26. Gavra & Ara

1.1K 68 2
                                    

VOTE TERLEBIH DAHULU!!

*HAPPY READING*
.
.
.
.
.

Pukul 04.00 sore.

Ara mengerjab-ngerjabkan kan matanya yang terasa sangat berat untuk terbuka, Mulutnya menguap, saat berhasil membuka matanya hal pertama yang ia lihat adalah wajah tampan suaminya yang masih tertidur.

Kedua bola mata wanita itu meneliti wajah suaminya tanpa satupun terlewatkan. Tangannya terangkat mengusap surai hitam legam milik Gavra, dan beralih ke hidung bagai perosotan milik suaminya. Ia iri jika melihat hidung milik Gavra apalagi bulu mata milik suaminya itu lebih indah dari pada miliknya. Sibuk mengagumi ketampanan suaminya, Ara tidak menyadari jika Gavra sudah terbangun namun ia tidak membuka matanya, pria itu menikmati elusan tangan lembut milik Ara di kulit wajahnya.

Ketika Ara sudah berhenti mengelus wajahnya, secara perlahan Gavra membuka matanya dan mendapati pemandangan yang sangat indah, bibirnya mengukir sebuah senyuman menatap mata Ara yang saat ini menatap dirinya dengan polos.

Tangan cowok itu terangkat mengelus pipi Ara. Ara mengalihkan tatapannya enggan untuk menatap lama Gavra, karena itu akan membuat jantungnya ingin keluar. Sedangkan Gavra masih menatap Ara, ia tau istrinya itu tidak suka jika terlalu lama ditatap, tangannya tidak berhenti mengelus pipi cubby istrinya.

Suara bayi mengalihkan atensi mereka, Ara lalu menyingkirkan kepala Gavra dari atasnya, dan melangkah ke box bayi tempat anaknya tidur. Sedangkan Gavra, pria itu mendengus pelan merasa kehilangan.

Senyum wanita itu mengembang saat melihat Albert yang tersenyum melihatnya, tangan Ara terjulur mengambil Al dan menggendongnya. Anaknya sudah lama tertidur, Ara yakin malam ini ia akan begadang lagi, belakangan ini Al selalu tidur tengah malam, entah apa yang membuat bayi itu tahan, padahal biasanya bayi memiliki jam tidur yang banyak. Hari sudah sore jadi ia akan memandikan Al terlebih dahulu setelah itu dirinya.

"Gav jangan tidur lagi!" peringat Ara, karena jika tidak diingatkan suami kebonya itu akan kembali tidur. Gavra hanya bergumam tidak jelas, laki-laki itu sedang menenggelamkan kepalanya di bantal dengan badan tengkurap.

Melihat itu Ara menggelengkan kepalanya, tidak ingin ambil pusing, wanita itu menaruh Albert di kasur tepatnya disamping Gavra, setelah itu ia berlalu dari sana untuk mengambil pakaian anaknya.

Buk

Pukulan yang cukup keras itu mengagetkan Gavra, matanya mengerjab-ngerjab, setelah berhasil terbuka pandangan pertama yang matanya lihat adalah wajah watados milik anaknya yang sedang tersenyum memperlihatkan gigi yang baru tumbuh 4 itu menambah kesan gemas, ingin sekali Gavra membantingnya sekarang juga eehh bercanda tapi, yakali ia membanting anaknya dikira barang kali.

Kali ini bayi itu menjambak rambut legamnya, Gavra meringis kesakitan kekuatan bayi itu tidaklah main-main, alih-alih melepaskannya bayi itu malah semakin menarik rambut ayahnya dengan tubuh gembulnya yang merangkat ke atas punggung Gavra yang masih tengkurap.

Gavra berusaha melepas tangan anaknya, ia melihat kanan kirinya namun Ara tidak ada disana, kemana istrinya itu. Kulit kepalanya sudah sakit berkat tarikan maut milik anaknya.

"Lepas ya! kepala Daddy sakit ini!" pinta Gavra dengan pelan berusaha menyingkirkan tangan anaknya.
Dengan susah payah ia membalik tubuhnya, Gavra memperbaiki letak duduk Albert yang semulah berada dipunggungnya beralih menjadi di atas perutnya. Anaknya itu tidak berhenti menatapnya dengan senyuman. Tangan mungil bayi itu masuk ke dalam baju milih Gavra, tak tanggung-tanggung bayi itu menggigit pipi Gavra dengan kencang.

GAV-RA [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang