*Happy Reading*
.
.
.
.
."Eh Ar kemarin lo kenapa ngak masuk?" tanya Divsha.
Sekarang Ara sedang berada di kampus sebenarnya ia tidak ingin datang karena merasa kurang sehat, ia terus merasa mual sejak pagi tadi, dan Ara belum sama sekali makan padahal jam sudah menunjukkan pukul 1 lewat dan Ara sudah melewatkan sarapan paginya karena setiap apa yang mau masuk kemulutnya pasti ia akan mual, ia pusing makanan apa yang harus ia makan jika seperti ini, mualnya semakin para saja.
"Gue baik-baik aja." Jawab Ara, Divsha merasa ada yang aneh dengan Ara saat ini wajahnya sangat pucat dan saat diajak kekantin Ara terus menolak, dan yang paling parahnya saat ia memberi roti Ara malah berlari ke kamar mandi.
"Ra lo sembunyiin sesuatu dari gue? Cerita Ra kalo loh emang punya masalah, gue sahabat lo, gue tau mungkin masalah lo kali ini sulit buat lo cerita tapi gue akan tunggu kapanpun lo mau cerita Ra." Divsha berucap dengan sangat tulus membuat Ara langsung memeluk sahabatnya itu tanpa sadar air matanya mengalir, ia sangat beruntung memiliki sahabat yang selalu ada di sampingnya baik suka maupun duka.
Divsha mengusap bahu Ara yang bergetar karena menahan isakannya, Divsha tau kali ini masalah Ara pasti bukanlah masalah biasa dilihat dari wajahnya saja Ara sangat tertekan, dan yang bisa Divsha lakukan adalah hanya memberikan semangat buat Ara.
"Ada yang mau gue omongin sama lo Div," Ara sudah memikirkan matang-matang kalau ia harus memberitahu Divsha jika saat ini ia hamil, tidak mungkin ia terus menyembunyikan hal ini pasti kedepan juga semuanya akan terbongkar, Ara yakin ini adalah waktu yang tepat, Ara melepas pelukannya dan mengusap air matanya yang masih saja mengalir di pipi mulusnya.
Hanya Divsha yang ada disini sedangkan Ana tidak bersama mereka karena berbeda kampus, sudah satu bulan mereka berpisah dengan Ana.
"Tapi janji kalo gue jujur jangan jauhin gue."
"Lo ngomong apa sih, gue ngak akan jauhin lo Ar, btw lo kenapa sih?"
Menarik nafas secara perlahan agar merasa sedikit lebih tenang Ara menceritakan semuanya pada Divsha dari dia diculik dan diberikan obat perangsang sampai dimana ia melakukan hal yang seharusnya tidak ia lakukan. Di sela-sela Ara menceritakan kejadian itu pada Divsha air matanya kembali turun Divsha yang melihatnya merasa tak tegah kemudian menarik Ara untuk masuk kedalam pelukannya lagi.
Kaget itulah yang saat ini Divsha rasakan setelah mendengar cerita dari Ara, ternyata masalah yang Ara alami sangat besar semuanya tidak sesuai dengan ekspetasinya ia kira masalahnya tidak akan serumit ini tapi itulah takdir, Divsha pun tak bisa melakukan apa-apa.
"Lo yang sabar Ra, gue ngak bisa lakukan apa-apa selain kasih lo support, gue yakin lo bisa lalui masalah ini," ucap Divsha.
"Jadi lo bakal nikah sama Gavra?" lanjut Divsha bertanya."Iya minggu depan."
"what lo serius secepat itu?" tanya Divsha.
"Gue udah tolak Div tapi mau gimana lagi ayah ngak terima penolakan dari gue, dan Gavra yang gue andelin aja langsung jawab iya, ngak ada yang dipihak gue." Ucap Ara dengan kesal sekarang ia tak menangis lagi, karena percuma pikirnya untuk apa menagis lagian semuanya ngak akan bisa kembali seperti semula, apa yang terjadi sudah tidak bisa diubah lagi, Ara hanya berharap semuanya berjalan lancar.
KAMU SEDANG MEMBACA
GAV-RA [ON GOING]
Fiksi RemajaHarap mem-follow sebelum membaca!!!!! Trisha Chiara Xavier yang biasanya dipanggil Ara adalah gadis yang memiliki sifat lembut, dan memiliki wajah yang sangat cantik. Alrez Gavra Ivander atau yang biasa dipanggil Gavra adalah cowok yang kadang-kadan...