*Happy Reading*
.
.
.
.
.3 bulan kemudian......
Cahaya matahari yang masuk melalui celah-celah gorden, membuat seorang wanita menjadi terbangun ia adalah Ara. Ara mengerjab-ngerjabkan matanya, merenggangkan otot-otot tubuhnya yang terasa kaku.
Setelah kesadarannya terkumpul, ia menoleh kesamping melihat Gavra yang masih tertidur dengan nyenyak.
Ia bangkit dan berjalan kearah box bayi yang berada di depan tempat tidur mereka. Ia menyunggingkan senyumnya saat melihat putranya yang masih anteng, jika dilihat putranya itu sangat mirip dengan Gavra, mulai dari matanya, hidungnya, alisnya, bahkan bibirnya pun sangat mirip dengan Gavra, benar-benar foto copian wajah Gavra.
Padahal dia yang mengandung selama 9 bulan.Sebelum putranya itu terbangun, ia cepat-cepat mengambil handuk berniat untuk membersihkan diri.
10 menit Ara butuhkan untuk mandi, ia mengosok-gosokkan handuk kecil dikepalanya sembari berjalan kearah meja rias, ia menyisir rambutnya yang masih basah, memakai sedikit bedak tak lupa pelembab bibir agar bibirnya tidak terlihat kering, setelah selesai ia memutuskan untuk membuat sarapan terlebih dahulu.
Setelah habis memasak Ara melanjutkan untuk mencuci baju dan menyapu, dirumah mereka memang tidak memiliki pembantu itu adalah permintaan Ara, Gavra sudah menolaknnya akan tetapi Ara tetap kekuh.
Jarum jam menunjukkan pukul setengah tujuh pagi, Gavra dan anaknya belum bangun, Ara melangkahkan kakinya menaiki tangga satu persatu. Dengan pelan ia membuka pintu dan kembali menutupnya, ia berjalan kearah Gavra sambil menggelengkan kepalanya melihat Gavra tertidur dengan gaya yang abstrak.
"Gav bangun." Ara mengguncang-guncangkan lengan Gavra, ia mengambil selimut yang berada dilantai dan melipatnya.
Ara kembali kesamping Gavra dan mencoba membangunkan Gavra.
Bukannya bangun Gavra malah menarik Ara keatas tubuhnya yang shirtless. "Eh, Ga-Gav kam----"
"Kaki aku udah ngak papa." Ucap Gavra yang sudah membuka matanya menatap Ara yang ada di atasnya, ia menyelipkan anak rambut Ara kebelakang telinga, dan mengelus pipi Ara yang masih cabby. Ia menatap Ara dengan intens sambil semakin mendekatkan jarak antara wajah mereka, sekarang ia bisa merasakan hembusan nafas Ara yang sangat hangat diwajahnya.
Matanya masih tetap menatap wajah Ara mulai dari alis yang tidak terlalu tebal namun memiliki bentuk yang sangat sempurna, mata yang manis dihiasi bulu mata lentik, hidung yang mancung seperti perosotan, dan terakhir pandangannya jatuh pada bibir ranum berwarna merah alami yang sangat menggoda baginya, bibir itu sudah menjadi candu baginya.
Gue mikiran apa anjir. Batinnya.
Gavra menggeleng-gelengkan kepalanya berniat menghalau pikiran mesumnya itu.
Gavra bangkit dari duduknya dan otomatis Ara juga duduk tepatnya dipangkuan Gavra, Ara menahan kegugupannya, ia dengan ragu-ragu mengangkat wajahnya menatap Gavra, namun ia terkejut melihat wajah Gavra yang hanya berjarak 5 cm dari wajahnya, ia cepat-cepat memberi jarak namun Gavra lebih dulu menariknya untuk lebih dekat.
Tangan kanan Gavra memegang dagu Ara dan tangan kirinya berada dipinggang Ara, ia semakin mendekatkan wajahnya sedikit lagi bibir mereka akan bertemu, namun semuanya menjadi gagal karna sebuah tangisan yang mengisi keheningan di kamar mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
GAV-RA [ON GOING]
Novela JuvenilHarap mem-follow sebelum membaca!!!!! Trisha Chiara Xavier yang biasanya dipanggil Ara adalah gadis yang memiliki sifat lembut, dan memiliki wajah yang sangat cantik. Alrez Gavra Ivander atau yang biasa dipanggil Gavra adalah cowok yang kadang-kadan...