16. Balapan

1.6K 91 2
                                    

*Happy Reading*
.
.
.
.
.

Kandungan Ara sekarang sudah berusia 9 bulan dan tinggal menghitung hari saja ia akan melahirkan anak pertamanya. Dan beberapa bulan yang lalu Kiel dan Divsha telah resmi menikah.

Saat ini Ara sedang duduk di balkom kamar sembari menikmati susu hangat yang baru saja ia buat, menyesapnya dengan perlahan, harum strawberry begitu sangat tercium, dari dulu ia tidak pernah mengganti rasa susu hamilnya karena ia memang tidak terlalu menyukai rasa lain selain rasa strawberry.

Ia perlahan menutup matanya menikmati angin yang berhembus menerpa kulit wajahnya yang sangat mulus, rambut yang bergelombang dibawahnya itu berayun-ayun tertiup angin. Angin yang menyejukkan membuatnya merasa tenang, karna sedari tadi ia merasa aneh dan gelisah.

Pikirannya dari tadi hanya tertuju pada Gavra.

Ting nong....ting nong....ting nong....
Suara bel terus saja berbunyi mengganggu ketenangan Ara, ia lalu melirik jam ditangannya ini baru pukul 1 dan Gavra bilang jika ia pulang jam 3 artinya itu bukan Gavra, tapi bisa jadi Gavra memutuskan untuk pulang cepat bukan?

Ting nong.....
Bel berbunyi lagi.

Tidak ingin membuat tamunya lama menunggu Ara lalu berjalan ke pintu utama.

Ceklek

"Surprise."

Ara mengusap-usap dadanya karena sangat terkejut.
"Kakak?" beonya.

"Kaget kan?" Aksel lalu masuk kedalam tanpa di suruh.

Ara mendengus melihat itu, kakaknya memang tidak berubah selalu saja seenaknya. Ia kembali menutup pintu setelah itu menuju ruang tamu dimana disana sudah ada kakaknya.

"Buat apa kesini?" tanya Ara menatap Aksel dengan datar, hari ini moodnya sedang tidak baik.

Aksel lalu mengalihkan atensinya dari benda pipi yang digenggamnya.
"Bawa oleh-oleh buat keponakan." Jawabnya dengan santai sembari menaruh sebuah paper bag di meja. Aksel baru saja pulang dari new york kemarin.

Ara memutar bola matanya kesal.
"Cuma itu?" tanyanya lagi.

Aksel menggeleng.

"Terus apa lagi?"

"Mau ketemu sama adek gue yang bontot." Ucap Aksel dengan santai yang malah semakin menambah kekesalan Ara.

"Ara ngak bontot." Ucap Ara dengan mata yang mulai berkaca-kaca, ia sangat tidak suka jika dirinya dibilang bontot alias gendut, ia yakini memang dirinya gendut, timbangannya saja sudah naik 15 kilo tapi itu karena ia sedang hamil.

Aksel menjadi kalang kabut saat melihat mata Ara yang berkaca-kaca siap menumpahkan air matanya.
"Eh kok malah jadi nangis, kakak cuma bercanda tadi." Ucapnya dengan panik seraya mendekati Ara yang sudah sesenggukan.

"Jangan nangis dong Ra." Aksel berusaha menenangkan Ara dengan mengusap-ngusap bahu Ara.

"Gue bakal kabulin apapun yang lo minta tapi syaratnya lo harus berhenti nangis." Ucapnya.

Tangisan Ara mulai mereda tapi masih ada sesenggukan disana.

"Beneran?"

GAV-RA [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang