue...gue ngak tau Gav." Ara kembali mengingat kuliahnya, dengan keadaannya sekarang ia tak yakin untuk bisa lanjut kuliah, di satu sisi ia ingin berhenti saja tapi disisi lain ia masih ingin menikmati masa-masa kuliah yang tidak bisa diulangi lagi suatu saat.

"Kenapa?"

"Gue mau berhenti demi dia---," Ucap Ara sembari mengelus perutnya.
"Tapi gue masih pengen kejar cita-cita gue." Ucap Ara dengan nada lesuh. Semua impiannya sudah buyar, keinginan untuk membanggakan orang tuanya sudah pupus.

"Menurut gue lo berhenti aja fokus sama anak kita, nanti kalo udah lahiran kan bisa kuliah lagi." Ucap Gavra yang sudah memberhentikan mesin mobil tepat didalam garasi rumah mereka.

Keduanya pun turun dari mobil, dan masuk kedalam rumah.

"Gav?" panggil Ara yang sudah duduk di atas tempat tidur.
"Gue mau berhenti aja, tapi lo ngak masalah punya istri yang cuman punya ijazah sma?" tanya Ara sembari menatap wajah Gavra yang sangat terlihat tampan dengan rambut yang sedikit acak-acakan.

"Gue ngak masalah, itu demi kebaikan anak kita juga." Ucap Gavra bangkit dari duduknya dan berjalan menuju kamar mandi untuk mandi.

Kata anak kita yang keluar dari mulut Gavra barusan membuat Ara menjadi salah tingkah, baru kali ini Gavra menyebut anak dalam kendungannya dengan sebutan anak kita dua kali pula, ia saja tidak pernah menyebut seperti itu karena itu sangat menggelikkan menurutnya.

"Siap-siap!" suara tiba-tiba itu membuat Ara sangat kaget, Baju yang saat ini ia pegang tidak sengaja jatuh dari tangannya, tadi ia sedang ingin menutup lemari yang ada dalam walk in closet setelah mengambil baju yang akan ia gunakan selesai mandi, tapi ia  malah kaget dengan suara tadi yang tak lain adalah suara Gavra yang baru selesai mandi saking terkejutnya alhasil baju yang ada dalam genggamannya malah terjatuh dan sialnya pakaian dalamnya juga ada disitu, dalam hati Ara sudah menyumpah serampahi Gavra yang sudah membuatnya kepalang kaget plus malu.

Semenjak menikah Ara tidak pernah memakai bajunya dalam walk in closet melainkan ia selalu memakainya langsung dikamar mandi. Beda dengan Gavra.

Ara memungut pakaiannya dengan kasar karena sudah kepalang malu, br* dan c* nya dilihat oleh Gavra. Sedangkan Gavra dengan santai bersandar pada pintu dengan tangan yang dilipat didepan dada memperhatikan apa yang dilakukan oleh Ara.

"Besar juga." Ujar Gavra yang masih memperhatikan Ara.

"Ambigu tau ngak." Ucap Ara dengan kesal tanpa sadar melempar sesuatu yang ada dalam genggamannya tepat ke wajah Gavra. Dan sialnya ia bertambah malu setelah sadar dengan apa yang barusan ia lempar.

GAV-RA [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang