14. Ngidam 2

1.8K 87 1
                                    

*Happy Reading*
.
.
.
.
.


Seorang wanita yang masuk kedalam sebuah kamar mendengus melihat suaminya yang masih saja molor dengan gaya yang sangat tidak elit, dengan perlahan ia berjalan menuju gorden setelah menyibaknya ia kembali berjalan ketempat tidur untuk membangunkan Gavra yang sepertinya tidak merasa terusik sama sekali dengan cahaya matahari.

"Gavra bangun, ini udah jam setengah 8 kamu nanti terlambat pergi kerjanya?" Ara menggoyangkan lengan Gavra agar ia merasa terusik, namun itu sama sekali tidak mempan, malah Gavra semakin menaikkan selimutnya sampai menutupi setengah wajahnya.

Ara menghembuskan napasnya pelan mencoba untuk bersabar dalam membangunkan suaminya yang sangat kebo ini.

"Gav bangun!" ujar Ara dengan tangan yang tidak berhenti menggoyangkan lengan Gavra, merasa terusik akhirnya Gavra membuka matanya namun hanya sekilas saja dan ia kembali menutup matanya.

Ara yang mengira jika Gavra akan bangun berdecak kesal ditempatnya ketika melihat Gavra yang kembali menutup matanya dengan rapat.
"Aku hitung sampe tiga kalo kamu ngak bangun juga nanti malam kamu tidur di luar!"

Yap hanya diberi ancaman seperti itu saja Gavra langsung membuka matanya dan bangkit dari tempat tidur.

Ara memutar bola matanya baru diancam begitu saja Gavra langsung bangun jika ia tau sedari tadi ia sudah melakukannya.

"Cepat mandi sana, terus turun buat makan!"

"Baik kanjeng ratu." Balas Gavra dengan wajah yang terlihat masih mengantuk bahkan matanya masih mengerjap-ngerjap menyesuaikan cahaya yang masuk keretina matanya, dengan perlahan Gavra berjalan menuju kamar mandi.

Ara yang melihat kelakuan suaminya itu menggeleng-gelengkan kepalanya semakin kesini Gavra semakin berubah pikirnya atau dia saja yang tidak tau sifat asli Gavra.

Tidak mau lama-lama memikirkan perubahan Gavra, Ara memilih untuk menyiapkan baju yang akan dipakai Gavra untuk kekantor.

Setelah sudah siap ia lalu turun dan menyiapkan makanan.

Sedangkan Gavra yang baru saja keluar dari kamar mandi mengernyitkan dahinya saat melihat baju yang disiapkan Ara bukanlah baju untuk kekantor melainkan hanya sebuah kaos berwarna pink oversize milik Ara dan celana selutut yang benar saja istrinya itu.

"Ara?" teriak Gavra agar Ara mendengarnya.

"Iya kenapa?" tanya Ara balik dengan teriak juga.

"Baju kerja aku mana?"

"Tuh ditempat tidur!" tunjuk Ara yang baru saja sampai kelantai atas.

"Baju kantor Ara."

"Kamu pake itu aja."

"Kamu serius aku pake kaos kamu sama celana selutut kekantor?"

"Iya emangnya kenapa?"

"Masalahnya aku nanti ada meeting Ara." Ujar Gavra dengan greget.

"Tapi aku pengen kamu pake itu kekantor!" Ucap Ara dengan wajah yang ditekuk.

Gavra mengacak-acak rambutnya kesal, ia yakin pasti ini ulah anaknya lagi.

GAV-RA [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang