Selamat membacaa
Semoga suka°
Aku mau mendampingi dirimu
Aku mau cintai kekuranganmu
Slalu bersedia bahagiakanmu
Apap--
"Aku tau suara Kakak bagus, tapi please ini masih pagi. Gak malu apa di denger tetangga, tukang sayur juga merhatiin Kakak."
Kehadiran Rizki yang menenteng sepatunya sambil berkata itu menghentikan mulutku yang sedang bernyanyi. Jelas kata-kata itu untukku, karena hanya aku yang sedang duduk sendirian di teras sebelum dia datang.
Aku menoleh ke Rizki yang duduk disebelahku berbatas meja bundar ditengah kursi. "Pagi-pagi udah sewot aja," ucapku.
"Bukan sewot itu, tapi negur. Tau kan bedanya?" ujar Rizki sambil memakai sepatunya.
"Tau."
"Yaudah."
Apapun terjadi
Ku janjikan aku ada
Aku baru saja berdiri sambil menyelesaikan lirik lagu yang aku nyanyikan tadi. Baru-baru ini aku memikirkan acara kelulusan nanti. Aku belum bicara ke Fian kalau dia mau atau nggak jadi partner duetku.
"Dasar gila!" ucap Rizki pelan yang aku hiraukan.
Langkahku kini berjalan di tepi jalan masih di depan rumahku. Aku mau menunggu Fian yang sekarang baru muncul keluar dari dalam rumahnya bersamaan dengan ayahnya.
Hari pertama ujian rasanya deg-deg an. Belum lagi sehari lebih dari 1 mapel pasti otak ini penuh dengan materi yang belum juga terpahami dengan baik.
"Kesiangan gak sih, yan?" tanyaku setelah Fian sampai di depanku dan kini kita berdua berjalan bersamaan.
"Enggaklah, masuknya juga jam tujuh lebih. Sekarang masih jam enam lima belas," jawab Fian sambil melirik jam tangan berwarna hitam di pergelangan tangannya.
"Jam baru nih?" Aku melirik Fian.
Fian terkekeh dan membuatku heran. "Baru dari mananya? Ini mah udah lama beli tapi gak pernah aku pake," ucapnya.
"Kenapa gak dipake dari dulu? Kamu gak suka pake jam tangan?" tanyaku sambil menatap Fian.
"Suka, cuma dari dulu tuh gak suka sama modelnya aja."
"Oh gitu." Aku mengangguk-angguk kepalaku lalu menatap kakiku.
Bibirku tersenyum menatap langkah kakiku dan langkah kaki Fian. Gak ada angin ataupun hujan, entah kenapa rasanya pengen senyum-senyum sendiri.
Jadi, semalem, tengah malem Fian chat aku katanya mau berangkat sekolah bareng dan gak pake motor dia. Tapi chat itu baru aku baca subuh-subuh tadi. Dari situ aku sudah tersenyum-senyum sendiri.
"Manis banget sih, udah dibilangin kalau mau senyum tuh liat aku aja," ucap Fian yang ikut menatap apa yang aku tatap.
Aku masih tersenyum dan menoleh ke Fian. "Kayak gini?" ucapku sambil tersenyum.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Neighbor is Mine [TAMAT]
Teen Fiction♥FOLLOW DULU SEBELUM BACA♥ --- Kisah cintaku berawal dari air mineral yang kata dia ada manis-manisnya kayak aku. "yang, eh, yan. Aduh. Air mineralnya yang itu satu dong." Baru aja sampe dah salah ngomong aja aku. "Gapapa. Panggil sayang aja juga...